Di sela-sela perjalanan pulang, Anastasia kembali menceritakan kehebatan ayahnya. Ayah Anastasia adalah seorang pahlawan yang diturunkan oleh dewi untuk memberantas raja iblis yang kembali bangkit, dikarenakan semua ras bekerjasama untuk mengalahkan raja iblis akhirnya ibu dan ayah bertemu.
Disaat itu mereka saling melindungi satu sama lain sampai akhirnya mereka jatuh cinta dan memiliki Anastasia, tapi ketika dia berumur 10 tahun tiba-tiba sang pahlawan menghilang meninggalkan pedang dan sebuah pesan padaku dan ibu.
"Jadi begitu ya.. ternyata ada yang dipanggil ke dunia ini selain aku, " gumamku dalam hati.
Karena cerita Anastasia, tak terasa kami sudah dekat dengan rumah Yukka, kami pun sampai saat sore hari. Disana terlihat Yukka dengan wajah bahagia melihat kami berdua yg kembali dengan selamat.
Karena rasa kangen yang teramat sangat pada sahabat nya itu, Yukka pun segera berlari kearah Anastasia dan memeluknya, karena tak kuasa membendung rasa bahagia Yukka pun menangis di pelukan Anastasia.
"Bodoh... aku sangat menghawatirkan mu tau...., Anastasia bodoh... "
"Ahahaha... maafkan aku, Yukka.... Aku pulang.. "
"Ya.. selamat datang kembali... "
Setelah selesai memeluk Anastasia, Yukka pun berlari kearah ku dan memelukku.
"Terima kasih... Nian.. " Setelah mengatakan itu dia kemudian mencium pipiku sebagai rasa terimakasih, aku hanya terdiam tapi juga merasa senang.
"I.. iya... " jawabku gugup.
Kalau begitu kalian berdua masuklah kalian pasti lapar, aku akan memasak kan makanan untuk kalian.
Kami berdua mengangguk lalu masuk ke dalam rumah, setelah selesai makan bersama aku memutuskan untuk beristirahat. Lagipula capek juga pulang pergi dari kerjaan naga dan bertarung dengan Reedz, aku membaringkan tubuhku diatas sofa di ruang tamu, tak selang lama aku pun tertidur.
Tiba-tiba aku terbangun di sebuah ruangan putih, ini mirip seperti ruangan saat aku dipanggil oleh dewi Loa. Benar saja, tak selang lama dewi Loa muncul ke hadapan ku dengan kimono dan rambut putihnya yang indah.
"Waw... tak kusangka, baru saja bereinkarnasi kau sudah menyelamatkan orang.... sungguh tepat pilihanku.. " kata Loa sambil cengar cengir sendiri.
"Jadi apa yang ingin dewi katakan sampai memanggil ku kemari?. "
"Ahh... benar juga.. ada sesuatu yang harus kukatakan. " ekspresi Loa berubah menjadi serius.
"Disaat kau bertarung dengan raja naga kau mengambil pedang peninggalan pahlawan. "
Aku mengangguk.
"Sebenarnya pedang itu adalah pedang kutukan, pedang itu bisa memandu orang menjadi jahat atau pun baik tergantung sifat dari orang itu ataupun pengaruh emosional. Disaat pedang itu digunakan oleh pahlawan yang terakhir aku panggil, dia berhasil menaklukkan kejahatan di dalam dirinya. Tetapi aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan mu. "
Aku pun menjadi merasa ngeri, tak kusangka pedang seperti itu yang sekarang aku miliki.
Tiba-tiba Loa Tertawa.
"Ahahahhah... tapi itu tidak masalah, aku mengirimmu kedunia ku agar kau bisa bebas berbuat sesukamu, bahkan jikalau kau menjadi raja iblis pun aku tetap akan memihakmu."
Ekspresi nya kembali serius.
"Tapi jika kau benar-benar jatuh dalam kegelapan, aku terpaksa mengirim pahlawan untuk mengalahkan mu.... lagipula aku tidak mau dunia kesayangan ku hancur."
Tiba-tiba ruangan putih pun mulai terlihat memudar menandakan sudah saatnya untuk berpisah, Loa melambaikan tangan dan tersenyum kepada ku. Disaat terbangun, aku sudah kembali berasa di sofa rumah Yukka.
Ternyata sudah pagi hari, aku tidur lumayan lama. Tapi karena masi sedikit lelah, aku melanjutkan bermalas-malasan diatas sofa.
