Chereads / KISAH CINTA SANG SOPIR / Chapter 3 - MAKIN TEGANG

Chapter 3 - MAKIN TEGANG

Seperti biasa Tino setiap hari bekerja mengantarkan barang dan kali ini tugas antar barang tidak begitu banyak cuma dua tempat saja tapi jaraknya cukup lumayan jauh jadi mesti pagi berangkat bersama rekan kerja Tino yang bernama Udin dia seumuran dengan Tino hanya saja Udin belum memiliki pasangan.

Ternyata hari ini begitu cepat tugas selesai karena kebetulan tidak begitu antri untuk penerimaan barangnya, jadi tugas pun cepat di selesaikan. lalu mereka berdua memutuskan mampir ke warung makan yang letaknya berada di sekitar situ, setelah sampai di warung makan mereka memarkirkan kendaraan dan kemudian masuk kedalam warung dan memesan makanan.

"Mau makan disini atau dibungkus mas?Tanya pelayan warung

"Disini saja mbak" jawab Tino

"Pakai apa mas? Tanya pelayan warung

"Sayur asem, ayam goreng, terus sama tempe mbak" jawab Tino

Dan Udin pun langsung menyambar

"Tempe teru....sss..! Sahut Udin

"Yah enak bro, apalagi tempe yang hidup itu lebih nikmat bro" jawab Tino yang bikin udin bingung

"Maksud kamu, apa bro? Tanya Udin pada Tino

"Hmmmm.... makanya cepetan kawin biar bisa merasakan tempe hidup bro hahaha....!! Sahut Tino sambil tertawa

"Oh....iya aku baru maksud bro" sahut Udin sambil senyum

Dan rupanya pelayan warung menyimak perbincangan antara Tino dan Udin yang sedang membahas tentang tempe, lalu pelayan warung pura-pura batuk.

"Ehemmmm ..mas yang satunya makan apa? Tanya pelayan warung

"Sama mbak kaya temen ku ini mbak" jawab Udin

"Tempe juga mas? Jawab pelayan warung sambil senyum

"Iya mbak, biar enak katanya" canda Udin pada pelayanan warung

"Terus minumnya apa mas? Tanya si pelayan warung

"Es teh manis mbak" jawab Tino

"Sama mbak aku juga" sahut Udin

Sambil makan dan menunggu es teh manis mereka pun berbincang

"Enak gak bro tempenya? Tanya Tino

"Enak bro, tapi aku belum pernah merasakan tempe hidup bro hi...hi.." jawab Udin sambil ketawa cekikikan

Tanpa disadari pelayan warung sudah ada dibelakang mereka untuk mengantarkan pesanan es teh manis yang tadi di pesan oleh mereka berdua dan pelayan pun ikutan nyeletuk

"Memang mas nya belum nikah toh? Tanya si pelayan warung

Dengan cepat Udin menjawab pertanyaan tersebut

"Belum mbak, kalo dia sudah mbak" jawab Udin sambil memandang kearah Tino

"Iya...iya ..aku sudah nikah bro" celetuk Tino

"Aku juga masih singel kok mas tapi aku jamu mas" terang pelayan si warung

Dan udin pun kembali bingung dibuatnya, dia pun berpikir sejenak, namun tidak di temukan kata-kata itu dalam kamusnya Udin.

"Apaan lagi itu jamu, jamu beras kencur maksudnya? Jawab Udin yang belum tau

"Ah...kamu ini bro masa tidak tau jamu bro?

Jamu itu singkatan dari janda muda bro"

Tino langsung menjawab Udin yang kebingungan

"Nah betul itu kata mas ini" sahut si pelayan warung sambil menunjuk ke arah Tino

"Terus apa hubungannya mbak? Jawab Udin

"Ya kalo jamu itu lagi hot-hotnya mas lagi kepengin di jamah tempenya, karena sudah lama tidak di jamah" terang si pelayan warung

"Terus aku harus bagaimana mbak? Udin kembali bertanya

"Ya mas mau tidak merasakan tempeku ini, hangat loh mas? Jawab si pelayan warung

"Pe...pengin nyoba sih mbak, tap....tapi malu mbak kalau sekarang" Jawab Udin dengan nada gugup

"Ya sudah kapan - kapan saja kalo pengin datang sendiri kemari biar gak malu" sambil menggoda Udin si pelayan warung pun pergi meninggalkan mereka berdua

"Tuh bro kapan lagi dapat merasakan jangan cuma denger kawan - kawan cerita" sahut Tino meledek udin

"Ah...sudah tidak usah dibahas lagi nanti kuberanikan diri kesini bro" ucap Udin

Setelah selesai makan mereka duduk sebentar di depan warung, sambil menunggu nasi turun ke perut, mereka hanya diam tanpa kata lalu Tino memanggil pelayan warung karena Tino mau membayar makanan yang tadi mereka makan.

