Chapter 9 - 8

8. Bertemu teman lama

Kei melihat Ibunya yang kelelahan. Ia benar-benar ingin tau sebenarnya apa yang di perbuat orang kawanan Serigala merah itu kepada Ibunya? Haaah... Kei benar-benar tak mampu melakukan apapun untuk saat ini.

Kei telah dibuat berlari begitu lama bahkan hampir sepanjang malam. Begitu siang hari tiba Kei hanya memiliki satu keinginan, yaitu tidur siang untuk beberapa saat. Sayang sekali dengan tubuh besarnya, dia terlalu menarik perhatian banyak orang. Kei pikir ia harus mulai dengan belajar untuk mengendalikan ukuran tubuhnya sendiri.

Kei berada di sebuah desa. Desa campuran yang berisi beberapa jenis Beastman. Campuran antara yang Omnivora dan Herbivora. Agar tidak mengganggu kedamaian di desa, Shena dengan sengaja menginap di sebuah hutan tak jauh dari desa. Karna Ibunya sedang tidur, Kei berusaha untuk tetap terjaga. Ia memikirkan cara untuk mengecilkan tubuhnya. Kei benar-benar ingin tau seperti apa desa lain itu. Tapi dengan tubuh besarnya ia akan di anggap musuh oleh orang desa. Paling tidak Kei pikir ia harus mampu mengubah bentuknya. Apakah itu mengecil atau membuat tubuhnya terlihat seperti Ibunya. Memiliki sepasang telinga serigala, ekor besar, lalu sepasang kaki belakang Serigala.

Tapi Kei menolak yang terakhir, ia bertekad tak akan berubah ke bentuk humanoid hingga ia memiliki pakaian. Karna merasa sedikit lapar dan haus Kei berniat untuk pergi ke sungai kecil yang berada tak jauh darinya. Ia pergi ke sungai setelah melindungi Ibunya dengan beberapa sihir.

Sungai ini lebih kecil dari sungai yang berada di kawanan Serigala merah. Kei pikir jika ia berendam di dalamnya, itu akan merusak sungai kecil. Lagi pula Ibunya tidur, tidak ada salahnya untuk berubah ke bentuk humanoid. Dengan sedikit kabut yang naik mengelilingi dirinya, serigala besar itu telah berubah menjadi seorang pemuda berambut perak. Yang tak berpakaian.

Kei tidak terlalu menyukai pengaturan itu. Ia mulai menenggelamkan diri dalam sungai. Sesekali tangannya akan menangkap Ikan untuk cemilan. Bahkan jika ia sering memakan makanan yang di masak Ibunya, Kei masih lebih suka makan daging mentah sebenarnya.

'Srek'

Bahkan jika bentuknya adalah bentuk humanoid, Kei masih memiliki pendengaran Fenrir yang tajam. Kei tidak suka aktifitas mandinya di lihat oleh orang lain. Dengan segera ia melesat mengikuti suara itu. Ia sedikit terkejut saat lengannya mencengkram leher kelinci muda. Dan itu adalah Kelinci Beastman sebenarnya.

Kei adalah orang yang tidak terlalu peduli kepada berbagai hal. Saat dalam bentuk humanoid, emosinya lebih terkendali dan ia bertindak secara rasional. Mungkin itu bawaan turunan, Kei menjadi lebih dingin dan apatis saat berada dalam bentuk Humanoid. Selain itu, kebencian dan emosi negatifnya lebih kuat saat dalam bentuk Humanoid.

Beastman kelinci itu berpikir ia akan mati ketika Kei mencekiknya. Tapi saat itu, Kei tiba-tiba melonggarkan cekikannya. Tapi itu masih cukup kuat untuk menahan Beastman kelinci. Kei mendekatkan wajahnya ke leher Kelinci hitam yang berada dalam cengkraman tangannya. Dengan mengendus aroma Kelinci kecil, Kei entah mengapa merasa aroma ini lebih akrab.

'Dimana aku pernah mencium aroma ini?' batinnya.