"Kriiekk.. "
Terdengar suara pintu yang terbuka, setelah kulihat ternyata Yukka dan Anastasia yang baru saja kembali dari jalan jalan di hutan. Melihat ku yang sudah bangun, mereka pun menghampiri ku.
"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang, Nian? "
Ahh benar juga, sepertinya aku akan melanjutkan perjalananku untuk mengetahui dunia yang dewi Loa berikan padaku.
"Aku akan melanjutkan perjalanan ku.. masih banyak yang aku ingin ketahui tentang dunia ini. "
Kata ku sambil berdiri dari sofa, aku mengambil pedang lalu kusimpan di pinggang.
"A.. anu.. apakah kami boleh ikut?, aku juga ingin melihat dunia luar. "
Kata Yukka sambil mengeluarkan mata berkaca-kaca mirip seperti mata kucing, Anastasia hanya tersenyum.
Karena senang mendapatkan teman seperjalanan, aku pun memperoleh kan. Yukka pun kegirangan hingga melompat-lompat seperti anak kecil.
"Oi Yukka, melompat-lompat seperti anak kecil sungguh tidak cocok untuk wanita berumur 100 tahun lo... " kataku sambil sedikit tersenyum.
Terlihat Yukka menahan malu.
"K.. kau tau.. dari siapa.. "
Aku hanya melirik kearah Anastasia, dia berusaha menghindar dengan masang muka tidak bersalah.
"Dasar... Anastasia... bodoh...., " kata Yukka sambil memukul mukul Anastasia.
"Ahahahah.... "
"Oh iya, apakah kau sudah bilang jika ingin ikut dengan ku Anastasia?.. nanti ibumu marah lo.. "
"Kalau soal itu... saat kau tertidur aku dan Yukka sudah meminta izin padanya, dia bilang silakan ikut dengannya ini juga sebagai salah satu bantuan yang kami janjikan pada ayah."
"Ohh begitu..., kalau begitu kita akan berangkat. Tolong pandu aku keluar dulu dari hutan ini. "
Setelah itu kami bertiga pun memulai perjalan sebagai seorang pengembara, Yukka menujukan jalan keluar dari hutan itu, disaat aku dalam perjalanan aku menayangkan tentang naga ukuran kecil yang menyerang Yukka.
"Ohh itu, mereka adalah wyvern mereka monster yang bisa dibilang bodoh makanya tidak mengikuti perintah ibuku, bisa dibilang mereka tidak termasuk dalam kerajaan naga."
"Jadi begitu... "
"Dan tadi kau bilang mereka menyerang Yukka ya.... kuhuhuhu... akun ku hancur kan mereka semua.. "katanya sambil tertawa jahat.
"Ahhh... nampaknya aku salah memilih topik. "
Kataku dalam hati.
Kami terus melanjutkan perjalanan sambil berbincang, tak terasa pada kami sudah keluar hutan pada siang harinya.
Aku melihat ada sebuah kota yang berada tak jauh dari hutan itu, kota itu tampak ramai orang yang datang dan pergi.
"Kota apakah itu Yukka?. "
"Aku tidak tau.. sebelumnya tidak ada kota di dekat sini.. "
Sepertinya karena terlalu lama tinggal berdua di hutan, dia jadi tidak tau tentang dunia luar. Aku melirik kearah Anastasia, berharap dia tau sesuatu, Anastasia tau maksudku lalu menjelaskan tentang kota itu.
"Itu adalah kota Edelweis, kota perdagangan yang lumayan terkenal... karena kota itu di bangun 70 tahun yang lalu, jadi wajar saja jika Yukka tidak tau.. apalagi yang sering keluar juga aku, Yukka kan seorang penyendiri. " katanya sambil sedikit menggoda Yukka, Yukka yang marah memukul-mukul Anastasia sambil menggembung kan pipinya.
Aku yang melihat keakraban mereka menjadi sedikit teringat tentang adikku, dia sering bersikap seperti Yukka saat aku menjahilinya. Aku sungguh rindu dan sedikit khawatir padanya, tapi aku yakin dia akan bertahan tanpa ku, maaf kan aku.
"Kalau begitu, mari kita masuk kedalam kota itu... aku ingin melihat lihat dalamnya. "
"Aku juga.. aku juga.. " kata Yukka sambil jingkrak jingkrak kesenangan.
"Kalau begitu ayo kita segera begegas.. "
Kami kemudian berjalan melewati beberapa lahan gandum milik warga yang terlihat sudah menguning dan siap panen, setelah sampai ke kota itu kami pun disambut dengan pemandangan kota yang ramai orang-orang bekerja dan melakukan jual beli.