Chereads / Biar Aku Memujamu / Chapter 8 - ITU BUKAN SIH?

Chapter 8 - ITU BUKAN SIH?

"kata si Nabila sini atuh Ahy, mumpung si Nabilanya lagi ada di Bandung"

 "iya ahy, ditunggu ya"

 Di pagi yang indah, aku terbangun ari tidurku dengan suasana hati yang gembira. karena semalam aku mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa. Dan sepertinya tidak semua orang bisa mendapatkannya. Sungguh beruntung sekali kan aku?

Nabila : aa bangun. shalat shubuh

 UHUY! baru juga bangun tidur, udah disambut aja sama yang manis-manis. Iya-iya pasti shalat kok-batinku. Shalat adalah kewajiban kita sebagai umat muslim. Bahkan ada yang mengatakan bahwa "jangan jadikan shalat hanya sekedar kewajiban, tapi jadikanlah shalat sebagai kebutuhan". Seperti makan. Jikalau kita belum makan rasanya hati tidak akan tenang karena rasa lapar yang tidak akan pernah berhenti. Begitupun shalat. Jikalau kita belum melaksanakan shalat maka seharusnya hati tidak akan tenang karena rasa mengganjal yang terus menghantui. Jika kita tidak makan berhari-hari, bisa jadi kita akan mati karena kelaparan. Tapi jika kita tidak shalat berhari-hari, maka kita akan mati dengan tidak adanya ketakwaan. Naudzubillahi Min Dzalik.

 Aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan shalat shubuh. Setelah melaksanakan shalat shubuh, aku masih terpikirkan oleh peristiwa semalam. Beneran gak sih peristiwa semalam itu? atau semuanya adalah halusinasi belaka? semua itu seperti mimpi.

Nabila : aa Bila diajakin jalan-jalan sama temen-temen

 Aldi : kemana? 

Nabila : D'dieu Land

 Aldi : ouh... yang di punclut 

Nabila : aa tau? Aldi : pernah lewat aja sih. AA pernah makan di deket situ 

Nabila : oh...

 Ia ingin jalan-jalan ke D'dieu Land? apa aku juga datang ya kesana? buat surprise gitu, kayaknya seru deh. Kata-kata temannya semalam adalah tantangan bagiku. Kapan lagi gitu kan ada Bidadari yang lagi transit di Bandung. Dan katanya "Kesempatan tidak datang dua kali".

Nabila : aa. Katanya gak jadi ke D'dieu Landnya

 Aldi : terus jadinya kemana? 

Nabila : katanya mau ke Floating Market aja. Lebih deket juga 

Aldi : ouh... yaudah ati-ati ya

 Mengetahui bahwa ia ingin pergi ke Floating Market, aku pun bangkit dari rebahanku dan bergegas untuk mandi agar saat bertemu dengannya terlihat TAMVAN. Tunggu aku sebentar saja, maka aku akan datang menghampirimu. Surprise.

*****

Nabila : aa. Bila udah nyampe di Floating Market 

Aldi : Alhamdulillah

 Akhirnya ia telah sampai pada tujuan dengan selamat, sentosa, adil dan makmur. Sekarang saatnya aku bersiap-siap untuk menyusul kesana. Aku memakai kaos berwarna biru navi ditambah dengan kemeja fanel putih biru, celana Cream, kaos kaki putih dan sepatu Johnson berwarna putih. Tak lupa aku membawa oleh-oleh untuknya, yakni wayang golek semar. Wayang golek semar ini aalah salah satu wayang yang selalu menemaniku manggung dari panggung-kepanggung. maka dari itu wayang ini sangat spesial bagiku. Sesuatu yang spesial untuk orang yang spesial. Sebelum berangkat, tak lupa aku meminta izin terlebih dahulu kepaa kedua orang tuaku agar di perjalanan selamat sampai tujuan. Setelah itu barulah aku berangkat menggunakan motor.

 "Mau kemana a?" tanya teman perempuan kakakku yang sedang berkumpul di rumahku

 "Mau main ke Lembang" jawabku sambil menaiki motor

 "Awas ah ati-ati ya" ia memperingatkan ku

 "Iya teh siap" jawabku dengan posisi sudah siap berangkat "Assalamu alaikum" aku mulai menarik gas

 "WA'ALAIKUM SALAM" jawab teman-teman kakakku

 Di perjalanan aku terjebak macet. Entah kenapa kondisi Bandung saat itu sangat ramai penduduk, ditambah hujan mulai melanda. Aduuuh! gimana ini? gini banget sih nasibku-batinku.

Aldi : wan. ana mau ke rumah ente

 Hermawan : sendiri? 

Aldi : iya lah, emang mau sama siapa lagi 

Hermawan : yaa kirain lagi main sama yang lain. yaudah sini aja.

 Aku pun memutuskan untuk mampir terlebih dahulu ke rumah temanku yang berada di daerah Geger Kalong. Karena sepertinya tidak mungkin bagiku untuk memaksakan melanjutkan perjalanan. Untung saja aku mempunyai teman di deket situ, kalau tidak entah apa yang harus aku lakukan untuk menghindari hujan dan macet.

Aldi : wan. Ana udah nyampe. WAN! WOY!

 Kemana sih dia? padahal aku sudah berada di depan rumahnya tapi ia belum juga membalas pesan dariku. Apakah ia ketiduran? atau sedang tidak ada di rumah?. Kemana sih? hujan nih!-batinku.

