Chereads / Menuju Revolusi / Chapter 1 - Berpikir Keras

Menuju Revolusi

Daoist3K9Pmv
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Berpikir Keras

Aku terbangun dari tidur singkat dengan sakit kepala. Sakit kepala yang semakin lama semakin terasa menyiksa. Entah mengapa sakit kepala yang aku derita tak kunjung sirna. Pernah pada suatu saat seorang dokter yang memeriksa tubuh ku mengatakan bahwa sakit kepala adalah salah satu jenis penyakit ringan. Akan tetapi kenyataanya sangat mengganggu tubuh. Bukan hanya karena penyakit Anemia saja yang menyebabkan orang menjadi sering merasakan sakit kepala. Tetapi terlalu banyak berpikir juga akan menjadi pemicu sakit kepala ini. Untuk itu beliau menyarankan agar diriku hendaknya berhenti untuk memikirkan hal-hal yang terlalu berat. Dan juga memperbanyak konsumsumsi daging dalam setiap makan. Karena kekurangan darah akan menyebabkan suplai darah menuju otak menjadi tergaganggu, lalu otak pun mengalami kontraksi, kontraksi itulah yang di sebut dengan kepala sakit.

Aku mempercayai sepenuhnya apa yang di katakan oleh dokter. Rasa sakit dalam kepala ini adalah akibat dari apa yang sering aku lakukan pada akhir akhir ini. Diriku terlalu sering berpikir keras tentang permasalahan hidup yang kerap mendera. Selalu berpikir keras dalam waktu yang lama telah menguras semua energi dalam tubuh ku. Sekian waktu yang aku punya di gunakan untuk mencari solusi yang tak kunjung di dapati. Higga tak jarang aku merasa letih dan hampir putus asa.

Seperti pada hari yang biasa. Ketika sakit kepala sedang menyerang, segera aku membuka laci meja dekat kamar tidur untuk mengambil aspirin secukupnya untuk di minum. Namun sayang, barang yang sedang di butuhkan tersebut telah tandas. Tanpa berlama-lama lagi segera aku keluar rumah dan berjalan menuju apotik terdekat. Sesampinya di apotik aku pun segera memesan obat itu dalam jumlah yang cukup banyak, lalu berjalan pulang menyusuri trotoar. Di tengah tengah perjalanan entah mengapa tiba-tiba mata ini tertuju ke arah seberang jalan yang di sana nampak sebuah barang terbungkus plastik telah tergeletak. Karena rasa penasaran maka aku pun menyeberang dan mengabil barang tersebut.

Barang itu di bungkus dalam kantung plastik berwarna hijau muda, lalu aku mencoba untuk menerka isi di dalamnya. Dan setelah jemariku meraba raba, aku berpikir bahwa bungkusan plastik ini mungkin berisikan dengan kertas-kertas yang di bundel dalam satu berkas. Aku bermaksud untuk membawanya pulang dan memeriksa barang ini.

Ketika telah sampai dirumah bungkusan tersebut aku letakkan di atas meja. Sementara botol aspirin yang telah di beli dari apotik tadi ku buka dan mengambil isinya sebanyak tiga butir. Aku minum obat itu seketika, dan berharap semoga sakit kepala ini tidak lagi datang mengganggu. lalu aku duduk di depan meja dimana bungkusan itu tergeletak. Aku lalu raih bungkusan itu dan mengambil isinya. Dugaanku ternyata tidak meleset. Isi dari bungkusan itu berupa lembaran lembaran kertas yang telah terisi dengan tulisan panjang. Semua lembaran kertas itu di bundel dalam satu berkas. 

Tulisan tulisan panjang pada lembaran kertas itu telah menambah rasa penasaran. Lalu aku melihatnya secara sepintas. Tulisan panjang itu telah tersusun rapi dan dalam tata bahasa serta ejaan yang benar. Aku berpikir bahwa tulisan tulisan ini menyerupai sebuah karya tulis. Semacam editorial atau sebuah opini. Aku pun belum jelas memahaminya. agar rasa penasaranku dapat terpuaskan, untuk itu aku gunakan waktu luang ini untuk membaca tulisan itu secara lebih lengkap. 

Dan apabila tulisan yang ku baca tersebut di salin ke dalam bentuk tulisan, maka akan menjadi seperti ini :

judul dari tulisan yang kubaca itu adalah

FEMINISME DAN TINJAUAN KRITIS TERHADAP KONSEP GENDER DALAM STUDY ISLAM

Oleh Intan Eka Maharani

Abstrak : Feminism is an effort gender justice requires us to make the rules fair, but gender 

Equality does not require us to give a prize to the winner and the loser between men and women. Gender equality has become a necessity of the times. Issues these women are very regard to violence against women, sexual harassment, wage discrimination and women's rights in the workplace or a dual role as the nature of women. Some people think women with a view of ignorance before Islam came, so they do not give inheritance rights to her daughter and did not even get a part at all. 

They also memingitnya not work outside the home, they even ban women only weeks to study so that they assume that women who sholehah are women who never leave the house, and that means they have prevented the women to get the light of science. Yet they know that seeking knowledge is obligatory for the Muslims either male or female. Women are partners of men who were created by God with the abilities and the mental equivalent. Most of the women's movement stopped in the middle and are crossroads juaga whereas women are entitled to a space in the activity. The image of the ideal woman in the Quran is not the same as the ideal image that developed in the history of the world.

