Disaat aku keluar dari kamar, aku melihat keanehan. Penginapan yang biasanya ramai orang berkunjung di siang hari untuk makan, tiba-tiba menjadi sepi bahkan pelayan dan resepsionis menghilang entah kemana.
Aku segera keluar dari penginapan dan mencari tau apa yang sedang terjadi. Disaat aku keluar, terlihat para petualang dan prajurit kota berlarian menuju gerbang dengan perlengkapan tempur.
Aku menghentikan salah satu petualang lalu menanyakan apa yang sedang terjadi. Dia berkata jika kota sedang diserang oleh tentara Wyvern, dan ketua guild menyuruh para petualang dan prajurit untuk menghadang sedangkan wanita dan anak-anak diungsikan ke guild.
Setelah mengatakan itu, sang petualang kembali berlari menuju gerbang untuk bertempur melawan para wyvern. Tak tinggal diam, aku segera ikut pergi menuju kearah gerbang kota untuk membantu.
Saat sampai, aku melihat banyak wyvern yang sedang bertarung dengan prajurit dan petualang. Sedangkan ada salah satu wayvern yang berwujud seorang wanita dengan rambut merah mengunakan gaun berwarna hitam dan juga penutup mata. Wanita itu juga memiliki tanduk dan sayap, tapi kali ini sayapnya membentuk seperti tangan dan juga ekor yang panjang.
Aku melihat Anastasia sedang bertarung melawan wanita itu, sedangkan Aurora membantu yang lain melawan para wyvern.
Melihat Anastasia yang kewalahan melawan wanita itu, aku langsung menerjang maju untuk membantunya.
"Ice sword"
Aku merapalkan mantra untuk membuat sebilah pedang dari sihir es, lalu berusaha menyerang wanita itu. Tapi dia dapat menghindari nya dengan mudah, wanita itu pun melompat mundur membuat jarak diantara kami.
"Kau tidak apa-apa?. " tanya ku sambil membantu Anastasia untuk berdiri.
"Iya, aku baik baik saja.. " kata nya sambil meraih tangan ku dan berdiri, Anastasia tampak kelelahan. Sepertinya sebelum melawan wanita ini, dia melawan para wyvern sehingga kondisi nya seperti ini.
"Kamu beristirahat lah sebentar, aku yang akan melawan wanita ini. "
"Aku akan mengandalkan mu, tolong ulur 10 menit. " Kata Anastasia yang terjatuh tak sadarkan diri ke tanah. Sepertinya tubuhnya sudah tidak bise menahan luka yang dia Terima selama pertarungan dengan wanita ini.
"Ha... dasar wanita lemah... " ejek wanita itu melihat Anastasia yang sudah tumbang. Kemudian wanita itu melirik kearah ku, dan berkata.
"Kau juga akan bernasib seperti dia.. " Katanya sambil melesat maju kearah ku, dia melancarkan serangan dan tangan di sayap nya.
"Crakkkk... "
Aku berhasil menangkis nya dengan pedang es ku, tapi karena serangan tadi pedang ku menjadi retak. Dia melanjutkan serangan dengan menghempaskan ekor nya kearah ku, aku melompat mundur untuk menghindari serangan itu.
"Masih belum usai..., fire lance.. " Wanita itu mengeluarkan tombak api untuk menyerang ku. Tombak itu melesat kearah ku, aku berhasil menangkis semua tombak api itu, tetapi karena serangan itu pedang es ku menjadi hancur.
Saat ini aku tidak punya senjata lagi selain pedang pahlawan yang ada di punggung ku ini. Tapi sebisa mungkin aku tidak ingin menggunakan pedang itu.
Teringat tentang seni beladiri yang diajarkan Anastasia, aku mengambil kuda kuda dan siap untuk melakukan serangan balik.
"Ahahhahha... apa ini... kau ingin melawan ku dengan tangan kosong, jangan bercanda. " Kata wanita itu sambil tertawa.
Aku tidak menggubris nya, aku hanya fokus untuk mencari celah untuk mengalahkan nya. Ketika sudah melihat sebuah celah, aku pun berlari maju dan memulai serangan.
Aku mengeluarkan tinju dan tendangan ke arah wanita itu, tapi serangan ku dapat dengan mudah dihindari dan ditangkis.
"Apa... hanya segini... kau lebih lemah dari wanita itu," kata nya sambil dengan santai menghindari serangan ku. Merasa dia lengah, aku melancarkan rencana ku.
"Time stop... "
Aku menghentikan waktu di sekitar untuk sesaat, lalu memusatkan semua tenaga sihir ke tangan ku dan bersiap memberikan serangan yang mematikan.
"Fire dragon fist. "
Aku melancarkan serangan gabungan antara beladiri dan sihir yang diajarkan Anastasia padaku. Karena waktu yang terhenti, aku dengan bebas melancarkan serangan ku kearah wanita itu.
"3... "
"2... "
Di 2 detik pertama aku memberikan serangan kearah perut wanita itu.
"1... "
Dan di detik terakhir aku melontarkan tinju ku kearah wajah wanita itu. Sesaat sebelum tinju ku sampai ke wajah nya, waktu kembali berjalan dan tinju ku pun telak mengenai wanita itu. Karena serangan ku, wanita itu terpental cukup jauh hingga menabrak dinding pelindung kota sampai hancur.
Melihat wanita itu yang sudah kalah, wyvern yang tersisa memutuskan untuk melarikan diri mundur dari kota itu. Para prajurit dan petualang bersorak merayakan kemenangan, sedang Aurora bergegas menghampiri Anastasia yang tak sadarkan diri.
Sedang kan aku pun terduduk lemas, karena efek samping penggunaan time stop dan fire fist secara bersamaan. Tubuh ku kehilangan energi sihir dalam jumlah yang banyak.
"Uhuukk.. uhukkk.. " aku mulai batuk darah, menandakan jika tubuh ku masih belum cukup kuat untuk menahan efek samping dari time stop, aku pun terjatuh tak sadarkan diri.