Bujang Lapuk berjalan menyusuri jalanan kota. Ditengah perjalanan, dia melihat seorang pria setengah baya sedang mabuk-mabukan. Dalam pikirannya, mungkin makhluk ini yang dimaksud oleh gurunya, lebih buruk daripada dirinya.
Dia bertanya kepada pemilik warung ditempat itu, menurut pemilik warung, pria setengah baya itu setiap hari selalu mabuk-mabukan. Dalam hatinya dia berkata-kata, inilah orang yang dimaksud oleh gurunya. Sepertinya, pria setengah baya orang yg lebih buruk darinya. Setiap hari dia habiskan hanya untuk mabuk-mabukan, sedangkan dirinya selalu rajin beribadah.
Namun dalam perjalanan pulang ketempat gurunya, dia berpikir lagi, sepertinya sipemabuk itu belum tentu lebih buruk dirinya. Sekarang dia mabuk-mabukan, tapi siapa tau di akhir hidupnya, dia mendapatkan hidayah. Akhirnya hidupnya baik.
Sedangkan dirinya, walau rajin ibadah, belum tentu akhirnya baik. Berarti pria pemabuk itu belum tentu lebih jelek daripadanya.