Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

La Nostra storia d'Amore

🇮🇩OrThoChie
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.3k
Views
Synopsis
Aisyah gadis 17 tahun, yang bernama lengkap Aisyah Putri Maheswari. Putri sekaligus cucu perempuan satu-satunya didalam keluarga besar Maheswari. Jatuh cinta pada seorang pemuda yang sama sekali tidak pernah menganggap nya. Dialah Adam Malik anak dari salah satu sahabat Putra Maheswari, Ayah Aisyah. Adam tidak ingin berjodoh dengan Aisyah, sebab ia tidak suka sifat manja dari anak semata wayang sahabat orang tuanya itu. Bagaimana kisahnya?

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Kesal

 "Hu...h akhirnya selesai juga tugas gue!" gadis manis itu bergumam pelan. Ia tampak meregangkan otot-otot yang sedikit kaku. Lima jam Ia berkutat dengan tugas sekolah nya hingga Ia melewatkan jam makan malam hari ini. 

Sang Ibu mengomel di dapur sambil sesekali melirik kearah tangga. Dikamar Aisyah mempercepat mengemas buku pelajaran nya, ia tidak mau Bundanya tambah murka kepadanya.

"Haish " gumamnya lagi saat sekilas melirik kearah jam dinding dikamar itu. Buru-buru Dia melangkah meninggalkan kamarnya dan menuruni anak tangga.

Setibanya dimeja makan Aisyah disuguhi tatapan tajam dari wanita yang telah melahirkannya 17 tahun silam itu. 

"Udah jam berapa sekarang." Suara dingin sang ibu membuatnya semakin merunduk. Tangannya segera menarik mundur kursi yang berada didepan sang ibu dan mendudukinya. "Cepat habiskan makanan nya, setelah itu langsung tidur. "Perintah ibunya sambil menuangkan air mineral kedalam gelas untuk sang putri tercinta. "Awas aja, kalo Bunda masih liat kamu nonton drakor. " sambungnya lagi. 

 

Natari atau sering disebut bunda Nata itu adalah tipe seorang ibu penyayang, tapi tegas terhadap buah hatinya. 

***

Aisyah baru keluar dari kamar mandi, wangi segar dari sabun cair menguar mengharumi ruangan bernuansa violet dan putih itu. Ia berkemas-kemas sambil berdendang kecil, juga sembari mendengarkan kicauan suara burung yang menyambut hangat sinar mentari pagi ini dari sebuah pohon mangga samping kamarnya. 

Menarik mundur kursi meja rias, Aisyah duduk dan menyisir rambutnya yang sudah kering dan mengoleskan vitamin rambut disana. Rambut hitam panjang nan lebat itu adalah hasil karya sang tante. Tak lupa juga Dia mengoleskan pelembab di wajahnya biar tampak lebih segar dan mengaplikasikan dengan bedak tipis senatural mungkin. Terakhir barulah Dia mengoleskan liptint untuk bibir tipisnya. 

Setelah merasa cukup Aisyah beralih ke ruang pakaian dan memakai seragam sekolah juga sepatunya disana.

Ia kembali melihat tampilan nya didalam cermin besar meja rias di kamarnya sekali lagi sebelum keluar dari kamar. Ia meraih ransel hitam favoritnya dan menyampirkan ke bahu. Lalu menutup pintu kamar dan turun kebawah menuju ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya. 

Putra Maheswari sang Ayah sudah menunggu putrinya itu sembari membaca surat kabar. Natari membantu art nya menyiapkan sarapan pagi ini. 

"Pa, Ais berangkat bareng Adam ya? " ucap gadis cantik itu sembari memainkan alis nya. 

"Bareng Papa aja," Putra menjawab cepat. 

"Udahlah, Bang. Nggak papa, kan mereka satu sekolahan." sewot Natari. Tangannya menyendok kan nasi goreng ke piring putri dan suaminya. 

"Tapi, kan.. "

"Udah, dimakan dulu sarapannya," potong Natari. 

Aisyah dengan cepat menghabiskan sisa sarapannya. Lalu dengan segera pamit. Ia harus cepat kerumah Adam agar laki-laki yang dijodohkan dengannya itu tidak meninggalkannya. 

"Hati-hati! " ucap Natari saat melihat putrinya berlari keluar rumah.

~~

"Kak Adam.. Assalamu'alaikum.."

