Chereads / Let me be carefree, please / Chapter 91 - GM Meeting Discussion

Chapter 91 - GM Meeting Discussion

Sebelumnya, mereka melanjutkan sesi permainan mereka yang terhenti. Eideth menyandarkan punggungnya di kursi, beristirahat setelah menjalankan sesi selama tiga hari. Di Domain Zatharna, Ia dapat mengatur alur waktu. Tempat itu adalah alam terpisah dari Artleya, dan sepenuhnya dalam kendali Zatharna.

 

Eideth kewalahan, Ia sudah kehabisan rencana untuk melanjutkan sesi permainan itu. "Kita sudahi sampai disini dulu ya, Aku buntu sekarang" ujarnya. Karena permainan selesai untuk hari ini, Zatharna merapikan meja dari piring-piring cemilan, sementara Fawn dan Ryx mengulas kembali catatan dan lembar karakter mereka. Ryx teringat sesuatu sehabis membaca catatan pribadinya.

 

"Fawn," Ryx menyenggol siku saudarinya, "yang itu". Fawn sedikit lambat menerima pesan itu, namun Ia segera memberitahu Zatharna setelahnya. Secara tidak langsung tentunya. "Zathy..." bisiknya pelan menunjukkan sesuatu di lembar karakter. Zatharna pun akhirnya teringat apa yang ingin mereka lakukan.

 

"Ehem... Eideth, Kita perlu bicara, tentang format Talentmu" ungkap Zatharna. "Iya, ada apa?" Ia bertanya dengan sopan. "Kami berpikir format Labirin naga yang kita gunakan untuk Talentmu saat ini, sedikit tidak adil..." Zatharna menutupi setengah wajahnya dengan nampan piring.

 

"Oh iya???" Eideth membalas dengan nada kesal. "Iya- Kami menyadari bahwa sistem ini tidak terlalu cocok... dengan kejadian nyata di Artleya. Jadi apa Kami-, Kita boleh menggantinya" Zatharna mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk tidak berhenti menyampaikan pendapat itu. "Jadi begitu!" Eideth memukul meja seraya bangun dari tempat duduk, "kalau begitu... ayo kita ganti".

 

"Maaf, lupakan saja yang ku-kata... eh?" Zatharna kaget Eideth setuju tentang itu. "Kalian sudah mendapat sedikit pengalaman dari sesi permainan Kita, karena itu Aku yakin dengan pendapat dan pemikiran Kalian sudah mempertimbangkan diriku terlebih dahulu, Aku senang karena Kalian terbuka padaku tentang ini". Eideth minta maaf karena mencoba menakuti mereka tadi, mengungkapkan alasan Ia ingin tahu seberapa teguh pendirian mereka.

 

"Hmph... Aku sudah tahu itu" ujar Fawn memalingkan wajahnya. "Aku sih tidak tahu, Aku bahkan khawatir jika Kamu benar-benar marah tadi" ungkap Ryx. Eideth tidak menyangka akan melihat perbedaan karakter dari para dewi meskipun Ia sudah mengenal mereka cukup lama. Memang benar makhluk surgawi seperti mereka selalu digambarkan sebagai makhluk yang sulit dipahami. Namun ketika menyangkut hal dunia lain, mereka seperti orang biasa pada umumnya. Fakta itu takkan berhenti membuat Eideth terkagum.

 

"Jadi, aturan tentang pertarungan apa yang perlu Kita ganti" tanya Eideth. "Eh, bagaimana Kamu tahu" Zatharna tambah kebingungan. "Sistem ini memang terkenal akan itu, wajar kalau Kalian tidak merasa ini realitis ataupun adil, mereka tidaklah adil, mereka dibuat untuk cerita keren, karena itu banyak sekali hal yang dieksploitasi" jelasnya. Eideth mengaku cukup sulit untuk membuat pertarungan menantang untuk karakter setengah dewa yang bisa merubah tatanan dunia semau mereka.

 

"Kami ingin mengganti semuanya" ungkap mereka bertiga. Zatharna, Fawn, dan Ryx telah menyiapkan sebuah presentasi hasil penemuan mereka. Mereka menunjukkan poin-poin yang mereka tidak sukai dan juga tidak adil. Eideth juga membuat catatan sendiri dari poin-poin mereka. "Jadi singkatnya, Armor Class itu sangat ambigu karena mereka seperti plot armor, Spell slot tidak terlalu sesuai dengan Artleya masuk akal, dan serangan melee perlu dikembangkan, ada keberatan lain" tanya Eideth.

