Chereads / Author who wants to live in peace / Chapter 5 - 02. Future academy [1]

Chapter 5 - 02. Future academy [1]

Menatap pintu kelas, aku mendesah sambil cemberut.

[A1]

"A" mengacu pada tingkat lantai dan "1" mengacu pada nomor kelas.

Ada alasan dengan desahan dan cemberut ku.

Aku tahu kelas ini.

Ini adalah kelas dari protagonis dan pemeran lainnya selama 1 tahun disini dimana akan terjadi banyak plot dan konflik yang panas.

Betapa sialnya!!!.

Arghhh..

Dengan kesal aku menginjak-injak lantai. Sambil mengacak acak rambutku.

"Kenapa kenapa kenapa!!"

"Permisi, hey, apakah kamu tidak waras?"

"Kau menghalangi jalanku!"

Dengan linglung aku menoleh kebelakang.

Kulit putih cerah, dengan rambut berwarna hitam pekat, dan mata ungu kristal yang akan langsung menarik perhatianmu.

Wajahnya proposional dan tubuhnya berkembang dengan baik, kecantikan bak boneka.

Saat ini wajahnya menatap ku dengan kesal sambil menyilangkan tangannya.

Memberikan suasana dingin dan elegan.

Felisa Ross , salah satu pemeran utama dalam novelku. Dia adalah putri dari salah satu pahlawan peringkat "SS" terkuat di dunia.

Dengan cepat aku menepi ke samping sehingga dia memasuki kelas dengan wajah kesal.

Entah kenapa meskipun pikiranku terasa kosong aku masih merasa wajahku tetap lurus.

Mungkin ini adalah pengaruh dari skill "face as thick as iron "

Seperti yang kuduga itu sangat berguna.

Menarik nafas dalam-dalam aku memasuki kelas.

Saat ini kelas masih tidak terlalu ramai, bagaimanapun aku terlalu pagi sepertinya.

Memilih untuk duduk di bagian paling belakang di barisan tengah.

Melihat arlojiku aku mendapati hari ini baru pukul 07 : 02 dan pelajaran akan dimulai pada pukul 08 : 30.

Aku masih punya banyak waktu , jadi aku memilih untuk tidur.

Di sisi lain Felisa terlihat membaca materi yang akan di sampaikan hari ini.

* * *

"Uh..."

Membuka mataku aku melihat kelas sudah ramai dengan para siswa.

Melihat-lihat ke sekeliling aku masih belum melihatnya.

"Sepertinya dia masih belum datang."

Saat aku bergumam sendirian , pintu Tiba-tiba terbuka dan sosok anak laki-laki memasuki kelas.

Rambutnya hitam pekat , dia memiliki proporsi tubuh yang cukup kekar, dan mata biru kristal yang menarik perhatian

Dia memasuki kelas dengan acuh tak acuh dengan aura dingin di sekitarnya.

Semua orang fokus dengan kehadirannya.

Jantungku berdegup dengan kencang.

Aku tahu betul dia siapa.

Arga dirgantara

Protagonis utama novel ku.

Seperti yang ku harapkan aku mendesainnya sedemikian rupa, sifat dingin , dan over power.

Dan terakhir aku membuat sikapnya terlalu dingin dan kejam, aku ingat saat itu karena sedang banyak trend novel dengan protagonis Anti naif , kini aku sedikit menyesal tentang itu.

Hampir semua siswa terpaku oleh karismanya.

Dia duduk di ujung bagian belakang seolah itu adalah tempat yang di siapkan hanya untuk nya.

'sialan, dipikir-pikir aku terlalu berlebihan mendesain karakternya.'

Tak lama setelah itu, akhirnya orang yang mungkin menjadi instruktur kami masuk.

Dan berdiri di podium.

Dia memiliki tampilan seorang prajurit dengan tubuh kekar dan luka di salah satu matanya.

Suasana yang awalanya ramai menjadi sunyi dalam seketika.

Intrukstur itu mulai membuka mulutnya.

—Selamat pagi semuanya!

Meski tanpa speaker suaranya bisa terdengar di seluruh kelas yang luas dengan jelas.

