Chereads / The Heretic Chef: Online / Chapter 20 - Ch. 20 — Pembersihan Training Center

Chapter 20 - Ch. 20 — Pembersihan Training Center

『 Status Windows

Nama : NieR

Level : 11

Class : –

Title : The Blessing of Patience (2)

Health: 570

Mana: 380

STR : 18    AGI : 8

VIT  : 8       INT : 8

DEX : 8     LUK : 1

Absolute Evasion : 25%

Status poin : 100 』

『 Selamat, Anda telah berhasil menduduki peringkat pertama dalam Player Ranking. Apakah Anda ingin menampilkan nama karakter ke Hall of Fame? 』

"Tidak usah, menampilkan level hanya membuat masalah."

『 Pendaftaran dibatalkan. 』

Mari kita lihat, sudah 2 hari Nier berburu monster dan kini levelnya meningkat pesat hingga membuat pemain lain jauh tertinggal di belakang. Pemain dengan level tertinggi di Hall of Fame saja masih level 5, sedangkan dia sudah level 11.

"Seharusnya di level 10 aku sudah bisa berganti job menjadi warrior. Tapi dengan apa yang dikatakan Kazuma tadi, aku harus menunggu dulu sampai bug sialan ini menghilang."

Siapa yang tahu kelasnya berubah menjadi sampah karena kesalahan sistem, jika itu sungguh terjadi maka tidak ada harapan lagi untuk masa depan Nier.

"Tapi 1 tahun itu terlalu lama. Apa aku coba saja kali ya?" Nier berjalan mondar-mandir di depan dojo bela diri, berpikir apakah dia akan masuk atau tidak.

Rasa penasaran dan rasa takut saling bercampur menjadi satu. Hingga akhirnya Nier malah berhenti di depan gerobak penjual bakso bakar.

"Kakek menurutmu hari ini aku hoki atau tidak?" Tanya Nier kepada penjualnya yang sudah tua.

"Ehh apa, kau mau beli hoki? Mau berapa tusuk?"

"Hahaha beli hoki kedengarannya boleh juga, aku mau satu."

Nier mengeluarkan uangnya yang ia dapat dari berburu monster, tidak banyak namun cukup untuk membeli beberapa tusuk bakso bakar.

 "Ngomong-ngomong ini orang pada ke mana ya? Kenapa sepi sekali, bukannya ini dojo untuk para warrior?"

"...."

Saat ditanya entah telinga kakek satu ini tersumbat atau apa, ia tidak mendengar Nier sama sekali dan terus fokus dengan baksonya. Padahal jarak mereka sangat dekat.

"..." Karena diabaikan dan penasaran, Nier pun berusaha mengintip dari bilik pagar. Dan seperti yang ia kira, sebuah dojo yang harusnya dipenuhi keringat dan teriakan masa muda, kini terlihat sangat sepi dan terlalu bersih seolah tak pernah digunakan.

"Nak, ini hokimu sudah jadi." Kakek itu memberikan dua tusuk bakso bakar dengan warna dan ukuran yang berbeda. Bentuknya terlihat menggiurkan walau hanya sebuah bakso, apakah ini karena efek lapar yang diberikan sistem? Nier tidak tahu dan segera mengambilnya.

'Perasaan tadi aku cuma pesan 1 kenapa datangnya 2?' Pikir Nier, dan seolah tahu apa yang ada di benaknya kakek itu tiba-tiba berbicara.

"Ckckck dasar anak muda yang miskin, beli bakso kok satu. Ambil saja satunya sebagai bonus." Kata kakek itu sambil menggelengkan kepalanya.

"..."

Senang sih dapat gratisan, tapi jika disindir seperti ini memakannya pun jadi tak enak.

"Terima kasih atas uangnya." Kata kakek lagi itu sebelum pergi meninggalkan Nier yang ternganga.

Sekarang dia sendirian, bersama baksonya yang belum tersentuh.

"Tunggu dulu, aku baru saja diejek, kan?"

 

***

 

Nier masuk ke dalam dojo dan menemukan banyak sekali orang-orangan sawah yang biasa dipakai untuk berlatih. Semuanya sangat bersih, tidak ada tanda goresan sama sekali.

"Ngomong-ngomong baksonya enak juga, kupikir karena ini dunia virtual rasa makanan akan sedikit terdistorsi." Satunya pedas dan satunya manis, Nier sangat menyukai keduanya dan berpikir untuk membelinya lagi nanti.

