Pahlawan dunia lain berusia hampir 10.000 tahun lebih bereinkarnasi menjadi seorang elf dengan kekuatan setara dengan raja iblis. Dia menyimpan kekuatan nya dan tak menyangka jika kekuatan nya lebih besar saat dia bereinkarnasi.
Pahlawan itu bereinkarnasi menjadi Elf bernama Julian von Railand, dia seorang pangeran dari kerajaan Elf terbesar kedua setelah Thalion. Namun keluarganya dalam masalah dan dia terpaksa berlindung ke hutan untuk mengumpulkan kekuatan.
Chapter 1 - Setelah Reinkarnasi dan sekolah sihir Earlshide
Saat itu kegelapan dimana mana, pikir ku saat itu sampai ketika ada sebuah cahaya yang menyinari ku dari kejauhan.
Saat itu aku sadar dan terbangun di sebuah ruangan yang sangat amat mewah, Wow begitu tempat yang indah. Begitu pikir ku.
Nama ku kini Julian, Julian von Railand.
Aku seorang Elf, benar Elf. Di tempat yang di kelilingi sihir ini aku tinggal dan sebagai penguasa juga.
Negri ini bernama Railand, aku tak mengerti kenapa di beri nama demikian. Aku juga memiliki ingatan di kehidupan lama ku, aku mengingat planet bernama Bumi dan juga Negara bernama Jepang.
Aku tak peduli lagi dengan itu, aku juga tidak yakin bisa kembali ke bumi lagi. Namun seluruh pengetahuan yang aku miliki masih ada di pikiran ku dan itu sangat membantu. Dan juga aku memiliki ingatan ribuan tahun lalu sebagai pahlawan, dan sepertinya proses reinkarnasi nya berjalan lancar. Dan juga aku akan mengasah kembali kemampuan pahlawan ku di kehidupan baru ini.
Ingin nya sih gitu...
"Julian sama....!!!"
Teriakan itu, sejak berumur 50 tahun aku mendengar suara nya, dia salah satu pelayan pribadi ku Loaire namanya.
"Julain sama waktunya sarapan... nyonya sama sudah menunggu anda..."
"Oke oke..."
Yak aku pun segera menuju ruang makan dan sarapan bersama keluarga ku. Yang tidak ada hanyalah kakak perempuan ku, dia sedang bersekolah di akademi Sihir di kerajaan lain.
"Sepertinya kak Amalie tidak pulang ya..." Kata ku kepada ibu ku.
"Julian, kau mau kemana setelah ini... seharusnya umur mu itu sudah cukup dewasa..." Ucap Ibuku.
"Hoi, aku sudah berumur 150 tahun loh... di mana mana umur segitu bukan dewasa lagi, tapi udah renta..." Ucap ku dalam hati.
"Aku ingin ke kerajaan Earlshide...." Ucap ku.
"Tapi kenapa kamu ingin ke tempat sejauh itu..." Tanya ibuku padaku.
"Aku mendapatkan informasi kalau ada cucu pahlawan yang ada di sana... aku ingin tahu sekuat apa dia itu saja..."
"HAHAHA...!! kau ini memang luar biasa...!! Baiklah, besok kau harus mendaftar... akan papa temani..." Ucap Ayah ku.
"Sudahlah jangan anggap aku seperti anak kecil terus..." Ucap ku.
Beberapa hari berlalu dan aku sudah siap untuk berangkat ke negara Earlshide. Ku dengar kalau di akademi sana mereka tidak memandang status kebangsawanan, aku jadi tertarik untuk pergi kesana. Dengan kereta kuda ini kita bisa sampai ke ibukota Earlshide selama 3 hari dengan beristirahat. Namun hanya membutuhkan waktu sehari saja tanpa istirahat.
"Cuaca nya indah benar begitukan Julian sama..." Ucap Loaire.
"Ah benar juga, tak kusangka kalian bertiga di perintah untuk menjaga ku..."
Ayah memang sangat memproteksi diriku, selain kami adalah ras yang cukup langka kami juga ras Elf yang mendapatkan perlindungan langsung dari ratu elemental. Mereka terpaksa ikut bersama ku untuk menjadi pengawalku. Loaire, Sylvia, dan juga Rin. Loaire yang di tugaskan menjadi pelayan pribadi dan yang lain menjaga ku dari luar.
"Padahal aku tak ingin membuat kalian kerepotan..."
"Tidak perlu khawatir, Tuan Julian sama sekali tidak merepotkan bagi kami..." Ucap Rin.
"heeh padahal dahulu saat Tuan muda masih berumur sangat muda Rin pernah bilang kalau Tuan muda sedikit merepotkan..." Ucap Sylvia.
"Heh...!? kan sudah ku bilang jangan beritahu siapa siapa tentang itu... duh dasar Sylvia bodoh...!!" Ucap Rin.
Hah... Nampaknya, ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan.... Benar... akan sangat menyenangkan...
