Radiant Catastrophe: Surviving SCP-001

🇮🇩A_Tissue
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prologue

Hari itu hanya seperti hari-hari biasanya, langit yang cerah tak berawan, angin yang berhembus lembut dan burung-burung berkicau. Sebuah hari dapat disebut sebagai hari yang sempurna, terlalu sempurna.

Adam dengan dua orang temannya, Noah dan Rei sedang bermain video game di ruang bawah tanahnya. Tawaan mereka dapat terdengar hingga ke lantai atas, menandakan mereka sangat menikmati dan sudah terperangkap di dalam permainan mereka. Tapi dalam waktu dekat, semua candaan itu akan berubah menjadi kengerian, ketakutan, dan keputusasaan.

"Hey! Kau curang!" Sorak Adam sambil sedikit mendorong Noah. "Kau bahkan tidak memberiku kesempatan!" Kekesalan dapat sangat terdengar di suaranya karena ia terus terusan kalah.

"Pfft! Noob! Main yang bener!" Ucap Noah dengan nada penuh sindiran, dia terus mengalahkan Adam berkali-kali di video game itu. "Mau dibantai sampai berapa kali? Menyerah saja lah! kau tidak akan menang!" Lanjutnya sambil terus mengganggu Adam.

Saat Rei ingin ikut mentertawai Adam, sebuah alarm yang menusuk telinga tiba-tiba terdengar dari Handphone dan TV mereka. Tanpa mereka sadari, Handphone dan TV tersebut sudah di ambil alih oleh sebuah EAS (Emergency Alert System) yang berasal dari sebuah organisasi bernama SCP Foundation. SCP Foundation adalah organisasi rahasia yang biasa menangani anomali yang terjadi di dunia ini, kabar mengenai organisasi ini sudah lama menjadi bahasan di internet namun tidak ada yang pernah membuktikan keasliannya.

"Peringatan penduduk sipil! jangan matikan perangkat kalian, ini adalah peringatan penting." Sebuah suara mulai muncul dari EAS tersebut. "Pukul 11:00 pagi ini, sebuah anomali yang tidak diketahui terjadi pada matahari yang menyebabkan sinar yang dipancarkannya, termasuk yang terpantul oleh bulan, dapat merubah makhluk hidup yang terkena kontak langsung akan berubah menjadi gumpalan hidup agresif. Sekitar 95% dari populasi manusia sudah terkena efek dari matahari dan mereka dapat dianggap mati." Diikuti oleh rekaman CCTV dan video amatir yang menunjukan perubahan masal pada umat manusia membuat setiap orang yang menonton siaran EAS tersebut gemetar ketakutan.

"Ini pasti bercanda..." Ucap Adam yang sangat ketakutan, bahkan dari suaranya dapat terdengar jelas bahwa dia sedang gemetar. "Apa... ini kiamat?"

Setelah menunjukkan rekaman-rekaman itu, layar setiap perangkat yang sedang menyiarkan EAS tersebut berganti ge sebuah logo yang merupakan logo SCP Foundation itu sendiri. "Tidak ada yang bisa kami lakukan, ini semua sudah berada diluar kekuasaan kami." Sambung siaran EAS itu setelah terdiam selama beberapa detik. "Kami menganjurkan untuk tetap berlindung dan jika sangat diperlikan, keluar dimalam hari sambil menggunakan pakaian tebal serta menghindari kontak langsung dari cahaya bulan atau matahari akan jauh lebih aman. Hindari manusia yang sudah berubah menjadi makhluk gumpalan itu karena mereka akan menyeret setiap manusia yang mereka temui kebawah cahaya. Semoga beruntung para penyintas. Berbaur dalam gelap, membenci sang cahaya".

"Tidak! Tidak! Ini tidak mungkin terjadi!" Ucap Noah yang sedang panik sambil meraih Handphonenya, ia mencoba mengubungi seseorang namun itu sia-sia. "Tidak ada sinyal.."

"95%... sekitar 7.5 Miliar manusia sudah mati dalam sehari? Skenario macam apa ini... kita bahkan tidak bisa terkena matahari..." Rei terdengar sangat putus asa, dia hanya bisa terpaku ditempatnya tidak tau harus berbuat apa.

Adam berdiri dari tempat duduknya dan melihat sekeliling, dia mengecek makanan yang sengaja ia simpan di ruangan bawah tanah itu. "Kita setidaknya punya makanan untuk beberapa hari kedepan, setelahnya aku tidak tahu harus apa."

"Kita bisa pikirkan itu nanti, untuk sekarang setidaknya kita harus membarikade pintu kebawah sini agar para monster itu tidak bisa masuk." Noah yang berusaha menguatkan diri berjalan kearah pintu masuk dan menggunakan semua yang ada di sana untuk menahan pintunya.

Adam berjalan ke arah Rei dan menepuk pundaknya. "Kuatkan dirimu, kawan. Aku tahu semua ini sulit tapi setidaknya berusahalah agar tidak kehilangan akal sehatmu."

• • •