"Mbak sudah ini mbak..!! Ucap Tino

"Iya mas tadi makan sama apa yah? Tanya si pelayan warung

"Nasi, sayur asem, ayam goreng sama tempe, terus minumnya es teh manis, temenku juga sama jadi berapa mbak? Terang Tino pada pelayan warung

"Semuanya jadi empat puluh ribu mas" jawab si pelayan warung

Setelah itu mereka berdua menuju ke mobil untuk kembali melakukan perjalanan pulang ke gudang, dalam perjalanan Tino bilang sama udin

"Istirahat dulu bro di rest area, waktu masih banyak ini bro" pinta Tino pada Udin

"Ok bro...siap" Jawab Udin singkat, dan Udin pun membelokkan mobilnya ke rest area yang kebetulan tidak jauh dari gudang, dan mereka pun tertidur pulas di mobil karena capek setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.

Setelah terbangun dari tidurnya mereka pun melanjutkan perjalanan ke gudang untuk menyerahkan surat jalan yang sudah di tanda tangani oleh customer dan waktu sudah menunjukkan pukul 5.15 sore saatnya mereka pulang.

Sesampainya di rumah Tino langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian lalu bikin kopi dan duduk di teras depan rumah sambil menunggu istri tercinta pulang karena sekarang istri Tino pulang sore setelah ada gantinya, dan sebentar lagi waktunya pulang, benar saja tidak lama istrinya pulang dan kelihatan lelah, ya maklum karena sedang mengandung buah hati hasil perkawinan Tino dan Novi.

"Mas...mas sudah sampai? Ucap Novi pada Tino

"Sudah sayang... baru saja sampai" jawab Tino

"Ya sudah aku mandi dulu yah mas" sahut Novi

"Iya sayangku, sana mandi biar makin cantik" celetuk Tino menggoda istrinya

"Ih...kamu yah sukanya ngegombal" jawab Novi

Dan Novi langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi dan berganti pakaian Novi pun duduk bersama keluarga di meja makan untuk makan malam bersama, Tino melihat ibu mertuanya yang selalu melirikan matanya ke arah Tino, pas Tino lihat dia mengedipkan matanya.

Waktu begitu cepat berlalu dan tak terasa sudah malam dan mereka menuju ke kamar untuk melepas penat, tapi malam ini Tino tidak bisa tidur entah kenapa, atau mungkin karena tadi siang sudah tidur lama, Tino melihat istrinya sudah tertidur pulas waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam namun Tino belum juga ngantuk dan tiba-tiba ponselnya bergetar ada pesan masuk yang tak lain dari ibu mertuanya yang bertanya kepada Tino

"Tino kamu sudah tidur belum? Isi pesan dari ibu mertuanya

Lalu Tino membalas pesan tersebut

"Belum bu, memang kenapa bu? Balas Tino

"Sama ibu juga belum, kamu mau gak temenin ibu di ruang tamu? Balas ibu mertuanya

"Waduh bu, bukannya aku tidak mau bu tapi aku takut ketahuan bu" balas Tino

"Tenang saja Tino.... mereka sudah pulas" balas ibu mertuanya

Kemudian Tino keluar dari kamarnya dengan pelan Tino membuka pintu dan menuju ke ruang tamu dan ternyata ibu mertuanya sudah menunggu disitu di atas sofa dan hanya mengenakan daster.

"Kenapa ibu belum tidur? Bisik Tino pada ibu mertuanya

"Ibu belum ngantuk gak tau kenapa, tapi mungkin karena ibu lagi kepengin kali yah" jawab ibu mertuanya lirih

Dalam hati Tino bertanya waduh repot ini kalau ketahuan bisa runyam urusannya

"Apa gak takut ketahuan bu? Tanya Tino

"Tidak apa-apa Tino ayo cepetan ibu sudah tidak tahan nih" bisik ibu mertuanya

Dan Tino pun menurutinya Tino membuka celana pendeknya dan langsung kelihatan rudalnya karena Tino tidak pakai celana dalam kalau mau tidur

"Wow... Tino kamu tau aja" kata ibu mertuanya

Lalu Tino duduk di sofa dan ibu mertuanya langsung duduk di pangkuan Tino sambil menyingkap dasternya dia duduk menghadap ke arah Tino, dan Tino merasakan me**k ibu mertuanya yang sudah tidak dilindungi dengan celana dalam

"Bu kok tidak pakai celana dalam? Tanya Tino pada ibu mertuanya

"Iya Tino ibu sudah siap - siap biar cepat" jawabnya dengan nada pelan

Tino merasakan bibir me**k itu basah mungkin sudah mulai gerimis lalu ibu mertuanya menggesekan me**knya itu dengan rudalnya perlahan tapi pasti, tidak lupa Tino pun mencium bibirnya dan sesekali Tino hisap tengkuk lehernya, namun dalam hati khawatir kalu istrinya atau bapak mertuanya keluar bagaimana, tapi tidak dengan ibu mertuanya yang semakin gencar, dan dipegangnya rudal Tino oleh ibu mertuanya lalu di tancapkan ke me**knya bless.....!! Terasa masuk ke lubang terlarang lubang dimana istri Tino pernah melewatinya, Tino merasakan cairan mulai membasahi diding kemaluannya dan begitu pula dengan tombak rudalnya yang ikut melumasi komponen biar tidak aus, goyangan Ibu mertuanya begitu mendominasi sepertinya sangat menikmati dan

