Ridwan: Raka, apakah kau ingin ikut aku berlatih?
Raka: Berlatih apa?
Ridwan: Berlatih bela diri, pencak silat.
Raka: Apa? Berlatih bela diri? T-tapi aku takut.
Ridwan: Buat apa takut? Kita berlatih untuk berjaga-jaga.
Raka: T-tapi...
Ridwan: Ah sudahlah, kalau tidak, aku tidak akan ikut ke event.
Raka: Ah, baiklah.
Ridwan: Ya, begitulah.
Sistem: Quest baru, buatlah crew dan rekrut Raka.
Reward: 500 koin dan teknik langka.
Ridwan: (Wah, quest baru.)
Ridwan: Oh iya, bagaimana kita membuat crew?
Raka: Apa? Membuat crew? Tapi kita kan hanya 2 orang, dan aku masih lemah.
Ridwan: Tenang, aku bisa merekrut seseorang.
Raka: Hmmm, siapa?
Ridwan: Tunggu dulu, nanti kamu akan tahu.
Raka: Oke, oke. Jadi kapan kita latihan?
Ridwan: Besok, setelah pulang sekolah.
Raka: Baiklah.
Sistem: Selamat, anda berhasil membuat sebuah crew. Apakah anda ingin menamai crew tersebut sekarang atau nanti?
Ridwan: Nanti.
Sistem: Oke.
Raka: Hmm, aku sudah mulai merasa lebih baik. Kalau begitu, mendingan kita ke kelas lagi.
Ridwan: Ah, baiklah. Padahal kalau bisa kita di sini dulu biar gak belajar.
Raka: Ah, gak lah, aku butuh nilai.
Ridwan: Ah, ayo lah.
Di kelas...
Ridwan: Ah, males banget sih.
Sistem: Side quest, kalahkan preman yang mem-bully di belakang sekolah dan selamatkan seorang murid setelah pulang sekolah. Reward: 500 koin dan teknik langka.
Ridwan: Wow, ini sangat bagus. Hahaha.
Raka: Kamu kenapa?
Ridwan: Ah, gak papa.
Pak Asep: Ridwan!! Kau sangat berisik! Keluar kau dari kelas dan bawa ember berisi air dua.
Ridwan: Hiks, nasib.
Ridwan pun membawa ember berisi air lalu...
Ridwan melihat seorang anak yang dipaksa oleh seseorang...
??? : Sini, kau ikut kami.
Anak tersebut: Ah, baik.
Anak tersebut terlihat meminta tolong.
Ridwan: Ah, sudahlah, jika aku terlibat, nanti kena masalah lagi.
Ridwan pun pergi ke depan pintu kelas.
Ridwan: Cih, dasar guru tidak adil.
Saat istirahat...
Ridwan memasuki kelas. *Ini udah dikembangkan.
Ridwan: Ka, ayo kita ke kantin.
Raka: Ah, ayo.
Lily: Apakah aku boleh ikut?
Ridwan: Ah, tentu saja.
Lily: Hahaha, ayo.
Di kantin...
Ridwan: Ah, ayo kita memesan.
Lily: Ayo.
Setelah memesan...
Ridwan: Ah, enak banget.
Raka: Ya, betul.
Tiba-tiba ada yang datang...
??? : Ah, apakah aku bisa duduk di sini?
Raka: Ah, bentar, apakah boleh... *sambil bisik-bisik kepada Ridwan.
Ridwan: Ah, tentu, silahkan. (Tunggu, dia seperti yang tadi di toilet)
??? : Terima kasih, nama ku Udin.
Ridwan: Oh, kalau aku Ridwan, ini Raka, ini Lily.
Udin: Oh. (Cih, mengganggu saja dua orang culun ini)
Ridwan: (Cih, aku tahu niatmu, Udin)
Setelah itu, Udin terus menanyakan hal-hal tentang Lily. Lily pun merasa risih, lalu...
Udin: Hmm, Lily, apakah aku boleh meminta nomormu? Lily?
Lily: Hmm...
Udin: Kenapa? Padahal kupikir kita dekat.
Lalu, Ridwan menepuk pundak Udin dan mencengkramnya...
Udin: Aaaaa, sakit, apa-apaan kau?!
Ridwan: Aku tahu niatmu, Udin, dasar Udin. Tadi aku bertemu di toilet.
Ridwan: Ah, sudahlah, jika aku terlibat, nanti kena masalah lagi. Tapi aku penasaran, aku ikuti saja deh.