Semakin dalam Nier berjalan, ia kemudian menemukan sesuatu yang menarik. Bukan instruktur, bukan prajurit atau pun warrior. Melainkan sekelompok preman yang sedang asik berjudi, bermain kartu ditemani dengan beberapa botol minuman keras di sekitarnya.

"Hah, serius? Aku benar-benar tidak berharap melihat sesuatu seperti ini." Gumam Nier kecewa.

『 Quest

Pembersihan Dojo.

Anda telah melihat sebuah tempat yang harusnya dipenuhi dengan mimpi dan harapan, berakhir dikuasai oleh oknum jahat.

Kalahkan penjahat dan buat mereka keluar dari training center.

Rank: D

Rekomendasi level: 12

Keterangan selesai: Kalahkan 3 preman. (0/3)

Hadiah: 2.000 Exp. 25 Bronze coin.

Persyaratan: —

Kegagalan: Membunuh preman.

Sanksi: — 』

『 Apakah Anda ingin menerima Quest? 』

『 Terima 』『 Tolak 』

Sebuah Quest tiba-tiba terbentuk. Melihat deskripsinya, Nier merasa ini adalah misi yang lumayan bagus. Apalagi uang itu cukup berguna untuk menyewa penginapan di desa selama 2 hari.

"Mengalahkan mereka tanpa membunuhnya ya. Apakah aku cukup kuat untuk itu?"

Nier mulai memeriksa ketiganya. Untung saja mereka tidak terlalu kuat. 2 orang level 12, dan 1 orang level 13.

Dengan level Nier saat ini seharusnya cukup susah karena dia tidak memasukkan status poin apapun ke dalam atributnya. Namun dengan ajaran seni bela diri Brune dan teknik OverSync, itu masih bisa dilakukan. Apalagi yang dia lawan hanyalah sekelompok preman mabuk dan mungkin tidak memiliki dasar bela diri.

『Anda telah menerima Quest. 』

"Bukan berarti aku pengecut atau apa yah..." Nier mengambil beberapa batu yang ada di tanah, mengumpulnya, dan melempar ke kepala mereka satu persatu.

Lemparan pertama, batu terbang dengan cukup indah namun hanya berhasil mengenai botol minuman.

"Sial malah meleset..."

Crack!

Botol pecah dan para preman kebingungan dengan apa yang terjadi. Karena sedang fokus main kartu tidak ada satu pun dari mereka yang melihat kenapa botol yang berada di belakang bisa pecah.

"Woi tanganmu itu dijaga, kau tahu kan seberapa sulitnya aku mencuri minuman itu?!" Kata preman yang ada di sebelah kiri.

"Matamu, kau tidak lihat tanganku dari tadi sibuk memegang kartu?!" Jawabnya.

"Lalu siapa lagi kalau bukan kau?"

Di saat mereka saling menyalahkan, tiba-tiba sebuah batu terbang menghantam kepala pria sebelah kanan.

Buk!

Tepat di dahi dan benjol seketika.

"Hahaha palamu benjol!" Temannya tertawa puas sebelum kepalanya juga ikut benjol terkena batu.

"Aduh!"

Ketika keduanya kesakitan, barulah mereka sadar kalau mereka sedang diserang. Preman di sebelah kanan melihat lebih dulu dan menunjuk Nier yang masih melemparkan batu.

"Brengsek, bajingan itu yang menyerang kita!"

Preman satunya sedang tertidur, dan ketika kepalanya terkena batu barulah dia bangun dengan wajahnya yang bodoh.

"A-apa? Siapa yang memukul kepalaku?!"

Disisi lain, Nier semakin panik dengan melempar semua batu yang ada. Mereka meraung ganas, jika ini di dunia nyata Nier pasti langsung lari tanpa melihat ke belakang.

Nier menunggu, dan ketika salah satu dari mereka mendekat. Pukulan pertama dilayangkan.

『 Anda telah menangani 43 kerusakan pada target. 』

Alis Nier seketika mengerut, ia berharap pukulan kritis. Tapi preman itu berhasil bertahan dan melakukan serangan balik.

"Kau sungguh ingin mati rupanya!"

Nier membuka matanya lebar-lebar dan bersiap untuk menghindari pukulan. Tinju pria itu besar, dan hampir menghantam kepala Nier dengan jarak setipis kertas.