Kami mulai berangkat di pagi itu, perjalanan akan memakan waktu hampir 2 hari kata ayahku. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan sekelompok orang yang sedang menghadang kami.
"Siapa mereka... apakah itu bandit...?" Ucapku.
"Julian sama anda disini saja... Rin, Loaire... lindungi julian sama..." Ucap Sylvia.
"Ada yang aneh dari mereka..." Ucap Rin.
"Aneh apa maksudmu...?" Ucap Julian.
"Matanya merah... itu pertanda kalau dia adalah iblis..." Ucap Loaire.
Iblis...? Aku tak mengerti kenapa makhluk selemah itu di samakan dengan iblis...
Jika menurut pengamatan ku, kekuatan yang di pancarkan oleh mereka tidak lebih kuat dari Middle Demon.
"Kalian diam saja di sini, musuh akan ku bereskan..." Ucap ku sambil membuka pintu kereta.
Aku melihat mereka sudah mulai mengancam kusir kami, dan juga mereka membawa sekelompok orang sebagai tahanan mereka. Ternyata itu adalah Elf.
"Elf...?" Ucap ku sambil terkejut melihat tahanan mereka.
"Heh bocah... kalian menghalangi jalan kami... kalian harus kami bunuh...!! hahahahaha!!!" Ucap salah satu dari iblis itu.
"Membunuh...? Siapa yang akan kalian bunuh....?" Ucap ku dengan sedikit geram.
Melihat Elf itu di sandera oleh mereka membuat ku tidak berpikir jernih dalam melakukan sesuatu. Amarah ku meluap hingga aku lupa menahan diriku.
SRING!! GRUBAG... Kepala bos mereka terpenggal...
"heh..? bos....!" Ucap mereka.
"Kurang ajar kau bocah...!!" Ucap mereka sambil menyerbu ku.
Dan lagi aku menghancurkan mereka dengan amarah dan tidak dengan kepala dingin.
JBLAR!! Petir hitam menyambar mereka yang menyerbu dan menyisakan abu mereka saja.
"Kalian menyebut diri kalian iblis, bahkan middle demon saja kalian tidak lebih kuat... sadarilah posisi kalian..." Ucap ku.
Aku pun langsung menghampiri para tahanan itu dan membebaskan mereka satu persatu.
Sylvia dan yang lain nya tentu terkejut melihat hal barusan,...
"Maaf aku tidak bisa menahan diri..." Ucapku.
"Julian sama, anda tak perlu meminta maaf... syukur tidak ada yang terluka...." Ucap Sylvia.
"Benar kata Rin, kalau aku itu memang merepotkan..."
"Heh... aku... Julian sama jahat ih..." Ucap Rin sambil memeluk ku.
"Hahaha lepaskan aku Rin..." Ucap ku.
Bukan nya langsung melepas tapi Rin malah lebih memeluk ku dengan sangat erat.
"Oi... Rin Rin... aku gak bisa bernafas..." Ucap ku sambil menepuk nepuk Rin.
Rin terkejut dan melepaskan pelukan nya, tentu aku pingsan setelah di peluk oleh Rin...
"Julian sama...! maafkan aku...."
Yang penting para tahanan itu sudah bebas dan mereka kembali ke wilayah mereka dengan aman. Sebenarnya kami ingin mengantar mereka, tapi mereka menolak dengan halus. Kata mereka kami sudah cukup di repotkan dengan bantuan kami kepada para tahanan, dan mereka tidak ingin merepotkan kami lebih dari itu.
Setelah melakukan perjalanan panjang, kami pun tiba di pintu masuk kerajaan Earlshide. Kami memasukinya dengan aman. Setelah itu kami langsung menuju ke Vila yang sudah ayah pilihkan untuk di tinggali. Jujur ayah ternyata pernah tinggal di Earlshide karena dia salah satu bangsawan yang mendonasikan ke para prajurit yang melawan iblis puluhan tahun lalu.
Beberapa saat kemudian setelah kami berkemas di vila yang di siapkan ayah, kami pun berangkat menuju ke Akademi Kerajaan Earlshide.
"Itu sudah terlihat akademi nya, Julan sama..." Ucap Loaire.
"Besar dan megah ya... Rumah ku dulu kalah besar nih..." Ucap ku.
"Julian sama...?" Ucap Sylvia karena mendengar perkataanku barusan.
"Ah nggak ada apa apa... yosh ayo masuk ke dalam saja..." Ucap ku.
Aku pun masuk ke gerbang sekolah sedangkan Rin dan Loaire ku suruh pulang saja untuk menyiapkan bahan makanan untuk malam hari.
Aku pun terheran, saat aku memasuki gerbang itu mereka semua menatapku dengan sinis. Aku berfikir emang karena aku satu satunya elf disini ya begitu.
Seharusnya mereka tidak mementingkan pangkat dan ras kan, apa kerena aku Elf mereka menatapku seperti itu. Huft sungguh menakutkan.