Walaupun tidak bisa merasakannya , aku tahu dia menggunakan mana untuk menyebarkan suaranya.

Instruktur melanjutkan.

—Karena hari ini adalah hari pertama kalian, kami hanya akan memberikan beberapa materi awal dan mungkin terakhir akan ada pemilihan senjata di semester awal untuk kalian.

—Baiklah sebelumnya perkenalkan , namaku adalah Johnson g Corner. Instruktur yang akan mengurus kalian semua sepanjang tahun ini.

Meski samar-samar aku bisa mengingat nama itu.

—pahlawan tipe tempur , peringkat Dunia 254.

Dalam sekejap mata para siswa berbinar kagum, itu bisa di mengerti, ada beberapa juta Hero di dunia dan dia berada di peringkat 254 itu menandakan bahwa dia sangat kuat.

Puas dengan tatapan para siswa Johnson melanjutkan sambil menyeringai.

—Baiklah pertama-tama di future academy kalian mungkin akan mengalami beberapa pertarungan nyata , jadi nantikan saja nanti dan buatlah persiapan.

Melihat seringan nya membuatku merinding dalam sekejap. Simulasi tempur dari sekian banyaknya hal, itu adalah hal yang paling tidak ingin ku ikuti.

—selanjutnya indikator kesuksesan kalian adalah prestasi kalian. Guild hanya akan melihat dari nilai kalian, jadi karena itu kami akan menilai kalian dengan akurat dan ketat , jadi pastikan untuk berkinerja baik, aku berharap kalian semua bisa lulus dari sini , atau jika kalian berkinerja sangat buruk kalian akan di tahan di sini untuk mengulang kembali semester.

Puas melihat wajah para siswa yang tampak ketakutan, Johnson memutuskan untuk mulai mulai mengabsen.

—Arga dirgantara, peringkat 1 ?

"Hadir"

Benar , instruktur kelas A1 seringkali mengabsen para siswa sambil menyebutkan peringkatnya, dan itu juga untuk membuat para siswa-siswi termotivasi untuk menaikan peringkatnya.

Tapi bertentangan dengan itu hal itu malah dijadikan hirarki oleh para siswanya.

—Kevin Anggara, peringkat 2 ?

"Hadir"

Benar aku tidak memperhatikan, seperti cerita pada umumnya setiap protagonis pasti akan memiliki rivalnya , dan Kevin adalah orang yang akan menjadi rival untuk Arga.

Terlahir dengan sendok emas , dia adalah cucu dari salah satu grandmaster terkuat , sehingga dia mewarisi bakat yang luar biasa yang mungkin melibihi ayahnya.

Hal itu membuat dia diberikan semua apa yang dia inginkan dan di besarkan dengan banyak perhatian, sehingga hal itu membuatnya memiliki sifat arogan dan sangat menyukai menindas yang berada di bawahnya.

Aku membuat catatan dalam pikiranku untuk tidak pernah berurusan dengan dirinya.

Meski pada akhirnya dia juga akan menjadi sekutu dari protagonis, tapi dia adalah seorang penjahat di awal cerita.

Setelah hal itu instruktur melanjutkan untuk mengabsen para siswa.

Sudah lama tapi instruktur masih belum memanggilku.

Dugaan ku semakin kuat tentang hal ini, peringkat ku adalah 1893, itu sudah jelas aku adalah peringkat paling rendah di kelas ini.

—Lee hajun , peringkat 993 ?

"Hadir"

—Angga , peringkat 1893 ?

Seperti yang kuduga.

"Hadir"

Dalam sekejap semua orang menatap ke arahku, dalam sekejap perasaan tidak nyaman , malu , menyelemuti diriku, mereka menatap ku seolah aku adalah mahluk yang lebih rendah dari mereka.

Tatapan mereka beragam , ada yang menatapku dengan tatapan rendah , ada yang terlihat menertawakan ku , tatapan mereka beragam tapi semua dalam artian yang buruk.

'sialan , inilah kenapa aku tidak ingin masuk ke tempat ini.'

