Sesungguhnya aku berkata kepadamu: Sesungguhnya orang yang tidak menerima Kerajaan Allah seperti anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya. (Markus 10:15)
Ketika kita berbicara tentang pelayanan, seringkali kita cenderung berpikir tentang tugas-tugas besar, panggung megah, atau prestasi gemilang. Namun, dalam injil Markus 10:15, Yesus menunjukkan kepada kita nilai besar dari bersahajaan dalam pelayanan. Ia mengajarkan bahwa penerimaan Kerajaan Allah seperti anak kecil adalah esensi dari pelayanan yang sejati dan tulus.
Bersahajaan dalam pelayanan berbicara tentang hati yang tulus dan murni dalam melayani Tuhan dan sesama. Anak kecil ditandai oleh sifat-sifat seperti kejujuran, kepolosan, dan kepercayaan yang penuh. Mereka tidak memiliki kedok atau motif tersembunyi dalam perilaku mereka. Demikian pula, dalam pelayanan, kita dipanggil untuk melayani dengan hati yang bersih, tanpa pamrih, dan tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan dari manusia.
Bersahajaan dalam pelayanan juga berbicara tentang melayani dengan rendah hati. Ketika kita bersahaja dalam pelayanan, kita tidak memandang diri kita sendiri sebagai yang paling hebat atau yang paling berjasa. Sebaliknya, kita menganggap orang lain lebih tinggi dari diri kita sendiri dan dengan rendah hati melayani mereka. Dalam surat Roma 12:3, rasul Paulus menuliskan, "Karena oleh kasih karunia yang diberikan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah orang berpikir lebih tinggi dari pada yang patut ia pikir, tetapi hendaklah ia berpikir dengan sadar, sesuai dengan ukuran iman yang telah dikaruniakan Allah kepadanya." Ketika kita melayani dengan kesadaran bahwa pelayanan bukan tentang kita, tetapi tentang Tuhan dan orang lain, kita menghormati dan memuliakan Tuhan dalam pelayanan kita.
Sebagai pengikut Kristus, marilah kita belajar dari sikap anak kecil dalam melayani Tuhan dan sesama. Anak kecil memiliki hati yang terbuka, mau menerima pengajaran, dan memiliki kepercayaan yang penuh kepada orang tua mereka. Demikian pula, kita dipanggil untuk memiliki hati yang terbuka kepada Firman Tuhan dan mau belajar dari-Nya. Dalam surat 1 Petrus 2:2, rasul Petrus menuliskan, "Berpelajarlah seperti anak kecil yang baru lahir, dan rindukanlah susu yang murni itu, supaya olehnya kamu bertumbuh menjadi keselamatan." Ketika kita berpegang teguh pada Firman Tuhan dan merindukan pengajaran-Nya, kita akan bertumbuh dalam iman dan keselamatan.
Bersahajaan dalam pelayanan juga berbicara tentang kecintaan yang murni dan tulus kepada Tuhan. Ketika kita melayani dengan cinta yang tulus kepada Tuhan, kita tidak akan memperhatikan pujian atau penghargaan dari manusia, tetapi semata-mata mengasihi dan melayani Tuhan dengan tulus. Dalam surat Matius 22:37-39, Yesus menjawab pertanyaan tentang hukum yang terbesar dengan mengatakan, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Inilah hukum yang terbesar dan yang pertama." Ketika kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi kita, maka pelayanan kita akan dipenuhi oleh cinta yang murni dan tulus kepada-Nya.
Bersahajaan dalam pelayanan juga berbicara tentang menjaga kesederhanaan dalam hidup kita. Ketika kita melayani dengan sederhana, kita tidak mencari popularitas, kekayaan, atau kedudukan di dunia ini, tetapi memfokuskan hidup kita untuk menghormati dan memuliakan Tuhan. Dalam surat 1 Timotius 6:6-8, rasul Paulus menuliskan, "Sesungguhnya, kebajikan dengan pertentangan yang besar itu adalah suatu keuntungan besar, asal diketahui kebijaksanaannya. Sebab kami tidak membawa sesuatu pun ke dalam dunia ini dan kami juga tidak akan membawa sesuatu pun keluar dari dunia ini. Jadi, jika kita mempunyai makanan dan pakaian, hal itu sudah cukup untuk kita." Ketika kita hidup dengan sederhana dan berfokus pada apa yang telah Tuhan berikan kepada kita, kita akan hidup dengan hati yang penuh syukur dan berbagi dengan orang lain.
Bersahajaan dalam pelayanan adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk hidup dengan kejujuran, rendah hati, hati yang terbuka, dan cinta yang tulus kepada Tuhan. Marilah kita belajar dari sikap anak kecil yang tulus dan polos dalam melayani Tuhan dan sesama. Ketika kita hidup bersahaja dalam pelayanan, kita akan menjadi saluran berkat bagi banyak orang dan memuliakan Tuhan dengan seluruh hidup kita. Amin.