 "Mau ke siapa a?" tanya seorang bapak-bapak yang sedang mengelas di depan rumahnya.

 "Mau.. ke Hermawan pak. Hermawannya ada?" jawabku dan langsung disusul dengan pertanyaan balik.

 "Oh... ada a. tunggu dulu ya" bapak-bapak itu pun langsung masuk ke dalam rumah untuk memanggilkan hermawan.

 "Iya pak" jawabku dan langsung duduk di lantai depan rumahnya.

 Setengah jam telah berlalu, tapi ia belum juga datang menghampiriku. Harus sampai kapan aku menunggunya? ditelepon gak diangkat padahal berdering, disms gak ngebales. Huft! aku sudah mulai bosan menunggunya.

 "A!" panggil seorang lelaki remaja padaku

 "Iya a?" aku menolehkan kepalaku ke arah sumber suara

 "Kata Hermawan masuk aja, langsung naik ke atas" ucap laki-laki itu sambil menunjukan kamar Hermawan yang berada di lantai dua.

 "Iya a makasih" jawabku berterima kasih "Assalamu alaikum" aku mulai memasuki rumahnya

 "Aldi!" teriak seseorang memanggilku

 Aku menoleh, mencari arah sumber suara orang yang memanggilku. kayaknya tadi ada yang memanggilku deh-batinku.

 "Aldi! disini!", teriaknya semakin kencang "Sini naik Di!"

 " Hermawan!", hatiku lega saat mengetahui bahwa yang memanggilku adalah hermawan yang sedang nongkrong di pagar lantai dua.

 Aku pun mulai menaiki tangga, lalu isuruh masuk ke dalam kamar Hermawan "Assalamu alaikum".

 "Wa'alaikum salam. Sini masuk Di", ia menyuruhku masuk "Sendiri aja?"

 "Emang mau sama siapa?", tanyaku balik

 "Ya kali. Tadi anak-anak PARAHYANGAN baru pada kumpil disini. Katanya mau pada jalan-jalan ke Floating Market" PARAHYANGAN adalah sebuah kelompok perkumpulan orang-orang Bandung, Sumedang dan Subang.

 Hah? anak-anak Parahyangan mau ke Floating Market? apa jangan-jangan? enggak enggak enggak, pasti ini cuman kebetulan aja-batinku berusaha berfikir positif. kenapa bisa pas banget ya? disaat Nabila dan teman-temannya sedang bermain ke Floating Market seketika anak-anak Parahyangan pun ingin bermain kesana. Apa mungkin mereka janjian?

 "Udah adzan kan wan? ana mau shalat" tanyaku karena tidak terdengar suara adzan.

 "Udah, baru tadi" jawabnya

 Hermawan menunjukkan kamar mandi kepadaku untuk mengambil wudhu. Dingin sekli air disini, aku seperti sedng berwuhu menggunakan air es. Setelah berwudhu, aku disuguhkan sejadah oleh Hermawan untuk menunaikan shalat ashar.

 "An mau berangkat lagi ya wan" ucapku setelah menunaikan shalat ashar.

 "Emang ente mu kemna sih?" tanya nya sambil menaikkan sebelah alis

 "Ke Lembang" balasku jujur

 "Mau ke siapa?" ia masih kepo dengan urusanku

 "Temen" jawabku sedikit bohong

 "Ouh..." ia mulai percaya padaku

 "Yuk ah! ana berangkat ya" aku berdiri dan bersalaman dengannya "assalamu 'alaikum" aku pun pergi meninggalkannya

 "Wa.alaikum salam. Ati-ati Di!"

"Iya"

 Aku memakai sepatu kembali dan menslendangkan tas di pundak sebelah kiriku. Aku berjalan menghampiri motorku yang basah kuyup dengn penuh harapan. Dan perjalananku dimuli kembali. "Bismillahirrahmannirrahim"

 Hujan semakin deras, tapi tak akan mengalahkan derasnya cintaku padanya. Macet terus melanda dan aku pun kesulitan untuk mencari celah jalan keluar agar bisa meneduh dan memakai jas hujan. Setidaknya agar aku tidak terlalu basah kuyup kehujanan. Terus bagaimana dengan kondisinya disana? apakah ia juga kehujanan?

Aldi : Bil. Masih di Floating Market? 

Nabila : iya a. Masih soalnya disini hujan 

Aldi : yaudah mending neduh dulu aja disitu, daripada hujan-hujanan 

Nabila : iya 

 Setelah mengetahui bahwa kondisinya baik-baik saja, aku pun melanjutkan perjalanan menggunakan jas hujan. Aku bergegas menaiki motor dan berkendara dengan cepat karena takut ia keburu pulang ke rumah temannya dan jikalau itu terjadi maka rencanaku pun gagal. 

 Aduh macet banget-batinku saat melihat jalanan depan pasar panorama sedang macet sekali. Aku menyelinap kesana-kemari agar bisa berjalan cepat. Namun, sepertinya aku harus berhenti terlebih dahulu karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan.

 Itu bukan sih?-batinku saat melihat tiga orang wanita sedang melewat didepanku. Sepertinya aku kenal dengan wanita yang berjalan di tengah itu. Aku yakin itu adalah Nabila. Walaupun aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung, Tapi aku tahu dari sorot matanya karena wajahnya ditutupi masker duckbil berwarna putih. Hatiku mengatakan bahwa itu adalah Nabila.