Keesokan harinya, saat selesai sarapan bersama, aku, Aurora, dan Anastasia berangkat untuk melakukan pelatihan diriku. Karena latihan yang aku jalani berpotensi merusak sekitar, Anastasia memutuskan untuk melakukan nya di sebuah gunung yang cukup jauh dari kota.
Karena gunung itu memiliki hutan yang lebar serta monster yang cukup ganas, jarang ada orang yang melewati gunung itu. Didalam perjalanan, aku masih memikirkan tentang wanita misterius yang menolong ku itu, dari informasi yang kudapat kemarin, wanita itu bernama Kayoko. Dia merupakan seorang legenda diantara para ras naga, aku juga penasaran apakah dia juga menghampiri pemegang pedang tardahulu.
Karena terus melamun saat perjalan, aku tidak mendengarkan kata kata yang diucapkan Anastasia padaku, dan seketika.
"Ctakkk.., " Anastasia menjitak kepala ku, dia tampak kesal karena dari tadi aku cuekin.
"Adudududu....,sakit tau," kataku sambil mengusap tempat yang dia jitak.
"Salah sendiri nyuekin aku, padahal dari tadi aku membahas sesuatu yang penting, " Kata Anastasia dengan pipi yang menggembung.
"Iya... iya... maaf, jadi apa yang tadi kau bicarakan?. "
"Tidak jadi..., " Anastasia nampak masi kesal, sebaiknya aku diamkan dulu.
Disisi lain aku melihat Aurora yang sedari tadi hanya terdiam, aku mencoba memanggil untuk mengajaknya berbincang selagi menempuh perjalanan.
"Oi... Aurora.. "
Dia hanya terdiam, aku mencoba memanggil nya lagi.
"Oi.. Aurora... "
Masi tidak ada jawaban, nampaknya dia juga melamun kan sesuatu sama seperti ku. Setelah berjalan sekitar 40 menit dari kota, kami akhirnya sampai digunung itu. Dalam perjalan aku sama sekali tidak menemukan monster, seperti nya karena keberadaan Aurora dan Anastasia para monster tidak berani mendekat.
"Baiklah Nian, apakah kamu siap untuk pelajaran pertama. "
"Ya.. "
"Pertama aku akan mengajarimu seni beladiri para naga, keahlian ini hanya diajarkan pada para bangsawan naga, jadi perhatikan baik baik. "
Anastasia memulai latihan hari ini, sedangkan Aurora mengamati kami dari pinggir.
Anastasia mempraktikkan beberapa teknik, aku pun memperhatikan dan mulai menirukan gerakannya. Kami terus berlatih selama 30 menit, setelah itu Anastasia mulai mengajar beberapa jurus andalan teknik naga padaku.
"setelah selesai mengajar teknik seni beladiri naga, aku akan mengajarimu beberapa jurus andalan teknik naga padamu, perhatikan. "
Anastasia memasang kuda-kuda, lalu mengeluarkan aura yang kemudian menyelimuti tubuhnya.
"Seperti yang digunakan Reedz. "
"Benar, ini adalah teknik dragon aura.. dengan mengeluarkan aura yang menyelimuti tubuhmu, kau akan diberikan peningkatan serangan dan juga pertahanan. Sekarang coba lihat ini. "
Anastasia menghela napas, lalu..
"Bruakkkk... "
Dia meninju sebuah bukit sampai hancur.
"Waw.. kekuatan yang sangat kuat, " aku mengingat serangan Reedz yang dulu dihentikan oleh Anastasia, jika terkena pasti aku akan mati.
"Nah... sekarang kau coba lah.. "
Aku pun memasang kuda-kuda dan mulai mencoba untuk mengeluarkan aura. Karena tak kunjung keluar, aku mencoba fokus dan merasakan aura yang ada didalam diriku, secara perlahan aura mulai menyelimuti tubuhku. Tapi aura yang kukeluarkan tidak sekuat milik Anastasia, Aura yang dikeluarkan aura telihat sangat pekat, sedangkan milikku terlihat sedikit transparan.
"Bagus, kai berhasil mengeluarkan kan nya, sekarang cobalah untuk mengetes kekuatan nya di bukit itu. "
"Iya.. "
Aku berkonsentrasi pada tinjuku, saat sudah kurasa siap, aku melesat maju dan menghantam bukit itu dengan tinjuku.
"krakk.. "
Bukit itu hanya mengalami sedikit retakan, berbeda dengan milik Anastasia yang sampai hancur.
