Chapter 2 - kala itu

"kreeekkkkkkk" terdengar suara pintu tua yg terbuka membawa hembusan angin..

dingin rasanya... andai kemarin aku tidak melupakan syal istimewaku..

"kau tak apa?" tanya pria yang baru saja aku temui di hari ini. Namanya Hans.. lebih tepatnya pria yang membuat kemalangan ku dimulai..

tanpa menjawab aku menjawab, hanya meninggikan alisku dengan wajah kecut kepadanya.

Aku berharap rekanku ataupun dosenku atau tim SAR pun bisa segera menemukanku.. ehmt.. maksudku menemukan kita..

Tapi musnah harapanku.. suara pintu yg terbuka itu hanyalah karena hembusan angin.. ya.. pintu reot yang mungkin sbntr lg akan jatuh dari engselnya.

malam semakin membuat udara disekitar menjadi dingin dan semakin dingin.

penerangan yang mulai semakin tdk terlihat..

baterai handphone yang memang sudah dari tadi habis. serta perutku yang mulai bernyanyi meminta jatah nasi kepadaku..

"krukks krukks" terdengar agak keras. tanda peringatan bahwa cacing perutku sudah tidak bisa dikondisikan...

"kau lapar" tanya Hans lagi

"emm.. lumayan" jawabku ketus

aku memang masih jengkel dengannya..

karena mencoba menolongnya.. aku harus terkena sial ini.

"makanlah, syukurlah aku masih menemukan roti ini di tasku. setidaknya kita tidak akan cepat mati kelaparan kan? " ledeknya..

"aku sih ogah ya.. mati sama orang yang bawa sial ke aku. mana di hutan begini." jawabku sambil mengambil roti yang ia sodorkan ke aku dengan sangat gengsi.

tanpa pikir panjang langsung saja aku makan roti itu dan "achh rasanya enak sekali. seperti aku tidak pernah makan roti sebelumnya seumur hidupku" kataku dalam hati.

"pelan pelan makannya.. nanti kesedak kamu.. kita udah gag punya air minum lagi" tegasnya.

"iya bawel" sahutku dengan sebal.

"tapi makasih ya, tadi udah mau nolong aku" ucapnya

"iya sama sama. tapi tanggung jawab dong. gimana nasib kita sekarang. udah gag bisa pulang, gag bisa makan enak, tidur enak, tersesat kan kita. " rengekku

"emang kalau camping bisa serba serba enak? setauku tidak. justru kita diajarin buat mandiri dan bertahan hidup di lingkungan seadanya. " ujarnya

"iya tapi kan ada temannya bisa nyanyi, bisa nari waktu api unggun. lah ini baru juga berangkat udah ketimpa sial sama kamu. mana aku gag kenal kamu. gag tau jalan hutan ini. mana tersesat disini. di gubuk ini.. takut kalau nanti hujan gimana, atau kalau ad ular gimana? " gertakku