Chereads / Teror Boneka Smaylda / Chapter 5 - Bab 5 Pertempuran Sengit

Chapter 5 - Bab 5 Pertempuran Sengit

Rosa, seorang gadis berusia 17 tahun, telah mengalami pengalaman mengerikan dalam beberapa bulan terakhir. Sebuah boneka misterius bernama Smaylda terus - terusan muncul di kamarnya dan selalu mengganggunya dengan teror yang tak dapat dijelaskan. Walaupun sudah banyak upaya Ibu Laura dan Rosa untuk mengusir atau memusnahkan boneka Iblis itu, tetap saja tidak membuahkan hasil. Malah dukun yang terakhir kali ingin memusnahkan boneka Smaylda, dia tewas secara mengenaskan. Boneka Iblis Smaylda sangatlah kuat dengan kekuatan gaibnya.

Rosa kembali terbangun di tengah malam oleh suara tawa jahat dari boneka Smaylda. Ia mencoba membangunkan ibunya yang tidur di kamar sebelah, mencari perlindungan dan bantuan.

Bu Laura terbangun dari tidur dan terkejut melihat keadaan Rosa yang pucat dan ketakutan. "Apa yang terjadi, Rosa?" tanya bu Laura dengan panik.

"Dia ada di sini, mama! Smaylda, boneka itu! Dia sedang meneroraku. Aku tak tahu lagi harus berbuat apa. Aku merasa terjebak," jawab Rosa sambil menangis.

Bu Laura mengusap punggung Rosa dengan lembut. "Tenanglah, sayang. Mama akan mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Aku tidak akan biarkan boneka itu melukaimu lagi," ucap bu Laura dengan tekad.

Maka, bu Laura memutuskan untuk mencari dukun sakti yang bisa membantu mengakhiri teror boneka iblis Smaylda. Setelah mencari referensi dari tetangga dan teman-temannya, bu Laura akhirnya mendapat informasi lagi tentang seorang dukun sakti yang terkenal.

Dalam beberapa hari, dukun baru yang lebih terkenal tersebut tiba di rumah Rosa. Ia memperhatikan boneka Smaylda dengan teliti. "Aku telah menghadapi banyak makhluk gaib dalam hidupku, tapi Smaylda sungguh mengerikan," kata dukun dengan serius.

"Apakah kamu yakin bisa mengmusnahkannya dari kehidupanku dan menyelamatkan Rosa?" tanya bu Laura yang merasakan kehawatiran dalam suaranya.

Dukun itu tersenyum dengan percaya diri. "Tentu saja, Ibu Laura. Saya memiliki ilmu dan kekuatan yang cukup untuk menghadapi boneka Smaylda. Namun, perjuangan ini bukanlah yang mudah. Saya butuh kepercayaan dan kerjasama Anda sepenuhnya."

Bu Laura mengangguk dengan tegas. "Saya percaya pada Anda, dukun. Tolong selamatkan anak saya dari teror ini."

Mereka berdua bersiap untuk melakukan ritual penyucian yang diperlukan untuk melawan boneka Smaylda. Dukun mengatur perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan di ruang tamu, sementara bu Laura memastikan Rosa aman di kamarnya.

Saat ritual dimulai, dukun berdiri di tengah ruang tamu, memulai serangkaian mantra dan gerakan tangan yang aneh. Boneka Smaylda mulai bergerak dan memancarkan aura yang jahat.

Dukun dan Smaylda bertarung dengan kekuatan mereka masing-masing. Smaylda mencoba memanipulasi bonekanya untuk melakukan serangan fisik terhadap dukun, namun dukun dengan jitu menghindari setiap serangan tersebut.

"Kamu tidak akan menang, Smaylda!" teriak dukun dengan penuh keyakinan.

Saat pertempuran semakin sengit, dukun menggunakan mantra terakhir yang akan mengusir Smaylda dari bonekanya. Aura kekuatan dan cahaya yang kuat memancar dari dukun, mengelilingi Smaylda dan bonekanya.

Namun, sesaat sebelum mantra tersebut terucap sepenuhnya, boneka Smaylda dengan cepat melompat dan menyusup ke dalam tubuh dukun. Dengan tangan yang dikeluarkan dari bonekanya, Smaylda mulai mencekik dukun dengan keras.

