Hap! Hyah hyah! Aku memacu kudaku sembari diikuti delapan orang dibelakangku. Masing-masing menggunakan pelindung ringan dan jubah untuk menutupi seluruh tubuh.
Mereka adalah orang bangsat yang biasa kalian temui ketika sedang banyak uang, yap benar sekali!
Aku, lebih tepatnya kami, adalah yang biasa kalian sebut sebagai perampok, pembunuh, atau penjahat tapi aku lebih suka menyebutnya bandit.
Sebelum kalian berpikiran seperti "ah tidak, mc kita ini jahat sekali bla bla bla," sejujurnya aku tidak sejahat itu, bahkan sebagai bandit kami memiliki etika.
Mungkin bagimu tidak berarti namun bagi kami, ini adalah harga diri dan merupakan kode etik dari seorang bandit. Aturannya simpel saja,
1. Membunuh seperlunya
2. Mencuri secukupnya
3. Jangan tertangkap
Simple bukan? Tentu saja!
Saat ini kami 'Heaven Dust' sedang mengejar orang kaya raya yang hobi korupsi dan makan uang rakyat. Tentu saja aku berencana untuk mengambil kekayaannya itu, lagipula kita ini bandit sih, wajar kalau kerjaannya ya mencuri.
"Hahaha Rose kau terlihat senang, apa yang sedang kau pikirkan?"
Ulas memanggilku sambil tertawa, kalau bukan karena dia adalah sahabatku sejak kecil aku tentu saja tidak akan membiarkan anak buahku memanggilku dengan nama terlebih saat sedang menjalankan misi seperti ini.
"Diam, jangan mengajakku berbicara. Aku sedang sangat fokus saat ini" jawabku pada Ulas.
"Wowww~~"
Ulas tidak sepertiku jauh lebih santai saat menjalankan misi, dia hanya seperti pemuda pada umumnya kalau kau hanya melihat fisiknya saja.
Namun jangan salah, dia adalah anak kepala desa dan merupakan rival abadi ku, walaupun selama aku masih hidup dia tidak akan bisa melampauiku, tapi tetap saja kekuatannya jauh diatas rata-rata.
"Lalu bagaimana rencananya?"
"Seperti biasa, kita akan mengejar dan menghabisinya di tengah hutan. Mereka tidak akan bisa berlari lebih jauh lagi"
Karena ini bukan hutan biasa, ini adalah Hutan Agung Toda yang merupakan hutan besar didekat kekaisaran yang lingkungannya masih miserius dengan pohon dan tanaman yang semakin besar ketika kau masuk semakin dalam.
"Lagipula mereka tidak akan bisa keluar dari sini"
Alasannya tentu saja, karena mereka tidak mengenal medan. Untukku yang sejak kecil berlarian dan berburu disini, ini merupakan tempat bermain ku. Namun buat mereka yang tersesat dan berlari dari kami dengan panik, ini adalah jalan buntu.
"Ini tidak akan mudah, kita tuntaskan secepat mungkin!"
"Rose, kau... Sedang bersemangat ya!! Okee!! Teman-teman kita ikuti Rose!!!"
Wooooohh' jawab mereka dengan keras
Jarak kita yang sejak awal tidak jauh semakin pendek karena kami berlari dengan kecepatan yang tidak wajar, tak lama akhirnya rombongan mereka terkejar.
"Tim pemanah bersedia dari belakang, Ulas dan aku akan membotong jalur!"
"Okeee Rose, serahkan padaku!"
Dengan aba-aba ku, kami berdua maju dan dengan sekejab mengejar kereta kuda mereka. Aku dan Ulas masing-masing berada di sisi samping kereta dan bersiap menarik pedangku untuk memotong tali kuda yang menarik gerobak itu.
"Haaahhh, bandit sialaaan!!"
Salah seorang penjaga berkuda mencoba menghalangiku dengan mengayunkan pedangnya tepat ke leherku, namun sayang sekali aku sudah menyadarinya yang berusaha mendekatiku dan aku berhasil menusuknya lebih dulu sehingga dia langsung terjatuh.