Mata Nier seketika melebar, 'Ini sangat berbeda dengan latih tanding bersama Brune!'

Jantungnya berdebar kencang, ini pertama kalinya Nier terlibat dalam perkelahian secara langsung. Dengan dasar-dasar yang ia pelajari dalam waktu singkat, kekurangan Nier terlihat jelas saat dia terdesak.

"Hahaha apa ini, kukira hebat ternyata hanya bajingan lemah. Kemana semangatmu tadi hah brengsek?!" Teriak preman.

Nier hanya bisa menghindar tanpa bisa memukul balik. Preman yang terlihat malas-malasan ternyata memiliki ilmu bela diri yang jauh lebih baik darinya.

'Aku harus mundur.'

Teknik yang ia pelajari dari Brune serasa tak berguna. Lawan bisa dengan mudah menghindar, seolah tahu kapan Nier akan menyerang. Di sisi lain, Nier tidak memiliki teknik bertahan dan hanya bisa menghindar dengan gerakan yang aneh.

Waktu ketiganya mulai datang, barulah Nier berlari kabur meninggalkan mereka.

"Dasar sialan, kenapa mereka begitu kuat?!" Nier berlari dengan kecepatan penuh.

Dan apakah mereka hanya diam begitu saja? Tentu saja tidak.

"Kejar si brengsek itu!"

Permainan kucing dan tikus pun dimulai. Ketika Nier berlari, mereka juga ikut mengejar tanpa sedikit pun niat melepaskannya. Amarah mereka tampak benar-benar memuncak.

"Sial sial sial, aku tidak bisa terus lari seperti ini. Berpikirlah, ayo berpikir." Adrenalin Nier terpicu, dunia terasa lambat dengan jantungnya berdebar kencang. Preman yang mengerikan itu sedikit demi sedikit juga mulai mendekat.

Bar stamina Nier turun dengan cepat yang membuat dirinya semakin putus asa. Hingga akhirnya dia melihat tempat yang sangat akrab baginya.

'Titik respawn? Tunggu, aku bisa memakai cara itu!"

Nier tersenyum dan segera berlari ke sana.

"Berhenti di sana kau bajingan!" Teriak preman itu dengan ganas, meskipun sudah berlari cukup lama, terlihat jelas kondisi mereka masih jauh lebih baik. Sangat berbeda dengan Nier yang penuh dengan keringat.

Setelah mereka mengatakan itu, Nier tiba-tiba berhenti seperti yang diperintahkan.

"Hahaha, akhirnya kau menyerah."

Melihat akan terjadi keributan, orang-orang yang berada di sana mulai menyingkir, meninggalkan Nier sendirian melawan sekelompok preman.  Terlihat tidak adil, tapi begitulah kenyataan. Tidak ada seorang pun yang ingin membantunya.

"Hahaha mencoba mencari bantuan ya? Bodoh sekali."

Para preman menyeringai dan perlahan mulai mendekati Nier dengan membunyikan tinjunya. Melihat Nier yang berdiri dan berpose seakan ingin bertarung sampai mati membuat mereka tertawa.

"Wow nyalimu boleh juga. Tapi lihat kakimu yang bergetar itu, apa kau ingin ngompol hah? Hahahaha."

Ketiganya tertawa, sedangkan Nier tetap fokus, dan Ketika mereka berjarak cukup dekat. Tinju Nier segera melayang ke wajah pria yang tertawa lebih keras.

"Hahah—oekk!"

『 Critical Hit! 』

『 Anda telah menangani 99 kerusakan pada target. 』

Ini dia yang Nier tunggu-tunggu, pukulan telak dengan seni bela diri terkuatnya. Preman itu terpental dan terjatuh sampai terguling di tanah. Sangat puas, rasanya sangat enak sampai Nier tidak bisa berhenti menyeringai.

"Hahaha, kena satu." Ejeknya.

"Kau berani?!"

Amarah mereka sekali lagi memuncak. Kali ini, mereka sungguh berniat menghabisi Nier, bahkan jika dihukum, dimasukkan penjara, atau bahkan dihukum mati sekalipun, mereka sudah tidak peduli.