Kelinci jantan itu merasa tekanan dingin Kei berkurang saat sepasang mata hijau Kei menatapnya dengan keraguan. Jantung Beastman kelinci berdegup kencang saat itu. Kei dapat merasakannya di antara sela jemarinya.

"Vian." Ujar Kei datar. Tapi ia masih tidak melepaskan cengkeramannya.

Seperti yang Kei tebak, tidak ada kebingungan di raut wajah Kelinci kecil. Hanya ada kegugupan besar, seolah Kei telah mengetahui rahasia kecilnya. "A-apa... maksudmu..."

Beastman kelinci hitam itu menepuk tangan Kei dengan kaki depannya. Separuh tubuh Kei saat itu masih berada di sungai. Ia pun tidak merasa nyaman jika terus seperti itu. Tapi ia juga tidak dapat kembali berubah ke bentuk Serigala. Karna tubuhnya akan sangat besar. Karna itu Kei berpindah menjadi mencengkram erat sepasang telinga panjang Kelinci hitam.

Beastman kelinci tak tahan dengan perlakuan Kei. Ia merubah bentuknya ke bentuk Humanoid. Itu adalah laki-laki dewasa yang tampak cantik daripada tampan. Kontras antara rambutnya yang hitam dan kulitnya yang putih membuat kulitnya tampak lebih lembut dan halus. Dan Kei sepertinya mengenal wajah ini.

"Heh, aku benar. Kau adalah Alvian Gabriel, bukankah begitu?" Temperamen Kei telah lama berubah, sekarang lebih dingin dan terkendali di bandingkan dengan temperamen asli Kei.

Ini membuat Alvian merasakan panik untuk yang pertama kalinya sejak ia memasuki dunia ini. "Kau..."

Kei melepaskan cengkeramannya. "Ini aku Kei, hanya Kei saja." Kei Kembali santai dan berendam lagi di antara air sungai. Sesekali ia menangkap ikan kecil dan menelannya. Itu membuat Alvian sedikit takut.

"Tapi Kei... Perempuankan?" Alvian jelas melihat dada bidang Kei dan jakun Kei. Dan karna air sungai sangat jernih, Alvian juga melihat dengan jelas apa jenis kelaminnya.

Suara Kei berat seperti biasanya dan ia jelas tidak peduli dengan kepanikan lelaki manis itu. "Aku juga tidak tau mengapa. Setelah kematian, aku bertemu dengan seorang lelaki tua yang mengatakan dirinya adalah Dewa Pengantar Roh. Ia mengatakan kalau dia membuat kesalahan, sehingga aku di lahirkan di dunia yang salah dengan wajah yang salah. "

"Itu artinya..." Alvian cukup terkejut tapi ia masih dapat mengerti apa yang di maksud Kei.

"Benar, inilah dunia tempat seharusnya aku di lahirkan. Si kakek tua itu berkata kalau ini adalah bentuk penebusan kesalahannya." Ujar Kei santai.

"Tapi kan dia hanya melakukan kewajibannya saja..." Alvian bergumam, namun pendengaran Fenrir sangat tajam.

"Sebagai tambahan dia memberikanku ini." Kei menciptakan bola dari kekuatan sihirnya. Masing-masing tujuh element membuat Alvian memandangnya dengan mata iri.

Kei merasa puas melihat tatapan iri Alvian. "Bagaimana denganmu? Apakah Sherin dan yang lainnya juga ikut di kirim ke dunia ini?"

Mendengar pertanyaan Kei, Alvian berbalik menatapnya. Rambut perak Kei bergoyang di hembus angin pagi. Dan Kei si Serigala besar masih saja menangkap ikan-ikan yang berenang di depannya. Ia siap mendengarkan Alvian dengan penuh perhatian. Alvian sebenarnya sedikit terpesona dengan penampilan Kei versi laki-laki. Dan Kei sedikit mirip dengan tipe yang di sukai Alvian.