Apabila Abstrak yang di tuliskan dalam bahasa asing tersebut di terjemahkan dengan aplikasi transletter maka arti secara bebasnya adalah seperti yang akan aku catatkan berikut ini: 

Abstrak

Feminisme adalah sebuah upaya keadilan gender yang menuntut kita untuk membuat aturan yang adil, akan tetapi keadilan gender tidak menuntut kita untuk memberikan hadiah bagi pemenang dan yang kalah antara kaum laki-laki dan perempuan. Keadilan gender telah menjadi keharusan zaman. Masalah perempuan ini sangat berkenaan dengan kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual, diskriminasi upah maupun hak-hak perempuan dalam dunia kerja maupun peran ganda sebagai kodrat perempuan. 

Sebagian orang menganggap wanita dengan pandangan jahiliyah sebelum islam datang, sehingga mereka tidak memberi hak waris kepada anak perempuannya dan bahkan tidak mendapatkan bagian sama sekali. Mereka juga memingitnya untuk tidak bekerja diluar rumah, bahkan mereka melarang wanita hanya untuk menuntut ilmu sehingga mereka beranggapan bahwa wanita yang sholehah adalah wanita yang tidak pernah keluar rumah, dan itu artinya mereka telah menghalangi para wanita untuk mendapatkan cahaya ilmu. 

Padahal mereka tahu bahwa menuntut ilmu wajib hukumnya bagi kaum muslimin baik itu laki-laki atau wanita. Kaum perempuan adalah mitra kaum pria yang diciptakan oleh Allah dengan kemampuan-kemampuan dan mental yang setara. Kebanyakan gerakan kaum perempuan berhenti di tengah-tengah dan berada di persimpangan padahal perempuan juaga berhak mendapatkan ruang gerak dalam aktifitasnya. Citra perempuan ideal dalam alquran tidak sama dengan citra ideal yang berkembang pada sejarah dunia.

Kata kuncinya adalah: Feminimisme, Studi Islam

Sampai di sini aku akhiri untuk membacanya. Aku taruh kertas itu di atas meja kembali. Karena ada kemungkinan besar aku tidak akan dapat memahami apa maksud dari tulisan ini. Dan kepada siapa tulisan ini di tujukan. Tapi setidaknya aku telah dapat menyimpulkan tentang ini. Bahwa si penulis adalah seorang wanita. Mungkin ia seorang mahasiswi, atau mungkin mahasiswi pasca sarjana. Dia adalah seorang wanita yang cerdas. Ini telah terbukti dalam tulisannya. mungkin ia adalah seorang wanita yang mengkhususkan diri dalam berbagai permasalahan tentang seluk beluk dunia perempuan. Atau mungkin ia telah lama concern dan bergiat dalam bidang ini. karena sejauh yang aku ketahui saat ini. bahwa kata FEMINISME adalah sebuah kata yang biasa di gunakan oleh banyak sekali cendekiawan dalam penelitian tentang perempuan. Kata FEMINISME yang aku ketahui ini juga terkadang di gunakan oleh oerganisasi-organisasi kewanitaan yang ada di negeri ini. 

Meskipun profil yang telah aku simpulkan dari si penulis ini hanya berupa kemungkinan-kemungkinan, akan tetapi itu telah memberikan sedikit gambaran tentang fakta ini. Dan aku sejujurnya masih terus berharap bisa memperoleh fakta fakta yang sesungguhnya. 

Untuk waktu sebentar aku putuskan untuk rehat sebentar. Dan duduk duduk di beranda rumah dengan tujuan agar aku dapat memikirkan langkah berikutnya yang harus di lakukan. Tetapi pertanyaan demi pertanyaan silih berganti mengisi ruang kosong dalam benak dan otak. Pertanyaan itu tentang siapa sebenarnya si penulis karya ini ?, bagaimana latarbelakangnya ?, dan apakah yang menjadi penyebab tulisan-tulisan yang telah ia buat ini ku temukan di pinggir jalan ?. Apakah ia tak menyadari bahwa dirinya telah melakukan keteledoran sehingga hasil karyanya terjatuh dan terbengkalai di pinggiran jalan. Jika seandainya aku tidak mengambilnya ? Atau mungkin ia sudah mengetahui telah kehilangan sesuatu dan kini sekarang tengah sibuk mencarinya ? Dan tak menemukanya ?

Pertanyaan pertanyaan itu yang selalu ingin dapat aku jawab dengan segera. Tetapi apa boleh buat, hingga saat ini jawaban yang di harapkan itu belum juga nampak tanda-tandanya. untuk itu aku putuskan melakukan langkah berikutnya. Kemudian aku ambil kembali lembaran-lembaran kertas itu. Aku ulangi untuk membacanya secara lebih teliti. Dari usaha ku ini akhirnya mengahasilkan suatu fakta baru. Bahwasanya sang penulis benama Intan Eka Maharani, sebuah nama yang bagus, pikirku. Karya tulis ini akan di kirimkannya ke meja redaksi salah satu koran nasional. Dan di akhir karyanya juga di selipkan satu alamat e-mail yang kemudian segera aku salin dalam secarik kertas. untuk dapat aku hubungi.