"Hyaaah"
"Arghhhh siala-"
Gubrak' setelah dia terjatuh aku langsung berlari mendekati gerobak tadi dan secara bersamaan memotong tali pada kuda itu.
Kiieeeeekkkkk' kuda menjerit dan berlari menjauh, namun aku menghiraukannya dan mulai berdiri diatas kudaku dan langsung melompat keatas atap gerobak itu.
"Semuanya majuuu!! Serang dua gerobak lainnya!!!" Setelah memerintahkan mereka aku kemudian masuk kedalam gerobak yang perlahan-lahan semakin pelan itu dari atas.
"Woohh santai santai"
Setelah aku masuk kedalam, alih-alih harta dan emas yang aku temui adalah dua orang kesatria dan satu kotak hitam misterius.
"Bandit, apa yang kau lakukan?!" Sambil menodongkan pedangnya kedua kesatria itu berteriak kearahku.
"Pake nanya?" setelah jawabanku kami akhirnya lanjut bertarung karena salah satu kesatria itu mengayunkan pedangnya sambil kesal kearahku.
Jujur saja mereka tidak akan bisa mengalahkanku dengan baju besi berat itu dan pedang besar ditempat yang sempit seperti ini. Jadi aku lewati saja pertempuran membosankan ini, pada akhirnya aku membunuh mereka dan mendapatkan kotak hitam misterius ini.
Namun sayangnya, kotak sebesar ini biasanya tidak akan berisi barang yg bernilai ekonomis jadi aku tidak terlalu berharap. Tapi tetap saja aku membawanya keluar dari sana dengan tidak terlalu berharap.
Setelag aku keluar yang aku lihat adalah tumpukan mayat, salah satunya adalah orang yang terlihat menggunakan baju cukup bagus. Aku tidak mengenal wajahnya karena sudah hancur total tapi aku yakin dia adalah target kali ini.
"Ulas bagaimana keadaannya?"
"Oooohhhh Rose, Bagus sekali, orang ini ternyata sangat kaya. Kita mendapat sekitar 50jt Koin emas kali ini. Hebat bukan?! Dengan ini bahkan musim gugur dan musim dingin akan dengan mudah kita lewati."
"Ya kau benar Ulas, aku bersukur. Setelah pulang nanti kita akan mengadakan pesta"
Kami para bandit biasanya selalu berburu diakhir musim semi dan musim gugur, karena desa kami memiliki akses yang cukup sulit jadi kami biasanya akan pergi cukup lama dan kembali untuk musim dingin.
Namun kali ini nampaknya kami tidak perlu berburu lagi.
"Ke samping kan itu, dengan mangsa sebesar ini pasti akan semakin banyak yang mengincar kita"
"Kau benar Rose"
Ulas dan aku memiliki harga dikepala kami, 40jt gold untuk kepala Ulas dan 60jt gold untuk kepalaku. Dan 150jt gold untuk kepala kami berdua.
"Menjadi terkenal tidak semenyenangkan itu kau tau"
"Hahaha, ngomong-ngomong Rose, apa isi barang yang ada di gerobak tadi?"
"Oh? Hanya ini saja yang kudapat, biar kubuka sebentar..."
Aku kemudian berusaha membuka kotak tersebut, tidak kalau dilihat-lihat kotak ini seperti peti namun agak terlihat terlalu kecil untuk peti mati. Dan membukanya agak sulit jadi aku memutuskan untuk memotongnya saja menggunakan pedangku.
Sebelumnya Ulas mencoba memotongnya juga tapi aku takut kalau dia akan membelahnya jadi dua bagian karena teknik berpedangnya yang terlalu brutal.
Sliiunggggg' aku memotong kotak itu menggunakan pedangku, memang terlihat biasa saja tapi aku menggunakan teknik berpedang milik Raja Pedang ditambah lagi dengan Sihir elemen angin di bilahku.
Jadi tentu saja, kotak itu terbuka dengan Indah.
"Hah? apa ini???"
Ternyata isi dari kotak itu, terlalu aneh dan diluar nalar.