"Bagus... setelah ini kau akan latih tanding dengan mu, jadi bersiap lah. "
"Baik."
Kami berdua bersiap siap untuk bertarung.
"Mulai.. "
Aku berlari kearah Anastasia melancarkan teknik-teknik yang tadi dia ajarkan, aku terus menyerang tapi bisa ia tangkis dengan mudah.
"Ayo... but serangan lebih mengejutkan, jangan gampang terbaca. "
Aku terus melancarkan serangan, sampai aku melihat sebuah celah. Aku mengeluarkan aura lalu menyerang titik itu. dan serangan ku berhasil, Anastasia terhempas kebelakang setelah menerima serangan itu.
"Baik, cukup segini. Sepertinya kau sudah bisa mengendalikan aura ya, bagus bagus... "
"Selanjutnya aku akan mengajarkan sihir padamu, walaupun sihir ku tidak sekuat Aurora, tapi aku memiliki elemen yang berbeda darinya."
Sebuah api muncul dari tangannya.
"Ini elemenku, aku menguasai api.., Dikarenakan penggunaan sihir ku yang tidak terlalu kuat, aku mengubah sihir ini menjadi senjata yang digunakan bersamaan dengan teknik beladiri naga. Jadinya akan seperti ini. "
Anastasia lalu memusatkan sihir api ke tangan nya, lalu mengeluarkan aura untuk memperkuat serangan nya. Jadilah sebuah tinju yang dikelilingi aura berbentuk kepala naga yang membara.
"Lihat, jika kau menambah kan aura, kau bisa membuat seperti ini, cobalah. "
Karena aku belum pernah menggunakan sihir, aku mencoba membayangkan bentuknya lalu mengeluarkan nya.
Aku terus membayangkan api, tapi tidak keluar apapun dari tangan ku. Aku mencoba merubah bayangan ku, yang sebelumnya hanya sebuah api kecil, aku mencoba membayangkan api yang besar, seperti api yang melalap rumah saat kebakaran.
Dan disaat itulah keluar sebuah bola api dari tangan ku.
"Kau cepat juga belajar ya, Nian. Aku tidak menyangka, padahal aku perlu 1 minggu untuk menguasai sihir. "
"Itu mah.. kakak saja yang payah.. " celetuk Aurora mengejek Anastasia.
"Apaa... kau bilang... "
"adudududuhh.... "
Karena kesal Anastasia menjitak kepala Aurora, aku hanya tersenyum melihat kelakuan mereka.
"Jadi sekarang aku tinggal menambah kan aura kan?. "
"Iya.... cobalah konsentrasi. "
Aku menutup mata untuk berkonsentrasi, aku mulai merasakan aura yang keluar dari tubuhku, perlahan melebur dengan sihir api yang ada ditanganku.
Disaat membuka mata, sihir api dan aura sudah menjadi satu ditangan ku, mereka membentuk kepala naga sama seperti milik Anastasia.
"Wah hebat,kamu bahkan bisa meniru jurus yang kubuat selama sebulan dengan sekali lihat. "
"Kan sudah kubilang, membuat jurus itu mah gampang, kakak saja yang payah. " Lagi lagi Aurora mengejek, Anastasia kembali memberikan jitakan kepadanya.
"Iyaiya.. maaf... "
"Hahahah.. "
"Kalau begitu, Nian. Cobalah untuk menyerang batu disana itu dengan kekuatan barumu."
Aku menganggukkan, aku berlari kearah baru besar dihadapan ku, lalu melancarkan serangan yang kupelajari.
"Duwaaarrrr.... "
Saat serangan ku mengenai batu itu, seketika batu itu hancur tak bersisa. Seperti karena kekuatan yang diberikan dewi, aku bisa belajar dan tumbuh dengan cepat, terimakasih dewi.
"Nah... kalau begitu pelajar hari ini kita sudahi dulu, tak terasa hari sudah siang. Kalau begitu kita makan bersama dulu. " Kata Anastasia sambil mengeluarkan bekal makanan yang disiapkan oleh Yukka.
Kami bertiga pun makan bersama.
"Sehabis makan, Aurora akan mengajarkan sihir padamu, jadi makanlah yang banyak, kau pasti butuh tenaga kan. "
Aku hanya menggangguk karena mulut dan tangan ku penuh dengan makanan. Setelah selesai menghabiskan makan dan beristirahat sejenak, aku pun melanjutkan pelatihan bersama Aurora.