Alvian menepuk dahinya dengan perasaan sedikit bercampur aduk. "Jika saja aku tidak mendengar mu menyebutkan nama lengkapku, dan tidak melihatmu memakan Ikan begitu banyak, aku mungkin tidak percaya kau adalah Kei."

Kei mengerutkan dahinya, ia tidak terima di sebut 'memakan ikan begitu banyak'. "Bagi Fenrir, Ikan sebanyak ini bahkan tak cukup untuk mengganjal gigiku. Sudah ceritakan saja masalahmu."

Alvian tidak tau mengenai mahluk mitologi Fenrir. Tapi ia tau seharusnya itu adalah mahluk yang luar biasa. Alvian mulai bercerita. "Aku tidak yakin dengan yang lain. Tapi saat aku merasa aku telah mati, aku muncul di ruangan indah. Dan seorang wanita cantik berambut pirang menatapku dengan penuh kasih. Dia berkata dengan baik kepadaku. 'tugasmu di dunia itu telah selesai, karna kinerja yang baik aku menawarkan hadiah untukmu. Aku tau kamu adalah Gay, jadi sebagai hadiah aku akan mengirimmu ke dunia dimana kamu tidak perlu mengalami diskriminasi. Kamu bahkan bisa memiliki anak, yah itu sesukamu apakah kamu ingin menjadi yang di atas atau di bawah.' aku sangat bersemangat saat itu. Tapi aku tidak melupakan kalian. Aku bertanya pada wanita itu. Tapi wanita itu hanya tertawa misterius. Lalu berkata 'Itu adalah rahasia para Dewa. Tapi aku akan mengatakan kepadamu, Teman-temanmu juga ada di sana, identitas mereka masing-masing berbeda. Dan mereka tetap mempertahankan ingatan mereka. Sepertimu. Nah sekarang aku akan mereinkarnasikan dirimu.' lalu aku bangun di tubuh Beastman kelinci ini. Ibuku memberiku nama Vien, tak lama sejak beberapa hari kelahiran ku orang-orang di sekitarku mulai meninggalkan aku, mereka semua tiada. Kepala desa mengatakan kalau Kelinci hitam itu di kutuk. Begitulah yang terjadi kepadaku. Sehingga aku memutuskan untuk berpetualang setelah aku mendapatkan bentuk Humanoid."

Kei mengusap rambut hitam Vien. "Aku tak percaya pada kutukan atau keberuntungan. Tapi jika kau mau, kau bisa ikut denganku."

"Kei..." Ada tatapan haru di sepasang mata Vien.

"Kau bisa mengandalkan Pria tampan dan keren ini." Kei berujar narsis meski ia sendiri sebenarnya belum pernah melihat bagaimana wajahnya.

"Ah benar juga, jangan katakan apapun kepada Ibuku tentang bentuk Humanoid ku. Aku tidak ingin Ibu melihatku tanpa pakaian." Ada sedikit warna merah muda di pipi Kei saat ia mengatakan itu. Vien hanya mengangguk tak berdaya.

Kei melompat ke atas sembari berubah menjadi Serigala putih yang besar. "Ayo kita bertemu dengan Ibuku."

Serigala besar itu terlihat menakutkan untuk kelinci mungil seperti Vien. Tapi karna ia tau Serigala besar ini adalah Kei, ia menelan rasa takutnya. "Hehe.. ayo cepat. Naik ke punggungku saja. Aku ingin memperkenalkan mu dengan Ibuku."

Kei yang berada dalam bentuk serigala tampaknya lebih terbuka dan emosional di bandingkan dalam bentuk Humanoid. Ini sedikit membingungkan Vien. Tapi ia tetap menaiki punggung Kei. "Aku tau apa yang kau pikirkan. Sama sepertimu aku juga bingung. Aku takkan tau jawabannya sebelum aku bertemu Ayahku. Aku tidak pernah melihat Ayahku sejak aku datang ke dunia ini. Ku rasa kau akan mengerti setelah bertemu Ibu."