 

"Oh iya, satu lagi, Kami ingin mengganti Attribute milikmu dengan model ini" Fawn menunjukkan catatan dan referensi yang sudah Ia persiapkan. "Hmm... itu gagasan yang lumayan, kerja bagus meriset semua ini Fawn" puji Eideth. Setelah menggambarkan ulang, inilah lembar karakter baru yang mereka ciptakan.

 

[Name: Eideth Raziel

Class: Wizard, Barbarian, ....

Attribute

Strength (STR):

Finesse (FNS):

Intelligence (INT):

Psyche (PSY):

Focus:

Endurance:

Reflex:

ATK: Physical/Magical

DEF: Physical/Magical

Movement:

Block/Dodge:

Mana Pool/Recovery:

Mana Spend Limit:

 

"Fawn, bisa Kamu menjelaskan sistem atribut baru ini" tanya Eideth. "Begini, Aku mengusulkan ide ini karena Aku ingin berbeda dari sistem yang Kita gunakan sebelumnya namun tetap unik. Stat atau atribut disini, menjelaskan empat kemampuan dasar, namun perbedaannya adalah tiga stat Focus, Endurance, dan Reflex. Ketiga stat ini melambangkan tiga jenis kejadian yang memerlukan perhitungan Stat, Kami memilih untuk memakai sistem dua dadu enam sisi (2d6)" jelasnya.

 

Eideth suka dengan sistem atribut ini karena lebih jelas dari pada Skill check yang sering Ia lakukan, sistem ini lebih alami dan realistis. Lagipula, ini tidak sebegitu rumit dibandingkan komik atau manhwa tentang sistem permainan. Mereka punya lebih banyak stat dan lebih tidak masuk akal lagi terkadang. "Aku tidak punya sanggahan, lanjut Ryx, bisa Kamu jelaskan bagian serangan dan pertahanan ini".

 

"Tentu saja, Kami merasa serangan dan pertahanan perlu dipisah dan memiliki bagiannya tersendiri. Kami memisahkan serangan dan pertahanan menjadi fisik dan sihir. Pertahanan disini hanya mengurangi jumlah kerusakan yang diterima. Ditambah Kami menambahkan mekanik untuk menangkis dan menghindar baru" jelasnya dengan rinci. Eideth mengakui ini perubahan yang baik, ini juga salah satu kritiknya saat masih pemula. Ia merasa seperti kembali ke masa mudanya.

 

"Tunggu sebentar, jelaskan padaku mekanik baru itu" tanya Eideth. "Begini, Kami menetapkan movement sebagai sumber daya yang bisa digunakan pemain untuk menangkis atau menghindar daripada hanya digunakan untuk berpindah tempat. Saat Kamu menyerang menggunakan senjatamu, gulir dadu senjatamu, serangan itu akan langsung menghitung kerusakan, mendaratkan serangan kritis jika mendapat angka enam lalu menggulir kerusakan tambahan, atau hanya meleset jika pemain menggulir angka satu, paham sampai disini" jelasnya. Eideth mengangguk.

 

"Untuk menangkis dan menghindar, memerlukan pemain untuk mengkonsumsi gerakan mereka, lima kaki untuk setiap dadu yang akan digulir untuk melawan serangan musuh, jika Kamu mengkonsumsi lebih banyak sumber daya, Kamu akan lebih berhasil menghindar ataupun menangkis" sambung Ryx. "Jadi maksudmu, setiap serangan itu pasti kena, hanya saja lawan akan mencoba mengurangi kerusakan atau menghilangkan kerusakan itu sepenuhnya, oke Aku suka pengaturan sumber daya ini" komentarnya.

 

"Zatharna, pengganti Spell slotnya tolong" pinta Eideth. "Iya, jadi Kami merasa Spell slot kurang ampuh menggambarkan penggunaan sihir di Artleya, meskipun itu adalah ide yang unik, Kami punya usulan untuk merubahnya menjadi Mana points yang bisa digunakan untuk merapal mantra, setiap mantra akan Kami revisi untuk memiliki biaya Mana, jika pemain membayar harga yang diperlukan, mereka dapat merapal mantra, Adapun kelebihan sistem ini, yaitu pemain dapat meningkatkan kemampuan mantra itu dengan membayar lebih biaya Mananya" ungkap Zatharna.