Bu Laura dan Rosa, yang terluka melihat pertempuran ini, berteriak dan berusaha membebaskan dukun dari cengkeraman Smaylda. Namun, dengan penuh kekuatan jahatnya, mengangkat tubuh dukun ke udara dan melemparkannya dengan keras ke lantai. Tubuh dukun tergeletak tanpa nyawa. Lalu boneka itu keluar dari tubuh dukun dan tertawa jahat yang sangat menyakitkan telinga Rosa dan ibunya.

"Kamu tidak akan bisa memusnahkanku Rosa, akulah kegelapan yang akan mengusai gadis perawan sepertimu! hahahaha..." Tawa Boneka iblis dengan kerasnya.

"Kenapa kau tidak berhenti mengganggu anakku, anakku sudah menggila karenamu! Apa yang kau inginkan sebenarnya boneka iblis?", teriak ibu Laura pada boneka Itu.

"Aku menginginkan nyawa setiap gadis perawan sepertimu… akulah.. penguasa duania kegelapan!"hahaha…hahaha..". kemudian boneka itu berubah menjelma menjadi boneka biasa lagi.

Bu Laura dan Rosa terdiam, terkejut dan pilu oleh tragisnya kematian dukun sakti itu. Mereka merasa putus asa, tanpa tahu apa yang dapat dilakukan selanjutnya. Suasana itu sangat menyeramkan.

Mereka berdua terdiam sejenak, mencerna kejadian yang baru saja mereka saksikan. Tetapi ketakutan mereka segera menghilang saat mendengar suara keributan di luar rumah.

"Mereka siap-siap, lihat polisi datang!" seru Ibu Laura, melemparkan pandangannya ke jendela.

Mereka melihat beberapa mobil polisi berhenti di depan rumah mereka, dan beberapa petugas polisi segera keluar dari mobil dengan senjata mereka terhunus. Kedatangan polisi menimbulkan sedikit kelegaan di hati Laura dan Rosa, karena berarti bantuan telah tiba.

Dalam waktu singkat, petugas polisi memasuki rumah dan tertegun melihat tubuh dukun yang sudah kering darahnya. Mereka segera menyadari bahwa ada kejahatan yang terjadi di sini.

"Sudah siapkan diri, Rosa. Kita harus memberikan keterangan kepada polisi," kata Ibu Laura dengan nada serius.

Kedua wanita itu berjalan mendekati petugas polisi yang baru memasuki ruang tamu. Seorang petugas dengan pakaian lengkap bertanya kepada Ibu Laura, "Apakah Anda tahu apa yang terjadi di sini, Nyonya?"

"Saya melihatnya, Pak Polisi. Tadi malam, saya dan Rosa melihat boneka Smaylda tiba-tiba hidup dan menghisap semua darah dari dukun sakiti yang telah tewas ditangannya. Itu adalah pemandangan yang mengerikan dan menakutkan," jelas Ibu Laura dengan gemetar.

"Apakah Anda memiliki bukti atau saksi lainnya yang bisa memperkuat keterangan Anda?" tanya petugas polisi dengan serius.

"Kami berdua adalah saksi mata. Mungkin Anda bisa menghubungi tetangga kami, mereka mungkin juga melihat sesuatu," jawab Ibu Laura.

"Tentu, kami akan memeriksa semua saksi potensial. Namun, saat ini kami harus menempatkan kalian berdua dalam perlindungan. Ada setiap kemungkinan bahwa boneka Smaylda masih berada di sekitar ini," kata petugas polisi itu serius.

Ibu Laura dan Rosa yang kini juga semakin gemetar dipertemukan dengan polisi lainnya dan dibawa ke mobil patroli. Mereka ditempatkan di dalam mobil dan diantar ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sekarang, suasana hati mereka terasa lebih tenang karena mereka ada di tempat yang aman.

Setelah beberapa waktu berlalu, roda keadilan mulai berputar. Polisi melakukan penyelidikan yang cermat dan menyadari bahwa Rosa tidak mungkin terlibat dalam pembunuhan dukun itu. Mereka tahu bahwa dia hanya korban dari kejadian mengerikan yang terjadi.

"Saya minta maaf, Rosa. Kami telah salah menganggapmu sebagai terduga pelaku. Kami menyadari bahwa kamu hanya menjadi saksi yang tak berdaya dalam kejadian ini," kata pak polisi dengan rasa penyesalan.

Rosa menatap polisi itu dengan tatapan dingin dan tegar. Hatinya masih terluka oleh kematian dukun itu. "Tidak perlu minta maaf, Pak Polisi. Saya hanya ingin keadilan untuk dukun tersebut. Dia tidak pantas mati seperti itu," ucap Rosa dengan hati-hati.