Udin: Apakah kau tahu murid kelas 10-1?
??? : T-tidak.
Udin: Dia sangat cantik, imut. Ah, dia tipeku banget. Apakah kau tahu namanya?
??? : Nama nya Lily.
Udin: Oh, apakah aku pantas buat dia?
??? : Ah, tentu saja, kau sangat cocok. Kau tampan dan berani. Aku ingin dekat dan mer... (Ridwan datang)
Ridwan: (cih, mereka ingin mendekati Lily. Tampangnya kaya kuda Renggong aja)
Ridwan: (ah, sudahlah).
Saat ini...
Ridwan: Cih, dasar bajingan. Pergi kau!
Udin: Ahh!
Udin pun kabur sambil menangis...
Lily: Terima kasih, Ridwan.
Ridwan: Ah, ya, sama-sama.
Raka: Siapa sangka, Udin seperti itu.
Ridwan: Ah, iya, kalau saja aku tidak kesana mungkin...
Raka: Iya, benar ah, ayo kita ke kelas lagi.
Ridwan: Ayo.
Lily: (Kenapa dia keren banget ya? Kenapa sih aku...)
Ridwan: Lily, oyy, Lily!
Lily: Ah, apa?
Raka: Ayo kita ke kelas lagi.
Lily: A-ah, ayo.
Mereka pun pergi ke kelas...
???: Bagaimana, dia menarik, bukan?
??? : Ya, benar, dia menarik.
Setelah di kelas...
Ridwan: Zacky!
Zacky: Ya, Ridwan?
Ridwan: Apakah kau tahu Udin?
Zacky: Ah, aku tahu, dia dari kelas 10-2.
Ridwan: Oh.
Zacky: Kenapa, memangnya?
Ridwan: Tidak,Ridwan: Tidak, hanya ingin tahu saja. Sudahlah, pergi kau sana.
Zacky: Baik.
Para murid: Lihat Zacky sekarang, dia menjadi pencundang, hahaha. Bagaimana jika kita bully dia?
Ridwan: Kalian sekarang harus dengar aku. Aku membuat peraturan di kelas ini, dilarang rasis dan membully. Jika ada yang melanggar, aku akan mencari tahu siapa yang melakukannya.
Para murid: Baik.
Ridwan: (Apakah mereka yang di quest tadi? Entahlah).
Raka: Kenapa kau terus berpikir?
Ridwan: Ah, tidak apa-apa.
Setelah pulang sekolah...
Di belakang sekolah...
Udin memukuli murid itu...
Udin: Kenapa dia gak mau ama gw? Padahal gw itu ganteng.
??? : Mungkin dia merasa tidak pantas untukmu.
Udin: Mana ada, dia itu can-
(Tiba-tiba, Udin terpental. Ternyata...)
Ridwan: Cih, baru pukulan segitu, mental.
Kroco1: Siapa kau, hiaaa?
Ridwan: Cih, pukulanmu kemana?
Kroco1: Apa pukulanmu tidak kena?
Ridwan: Pukulan itu seperti gin, jab+cross+uppercut.
Kroco1: Ahk!
Kroco2: Apa, apaan kau?
Ridwan: Apalah kalian ini.
Krocogendut: Apakah kalian kalah oleh kurus ini?
Ridwan: Wah, kau besar sekali, berapa kali kau makan sekali? Mending kau cutting agar tidak seperti babi hutan. Wkwkwk.
Krocogendut: Dasar kau!
Ridwan: Cih, untung saja tidak kena. Kalo kena, damage-mu sakit, jadi...
Krocogendut: Ahk, sakit sekali.
Ridwan melayangkan half moon kick...
Krocogendut pun pingsan.
Ridwan: Cih, dasar lemah. Sekarang tinggal kau.
Kroco5: Ahk, aku kabur saja.
Kroco6: Tunggu, aku ahk!
Ridwan: Hei, kau jangan kabur!
Kroco5: Ah, wakil ketua datang juga.
Ridwan: Siapa kalian?
??? : Mari kita berkelahi, suku campuran.
Ridwan: Ah, baiklah, ayo kita mulai.
???:hmmm, bolehlah.jangan buat aku bosan ya
Ridwan:Mungkin, kau akan kalah sebelum bosan hahaha dasar pencundang
??? :Benarkah?
Ridwan: iya benar
(Bab 4 selesai)
author:makasih yang udah baca semoga suka ya chap ini, btw apakah akankah mereka bertarung?