Seolah menyadari keadaan ku instruktur ,membuka mulutnya.

—Semuanya ingat, aku menyebutkan peringkat kalian bukan untuk menunjukkan kehebatan kalian ataupun membuat hirarki , aku melakukan ini untuk memotivasi kalian, suapaya menjadi lebih semangat dalam berprestasi.

'Yah, walaupun para siswa tidak akan mendengarkan ucapan anda , tapi aku tetap berterimakasih atas kebaikan mu pak'

Selesai dengan absen instruktur melanjutkan untuk membahas materi hari ini.

Jika sesuai dengan jadwal, penyampaian materi akan berlangsung selama satu setengah jam , dan akan di lanjut dengan pemilihan senjata.

Ngomong-ngomong tentang materi , aku ingat saat itu karena aku terlalu bersemangat dalam menulis novel ini , aku sampai mempelajari berbagai macam materi ilmiah , untuk membuat teori di novel ini, aku cukup kecewa karena banyak pembaca yang tidak memperhatikan teori yang kubuat , hatiku cukup sakit mengingat sepusing apa saat aku membuat ini.

Melihat ke arah podium aku melihat intrukstur menjelaskan materi dengan nada yang menyenangkan.

Tapi , meskipun intrukstur menjelaskan dengan menyenangkan entah kenapa kelopak mataku terasa berat , dan pada akhirnya tertidur.

* * *

—bangun!!

Suara teriakan yang berat terdengar membangunkan diriku.

Melihat ke kanan dan ke kiri aku menyadari bahwa semua siswa tertuju padaku.

Jantungku berdetak kencang , menatap kedepan aku melihat instruktur melotot ke arahku dengan wajah cemberut.

Tubuhku seolah di timpa oleh sesuatu

—Dimana sikap disiplin mu?!!

Suaranya menggelegar di seluruh ruangan. Siswa di depanku terlihat lemas.

Aku tidak bisa memproses apa yang terjadi.

Perutku terasa mual, tubuhku terasa di omabng ambing.

Ini seolah aku berada dihadapan monster yang ganas dan mengerikan

Dan itu berasal dari instruktur Johnson.

'apa yang...'

Entah kenapa walaupun terasa begitu banyak aura intimidasi yang mengarah padaku, aku masih bisa berdiri.

Hampir setiap siswa yang dekat denganku kulitnya seperti pucat.

Tiba-tiba muncul berbagai macam notifikasi.

[ Skill : Face as thick as iron , membuka efek baru]

[ Efek : memperkuat spirit anda ]

[ Karakter "Johnson g Corner" merasa tersinggung karena anda ]

[ RP 21+ ]

[ Karakter "Johnson g Corner" kaget dengan ketahanan mental anda ]

[ RP 14+]

Apa?

Aku melihat ke depan dan melihat mata instruktur Johnson terlihat sedikit melebar.

Dan juga aku melihat para siswa terlihat kesulitan.

Bahkan beberapa karakter utama terlihat kesulitan menahan intimidasi dari intrukstur.

Beberapa detik berlalu setiap detik auranya semakin bertambah, dan kini ada beberapa siswa yang pingsan dan ada juga karakter utama yang sudah terlihat membungkuk.

Aku masih tidak bisa berpikir , di sisi lain notifikasi terus bermunculan.

[ Karakter "Johnson g Corner" tertarik pada anda dan ingin sedikit menguji muridnya. ]

[ RP 16+ ]

[ Beberapa siswa ingin anda untuk membereskan Masalah ]

[ Karakter " Arga dirgantara " memperhatikan anda ]

[ RP 19+ ]

...

"Apa yang..."

Aku menoleh ke arah protagonis dan melihat bahwa dia melihat kearah ku dengan ekspresi acuh tak acuh sambil menahan aura intimidasi.

Tubuhku tetap berusaha bertahan, menarik nafasku, aku membuka mulutku.

"Maafkan aku"

Dalam sekejap aura intimidasi dari instruktur langsung menghilang , dan para murid mulai membuat ekspresi lega.

Dan aku melihat notifikasi masih bermunculan.

[Total RP Didapat : 237]

To be continued