 

"Lalu bagaimana dengan Pool dan Recovery ini" tunjuknya. "Aku hampir sampai disitu, Mana Pool ini adalah simpanan Mana yang Kamu miliki dalam tubuh, sementara Mana Recovery adalah banyaknya Mana yang Kamu serap selagi bertarung lewat pernafasan, selagi persediaan Mana di medan pertarungan masih ada, Kamu dapat mengisi ulang kembali simpanan Mana ditubuhmu" jelasnya.

 

Itu sangat masuk akal, pikirnya. Eideth selama ini selalu diajarkan untuk menghabiskan persediaan Mana dimedan perang terlebih dahulu sebelum menggunakan simpanan dalam tubuh. Jika tidak seperti itu, Mana gratis itu akan diambil orang lain dan merugikan mereka.

 

"Bagaimana dengan Mana Spend Limit", "itu adalah sebuah fitur yang sering dihiraukan, orang pada umumnya tidak mampu menguras semua Mana dalam tubuhnya sekaligus kecuali mereka ingin terkena keletihan Mana (beban dari pemakaian Mana). Karena itu kurasa penting menambahkan ini untuk menjadi batasan sebagaimana tubuh menahan kekuatan penuhnya" jelas Zatharna.

 

"Oh astaga, Zatharna, Kita punya banyak mantra yang harus dinilai ulang" ungkap Eideth melihat calon permasalahan itu. "Kurasa itu tidak akan jadi masalah, Kita tinggal memberi biaya satu point Mana per level" jelasnya. "Oh, itu ide yang bagus untuk menyederhanakan sistem ini, tapi Kita harus menguji ini terlebih dahulu" ungkapnya.

 

Ketika selesai mengumpulkan semua catatan itu, Talent Eideth bereaksi. [Anda membuat format baru, apa Anda ingin menyimpan format ini menjadi buku baru? Y/N]. "Ya, tentu saja" balasnya. Lembaran kertas itu terbang melayang kemudian menyatu menjadi sebuah buku. Dengan sampul kulit lengkap dengan ornament penghias, buku itu mirip sebuah buku panduan TTRPG yang terlihat cukup mewah. [Tolong beri nama format ini] pinta sistem itu.

 

Eideth menanyakan GM lain untuk memberikan usulan mereka. Setelah perbincangan yang panjang, mereka akhirnya dapat memilih sebuah nama. "Guide for Adventurer Survival", [Nama berhasil ditetapkan].

 

[Pilih Format TTRPG yang ingin dipakai:

Dragon Maze 5E (default),

Guide for Adventurer Survival 1E.]

 

Eideth memilih GAS untuk sementara waktu agar mereka dapat melakukan pengujian. "Eh, tunggu sebentar, bagaimana dengan Hit Pointnya? Ini masih sama seperti Dungeon Maze" Ia terlambat menyadari itu. Dalam sesi percobaan pertama, mereka menemukan banyak hal lain untuk diperbaiki, mulai dari sistem HP, sistem Defense dan Armor, juga urutan inisiatif. Zatharna melihat kearah Eideth kebingungan, "tidak apa, Kita revisi perlahan" Eideth meyakinkannya.

 

Eideth merasa sudah cukup untuk hari ini, Ia tidak pernah mengira akan menjalankan sesi tambahan untuk uji coba format baru itu. "Eideth, tunggu sebentar" ujar Zatharna. Zatharna melemparkan sebuah kotak kecil kepadanya, "bukalah". Saat Eideth membukanya, cahaya berkilau memasuki tubuhnya dan Ia bisa merasakan sensasi itu sebagai.

 

[Selamat, Kamu memperoleh Exp Chest, Kamu telah naik level sebanyak empat kali.]

[Kamu punya empat level tersedia, Kamu karakter level 8 sekarang]

 

"Loh, tunggu sebentar, Kalian serius, bukankah ini terlalu banyak" tanya Eideth. Ia benar-benar syok naik level berturut-turut seperti ini. "Kalian tidak akan meninggalkanku bukan" tanya Eideth, Ia takut ini adalah bendera merah, atau lebih buruk bendera hitam. Pada sesi permainan TTRPG, umumnya Kamu tidak naik level begitu cepat, untuk naik level bisa memakan waktu tiga bulan hingga setengah tahun (pada umumnya orang-orang hanya bermain satu kali seminggu).

