Disaat kami membuka pintu penginapan, terlihat Anastasia dan Aurora menunggu kami. Mereka melihat kami dengan sedikit senyum senyum, aku pun baru sadar bahwa sedari tadi masih berpegangan tangan dengan Yukka.
Pipi kami berdua pun menjadi merah, aku perlahan melepaskan tangan ku dengan Yukka. Dengan wajah memerah, aku pun menyodorkan oleh oleh yang kubawa dari pasar malam.
"Ini be.. berapa makanan dan oleh oleh buat kalian, " kata ku sambil menaruhnya di meja.
"Jadi ini ya yang kau maksud dengan sebuah urusan, hmmmm ciee... " kata Anastasia menggoda ku, sedangkan Aurora hanya senyum senyum sambil melihat ku.
"Be.. berisik deh..., aku kan cuma mau menyampaikan terimakasih karena Yukka telah merawatku. "
"Iya.. iya.. kalau begitu, terimakasih untuk oleh-oleh nya. "
"Terimakasih.. "
"Ka.. kalau begitu, aku mau istirahat di kamar.., " Kata ku sambil meninggalkan mereka bertiga, disaat aku hampir keluar dari ruangan, Anastasia pun menyeletuk.
"Kamu ngak mau istirahat bareng Yukka..? "
Mendengar perkataan itu, Yukka memukul mukul Anastasia dengan wajah yang memerah malu, aku hanya terdiam dan pergi ke kamar.
Sesampainya di kamar, aku langsung membaringkan tubuhku di atas kasur. Karena kelelahan setelah berlatih dan mengajak Yukka jalan jalan, aku pun dengan mudah tertidur.
Disaat sudah tertidur, aku terbangun lagi di ruangan milik sang dewi. Sepertinya sang dewi ingin membicarakan sesuatu padaku, makanya aku dipanggil kesini.
"Selamat datang kembali Nian, maaf memanggil mu tiba-tiba kemari. "
"Tidak apa-apa, dewi. Jadi apa tujuan dewi memanggil ku kemari?. "
"Sebelum aku mengatakan tujuan ku memanggil mu kesini, aku ingin terlebih dahulu meminta maaf. Sebenarnya aku ingin memberikan sebuah tugas kepadamu, aku tau ini melanggar perkataan ku yang menyuruh mu untuk hidup bebas di dunia ku, tapi masalah ini sangat penting dan aku hanya bisa meminta bantuan darimu. " kata sang dewi.
"Tidak apa-apa dewi, aku bersedia melakukan tugas darimu. Mungkin ini adalah caraku untuk membalas budi kepadamu, jadi apa tugas yang akan anda berikan?. "
Sang dewi mengayunkan tangan nya, lalu muncul sebuah cermin dan didalam cermin itu terlihat seorang lelaki.
"Aku ingin kamu membunuh orang ini, " kata sang dewi sambil menunjuk lelaki yang ada di cermin itu.
Aku sedikit terkejut, aku tak mengira akan menerima misi untuk membunuh dari seorang dewi.
"Tapi.. kenapa dewi ingin aku untuk membunuh lelaki itu? ".
"Ini dikarenakan lelaki itu adalah orang yang dikirim dewi jahat untuk menghancurkan dunia ini, jadi sebisa mungkin aku ingin mencegahnya. "
"Dewi jahat?.. apakah di dunia ini ada dewi selain anda?. "
"sebenarnya hanya aku dewi dari dunia ini,tapi ada dewi yang pergi menghancurkan dunia hanya karena dia bosan. Dia adalah dewi kematian dan kehancuran, Dewi Natash. Dia adalah dewi yang datang ke setiap dunia yang dimiliki orang seorang dewi dan menghancurkan nya hanya tidak peduli jika dunia itu dunia yang damai atau dunia yang kejam, dia akan menghancurkan nya untuk kesenangan nya sendiri. Dan sekarang dia mentarget dunia ku dengan mengirim lelaki ini untuk menghancurkan nya. "
Dewi Loa berjalan ke arah ku sambil menitikan air mata. Saat sampai dihadapan ku, dia pun menundukkan kepalanya.
"Aku mohon, hentikan dia. Aku sangat mencintai dunia ku dan makhluk yang tinggal di sana, aku tidak akan rela jika dunia ini dihancurkan, jadi... kumohon.. "
Aku mengangkat kepala sang dewi lalu mengusap tangis yang turun dari wajah cantiknya.
"Tenang dewi.. aku tidak akan membiarkan dia menghancurkan dunia ini, aku berjanji... selama aku masih hidup... aku akan menghentikan dewi Natash. "
Mendengar itu, sang dewi pun memeluk ku, dia memeluk ku dengan erat.
"Terima.. kasih.. Nian... "
Setelah itu aku pun terbangun kembali di kamar penginapan, dan terlihat sinar matahari sudah menembus jendela kamar tanda hari sudah siang.
Mengingat tugas yang diberikan oleh Dewi Loa, aku ingin bergegas menuju guild dan mencari tau tentang Lelaki yang dimaksud dewi Loa.