"Oughhhh... Akh.....!! Desah ibu mertuanya yang sangat terdengar

Tino masih kepikiran kalo nanti ada yang keluar dan Tino pun mencium bibir ibu mertuanya agar tidak bersuara lagi, mereka berdua memadu kasih yang terlarang tanpa kata tanpa suara karena Tino takut ada yang dengar, goyangannya semakin kuat dan semakin kencang dia menggoyang Tino serasa mau patah rudal Tino, lalu dengan kuat ibu mertuanya menjambak rambut Tino dan....

"Akh..... Akh.....!!! Seketika laharnya menyembur dan sangat hangat kurasakan namun aku belum menyemburkan lahar karena pikiran bercampur aduk dan ibu mertuanya berbisik

"Tino kamu belum keluar ya? Tanya ibu mertuanya

" Belum bu, ko ibu tau sih? Sahut Tino

"Ya tau kan berasa semburannya, kenapa tidak dikeluarin? Tanya ibu mertuanya

"Takut ada yang lihat bu" jawab Tino

"Mau ibu keluarin? Tanya ibu mertuanya

"Iya mau banget bu" sahut Tino

Dengan sigap ibu mertuanya berjongkok dan mengulum rudal Tino, Tino merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan lembut ibu mertuanya menjilati lato - lato-nya bikin geli dan menggelinjang, lalu Tino merasakan hal yang sangat nikmat dan....

"Akh.....Ough.....sssh...!! Desah Tino

Dan crot..crot....!! Rudal Tino menyemburkan lahar didalam mulut ibu mertuanya

"Aduh maaf bu, kelepasan deh di dalam mulut ibu, habis enak banget bu" bisik Tino

Tanpa jawaban dari ibu mertuanya Tino melihat ibu mertuanya sangat menikmati dan menelan semua lahar yang Tino semburkan tadi dia begitu asik menjilati lahar yang tersisa hingga bersih.

Mereka berdua pun terkulai lemas di sofa dan Tino melihat jam sudah menunjukkan pukul 2.35 lalu mereka pun masuk ke kamar masing-masing.

Tino membuka pintu kamar dengan perlahan takut istrinya bangun dan dia melihat istrinya masih terlelap Tino merebahkan tubuhnya disamping istrinya, dalam hatinya masih berpikir bagaimana kalau tadi ada yang tau, tapi untungnya tidak ada satupun yang tau kecuali aku, ibu mertuaku, dan tuhan yang tau hubungan terlarang ini" ucap Tino dalam hati, lalu Tino pun terlelap tidur hingga pagi.

" Kriiii...ng.. " alarm ponselnya berbunyi sebagai tanda waktunya bangun untuk beraktivitas dan Tino pun beranjak dari tempat tidurnya, kemudian Tino bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah mandi lalu berpakaian dan pergi ke tempat kerja sesampainya di tempat kerja langsung menuju kemobil untuk persiapan dan ternyata sahabat Tino yaitu Udin sudah sampai lebih dulu.

"Hai bro... baru sampai" ucap Udin menyabut Tino

"Iya nih bro sorry agak telat yah bro" jawab Tino

"Iya tidak apa-apa bro, ayo langsung jalan semuanya sudah siap" terang Udin pada Tino

Lalu mereka berdua langsung jalan mengantarkan barang pesanan customer, dalam perjalanan Tino merasa ngantuk dan meminta Udin untuk menggantikan posisinya, lalu Tino minggir ke bahu jalan untuk bertukar posisi dan Udin pun bertanya

"Habis lembur apa bro? Tanya Udin

"Iya bro lembur makan tempe bro" canda Tino

Dan Udin pun langsung tertawa

"Hahaha....!! tempe lagi... tempe lagi...!!

Tak terasa Tino tertidur pulas dimobil sesampainya ditempat tujuan Udin membangunkan Tino

"Bangun bro...!! bangun sudah sampai nih" ucap Udin

Lalu Tino bangun untuk membuka pintu box belakang agar barang bisa di turunkan dengan forklift dan setelah barang di turunkan mereka pun pergi untuk mencari warung makan.

"Sayang yah bro ini bukan daerah kemarin yang kita tuju" celetuk Udin

"Kenapa memangnya bro? Tanya Tino pada Udin

"Ya kalau tempat kemarin kan bisa ketemu jamu bro" sahut Udin dengan senyum

"Hahaha....!! kamu sudah pintar yah bro" sahut Tino sambil ketawa

Setelah selesai makan mereka pun bergegas pulang karena jalanan agak macet jadi mesti buru-buru, sesampainya di gudang Tino langsung menyerahkan surat jalan yang sudah di tanda tangani oleh customer dan kemudian mereka berdua pun langsung pulang ke rumah, karena waktu sudah semakin gelap