 

"Tidak sama sekali, Kami hanya ingin Kamu menggunakan Talentmu lebih sering, Kami tahu Kamu selalu menonaktifkannya, memakai mantra yang dikenakan penalti, Kamu selalu bertarung mati-matian, Kami hanya ingin meringankan bebanmu" ujar Zatharna. Fawn dan Ryx meyakinkannya untuk menerima hadiah itu. Eideth merasa sedikit aneh, mungkin karena ini kehidupan nyata, dimana setiap detiknya dihitung bermain selagi Ia mengaktifkan Talent, berbeda dari dunia lamanya.

 

"Terima kasih, akan kugunakan dengan baik" balasnya. Eideth meminta mereka untuk memperjelas sistem leveling ini kedepannya, karena Ia hampir kena serangan jantung saat mendapat kejutan ini. Karena Ia naik level, Ia yakin kesulitan lawan kedepannya akan semakin tinggi. Eideth sudah mengingatkan Zatharna dan saudarinya akan tantangan menaikkan level pemain. Tugas seperti menyeimbangkan sesi pertarungan dengan mengatur tingkat kesulitan.

 

"Karena Kamu sudah dapat hadiahmu," seseorang datang untuk bergabung dalam pembicaraan, "kenapa tidak Kamu ambil kelas Artificer dan buatkan tubuh baru untukku" ungkapnya. Orang itu tidak lain adalah Deith, pendukung dari kelas Warlock miliknya. "Baiklah, Aku mengerti, Aku akan segera mengerjakannya setelah memenuhi persyaratan Artificer, tolong tunggu sebentar ya tuanku" ujarnya.

 

---

Eideth kembali ke kamar asrama, Ia melihat jam dan merasa lega Ia hanya pergi selama sepuluh menit. Masih ada beberapa waktu sebelum matahari turun, Eideth berniat merapikan jadwal dan rencananya. Ia memperkirakan persyaratan apa yang Ia harus penuhi untuk mengambil kelas itu. "Artificer ya, apa sudah saatnya Aku ke klub itu" ujarnya.

 

Sesudah itu, Eideth kembali berlatih Teknik pengendalian Mana. Ia berpikir untuk menghemat persediaan Mana, Ia akan berlatih Harden kali ini. Eideth mulai mengkondensasi Mana untuk membentuk [Layer]. Dari lapisan pertama, lanjut lapisan kedua, kemudian lapisan ketiga. 'Tunggu, kok' Eideth memaksakan dirinya untuk mencoba menggapai level yang lebih tinggi dan akhirnya, Ia mencapai [Fourth Layer].

 

Eideth merasa sangat normal ketika melewati batasan itu dibandingkan sebelumnya. Ia penasaran apa yang berubah. [Hai Eideth, Kamu bisa mendengarku, selamat sudah mencapai tingkat Elite] puji Zatharna. "Zathy... jangan bilang kalau", [ya, itu benar, Kamu merasakan perbedaan yang drastis setelah naik level bukan]. "Excusez-moi?" Eideth tidak percaya semuanya semudah itu. Ia melihat layar Talentnya.

 

[Name: Eideth Raziel,

Adventurer 9 [Wizard, Barbarian, Warlock, Cleric, 4 level tersedia]

ATK: Vaylantz (+1) / Magic Wand (+1)

DEF: (+0), Armor: Cloth (+0 Block, +2 Dodge)

Mana Pool/Recovery: 24 (4d6) / 5 (1d6)

Mana Spend Limit: 4

Spells and Techniques: (Explode: Geyser 4), (Overflow: Gate 4), ....]

 

Di ujung layar status, Eideth bisa melihat Ia bisa memakai Teknik sihir turunan hingga tingkat empat (Elite). Itu semua berkat Mana Spend Limitnya meningkat. Tubuhnya mampu menahan Fourth level sekarang. Eideth sedikit kesal karena berpikir Tekniknya bertambah kuat hanya karena Ia naik level, bukan karena usahanya sendiri. Namun Ia mulai menerima itu, sistem ini lebih cocok untuk dirinya sekarang. Ia tidak terkekang sebagian penalti karena ketidaksamaan sistem.

 

Eideth mempelajari ulang cara kerja sistem itu. "Jadi ada tiga sumber daya, Action, Movement, dan Mana points. Action points untuk menyerang, menggunakan Feats, juga merapal mantra. Mana points adalah biaya untuk merapalkan sihir berlevel. Tapi Movement, wow, Aku dapat mengorbankan Movement dengan kelipatan lima kaki untuk menangkis dan menhindar, semakin banyak Movement yang kukorbankan, semakin besar kemungkinan untuk menghindari kerusakan kritis, ini cukup unik".