Mereka adalah preman, mereka tidak memiliki harta, mereka tidak memiliki jabatan, mereka tidak memiliki prestasi. Satu-satunya yang mereka punya hanyalah harga diri. Jadi, jika harga diri yang sedikit itu diinjak-injak, mereka pasti akan memberontak, bahkan jika itu berarti kematian.

"Mati kau!"

Salah satu preman meraung bersiap dengan tinjunya. Dan ketika ia hampir sampai, sesuatu yang aneh terjadi.

Pria berambut putih di depannya tiba-tiba memukul dirinya sendiri.

'Apa dia sudah gila?' Pikir preman itu, dan kemudian musuhnya seketika menghilang menjadi cahaya putih.

"Hah? Apa yang terja— keuk!"

Bam!

Sebuah pukulan mendarat di pipinya. Ia tidak mengerti kenapa ia tiba-tiba diserang dari samping, tidak mungkin temannya berkhianat apalagi menyerangnya.

Ia terjatuh dalam kebingungan, mencoba melihat ke belakang dan kemudian matanya bergetar hebat mendapati orang yang memukulnya ternyata adalah pria berambut putih itu.

"Kauu? Kenapa kau ada di sana?!"

Pria berambut putih itu hanya menyeringai, dan kemudian sekali lagi meninju dadanya sendiri.

"Hah, dia hilang?"

'Tunggu, ini sangat aneh. Apa yang sebenarnya terjadi?'

Disaat preman itu mencoba berpikir dan menganalisa situasi, temannya satu persatu terpental jatuh ke tanah sampai tidak ada lagi yang berdiri. Mereka ditendang begitu mencoba berdiri.

"Kau pikir kau hebat hah?"

Meskipun tidak mengerti, dia berdiri dan mencoba menyerang Nier dengan sekuat tenaga. Tentu saja kali ini ia lebih berhati-hati dibanding sebelumnya. Lawannya ini memiliki kemampuan yang aneh.

Bam!

"Aaack!"

Sayang hasilnya sama saja, pria berambut putih tiba-tiba menghilang dan kemudian muncul kembali dari tempat yang tak terduga. Preman itu bahkan tidak sempat melihat, apalagi bereaksi saat tinjuan keras menghantam kepalanya.

Hingga kemudian.

『 Critical Hit! 』

『 Anda telah menangani 100 kerusakan pada target. 』

"Hah... Ha... Kenapa kalian tidak berdiri lagi? Dasar lemah..." Ucap Nier, setelah berada di ambang batasnya.

'Ahhh sakit sekali, kepalaku terasa sangat panas!'

Wajah Nier tidak dapat menyembunyikan rasa sakitnya, dahinya berkerut sedangkan matanya menajam. Rasanya semakin pusing saat ia mencoba memfokuskan dirinya pada ketiga preman yang sudah terkapar di tanah.

'Apa ini efek samping dari OverSync?'

Untungnya ketiga preman itu tidak lagi melawan. Nier dengan cepat membuyarkan fokus dan sebisa mungkin tetap berdiri meski dilanda pusing yang hebat.

『 Quest telah selesai. 』

『 Selamat! 』

『 Anda telah mendapatkan 2.000 Exp. 』

『 Anda telah mendapatkan 25 Bronze Coin. 』

"Akhirnya..."

Notifikasi yang dia tunggu-tunggu akhirnya muncul. Tidak lagi memperhatikan sekitar dan penampilan, Nier seketika terjatuh dan membaringkan tubuhnya di tanah.

Kepalanya pusing, staminanya kosong, jika preman itu bangkit dan menghajarnya maka Nier hanya bisa pasrah. Lagi pula dia sudah tidak ada penyesalan setelah berhasil menyelesaikan quest sulit itu.

Ya benar, sebelum seseorang datang dan membuat rasa pusing Nier seketika menghilang.

"Duh duh duh, dasar anak muda yang ceroboh. Kenapa kalian malah asik bermain tanah padahal disini ada sekantong uang."

Kakek yang tadi ia temui, kakek yang memberinya bakso gratis, dan kakek yang mengejeknya anak miskin, tiba-tiba datang dan mengambil hadiahnya tanpa rasa bersalah.

"!?"

Nier yang melihat itu hanya bisa melotot tanpa bisa melakukan apa-apa, staminanya sudah 0, jangankan bergerak, berbicara saja dia sudah tidak bisa.

"Hehe terima kasih atas uangnya, sepertinya aku memang hoki."

 

_____________________

Votenya jangan lupa