Aisyah sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah persis di hadapan kediamannya pagi ini. Gadis berkulit putih bersih itu berharap Adam masih berada dirumah. Dan mau memberinya tumpangan. 

"Wa'alaikum salam, " jawab seseorang dari dalam rumah. "Eh, Ais.. " ucap Mamanya Adam yaitu Lira setelah pintu rumah terbuka.

Sembari tersenyum, ia mengajak Aisyah untuk masuk kedalam rumah mewah miliknya.

"Pagi Ma, Kak Adam nya ada? " tanya Aisyah dengan tersenyum juga. Gadis itu tak lupa mencium punggung tangan Mamanya Adam terlebih dahulu.

Ia pun mengekor masuk kedalam rumah hingga terus ke ruang makan. 

Disana ia melihat Adam bersama sang Papa sedang sarapan. Lira mengajak Aisyah untuk ikut sarapan bersama mereka. Lira kembali duduk disebelah suaminya, 

"Makasih, Ma. Ais udah sarapan, kok " ucapnya sembari duduk disamping Adam. Gadis itu terus saja memperhatikan Adam. 

Adam yang sedang serius menghabiskan sarapannya hanya menoleh sebentar tanpa berbicara sepatah katapun kearah Aisyah.

Sejujurnya, Ia merasa risih bila Aisyah terus saja bergantung dan menempel padanya. Ia juga belum siap jika harus menikah muda. Ia masih ingin mengejar cita-citanya hingga ke Jepang. 

Adam meninggalkan Aisyah, ia berlalu keluar setelah selesai sarapan dan berpamitan. Diraihnya ransel dan kunci motor dari atas meja depan televisi. Lalu berjalan cepat keluar dari rumahnya. 

"Kak, tungguin ih.. " Aisyah berlari mengejar Adam. Ia takut Adam akan meninggalkannya. Gadis cantik berhidung mancung itu pun bergelayut manja setelah berada disisi Adam tanpa menghiraukan tatapan dingin yang Adam berikan padanya. 

"Kalo Lo mau bareng, nggak usah nempel juga kali! Kalo mau gue tinggal. Risih gue!"

Adam menarik paksa lengan yang dipeluk Aisyah. Aisyah tiba-tiba terpaku saat mendengar Adam berkata kasar padanya. 

"Buruan! Jadi bareng nggak!" seru Adam sambil menggerutu. Lelaki bertubuh tegap tersebut, berjalan cepat kearah motornya.

Mendengar suara teriakan Adam membuat airmata tiba-tiba menggenangi pelupuk mata Aisyah tetapi ia menahannya agar tidak menangis saat ini dan akan membuat Adam semakin marah. Ia juga tak mau Adam sampai meninggalkan dirinya. 

Dengan langkah gontai Aisyah menghampiri Adam yang sudah berada diatas motor sport miliknya. Adam memasangkan helm ke kepala Aisyah. Dan membantu gadis itu naik ke motornya. 

Motor sport berwarna hitam metalik itu keluar dari gerbang rumah dan dengan kecepatan tinggi telah tampak hilang ditikungan. Adam masih kesal dengan Aisyah jadi mereka berdua tidak ada yang membuka mulut. Di Lampu merah, Adam mendengus kasar, ia lelah. 

"Kak, Kakak masih marah? " tanya Aisyah pelan. Tetapi suaranya kalah dengan suara mesin kendaraan yang ramai di jalanan. Akhirnya Aisyah kembali diam. Gadis itu membuang nafas kasar. 

Beberapa menit kemudian motor sport milik Adam telah tiba didepan sebuah gedung berlantai tiga. Salah satu sekolah favorit anak-anak orang kaya. Sebab sekolah itu terkenal elit dan mahal.

Adam dan Aisyah satu sekolahan dan satu angkatan juga cuma beda kelas. Adam dikelas 12A¹ sedang Aisyah 12A².

Motor mereka berhenti di sebuah tempat parkir khusus siswa, Adam menyuruh Aisyah turun terlebih dahulu. Akan tetapi Lelaki itu meninggalkan Aisyah setelah bertemu teman-temannya. 

Aisyah kembali membuang nafas kasar, sebelum melangkah ia menghentakkan kaki jenjangnya kesal.

"Apa sih kurang nya, gue!" gadis cantik itu mengerucutkan bibir nya. "Awas aja, gue akan minta Papa untuk mempercepat perjodohan ini!" seru nya. Lalu pergi menuju kelasnya. 

Bersambung