 

Ini membuat sistem pertarungannya menjadi lebih mendalam, sistem ini tidak memiliki fitur seperti kecepatan reaksi seperti DM, dan mengandalkan manajemen sumber daya yang baik. "Sayangnya Aku akan Melee hampir disetiap pertarungan, kalau Aku beruntung dapat posisi tengah, mungkin Aku dapat lebih aktif dengan merapalkan mantra sihir" gumamnya.

 

Eideth juga melihat kemampuan Teknik sihir menurut Talentnya. "Ini betulan," ungkapnya tak percaya, "[Overflow] dominan untuk meningkatkan kerusakan serangan, [Harden] meningkatkan pertahanan fisik dan sihir, [Wave] lebih berfokus Crowd control dan Recovery, dan [Explode] mampu memberi tambahan Movement? Wow". Eideth tidak sabar untuk melihat sinergi apa yang bisa Ia gunakan. "Tapi ini masih dalam percobaan ya" Ia tersadar, semangat dan ekspektasinya sedikit menurun.

 

Sebuah buku terjatuh dari mejanya, membuka beberapa halamannya di lantai. Eideth mengambil buku itu dan sadar kerugian lain yang Ia harus terima jika memakai Format itu. "Sial, Aku tidak bisa memakai kombinasi curang Dragon Maze ya", Ia punya sebuah buku yang Ia beri nama Book of War Crime. Berisi bermacam-macam strategi kuat yang bisa Ia pakai untuk berbagai situasi. Buku itu menggunakan peraturan ambigu dan tidak tertulis dari Dragon Maze untuk mencapai hal itu.

 

"Tidak, ini belum saatnya, Aku tidak perlu memakai ini jika melawan orang biasa, sebaiknya Aku hanya mempersiapkan ini untuk melawan Apostles" ketika resiko kegagalan semakin tinggi, saat itulah Ia akan mengeluarkan semuanya. Namun sebelum itu, Ia harus menguatkan fondasinya terlebih dahulu. Eideth penasaran seberapa kuat dirinya sekarang sudah mencapai Fourth Level.

 

*Beep.... sebuah alarm berbunyi. Eideth tidak pernah mendengar alarm itu sebelumnya. Ia panik karena Ia tidak bisa menemukan sumber suara itu dan takut mengganggu tetangga. Setelah Ia menemukan sumber suaranya, Ia mendapat permasalahan baru. "Sial, kartu Nexusku kelewatan batas" Eideth melihat kartu dari Menara Nexus itu menunjukkan penggunaan Mana yang sudah melebihi batas. "Aku harus meningkatkan kartu ini besok ya, menambah pekerjaanku saja" ujarnya.

 

Eideth menyimpan kartu itu didalam dompetnya. Melempar dompet itu ke atas meja selagi Ia melompat ke tempat tidur. Kepalanya pusing akibat berpikir terlalu banyak. Ia akan membiarkan dirinya besok menyelesaikan hal itu. "Kenapa Aku belum merasa bersantai sampai... sekarang..." Ia tidur seperti batu kemudian.

 

---

Malam itu sekelompok wanita tiba di Lucardo. Mereka sudah terkagum melihat pemandangan Ibu kota itu di malam hari dari kejauhan, namun pengalaman itu sangat berbeda saat melihat dari bawah. Kota itu tidak tertidur meski malam sudah larut. Tidak ada seorang pun di jalanan yang terlihat lelah. Kelompok itu merasa Ibu Kota benar-benar berbeda dengan kota-kota lain yang sudah mereka lewati selama perjalanan mereka.

 

Semangat mereka sedikit membara untuk mengunjungi setiap tempat terkenal di Ibu kota namun mereka dihalangi oleh penat sehabis berkendara di atas kereta kuda seharian. Kelompok itu memutuskan untuk menyewa kamar di penginapan. Selesai mandi, Ketua kelompok memerintahkan mereka untuk segera tidur agar mereka bisa bangun lebih awal besok. "Kita akan hiburan di Ibu Kota sampai matahari turun besok, jadi cepat tidur" ujarnya.

 

Salah seorang dari mereka mengagumi pemandangan Ibu Kota satu kali lagi sebelum tidur. Ia melihat bangunan-bangunan menjulang tinggi itu, merenungkan sesuatu dalam pikirannya. "Kamu pasti ada disini kan, Eid, kuharap Kita bisa segera bertemu" ujar Wanita itu. Ia melihat pakaiannya yang sudah Ia siapkan di gantungan pakaian, merasa gugup untuk hari esok sebelum Ia tidur.