Chereads / Rumah Tanpa Cinta / Chapter 96 - Berenang

Chapter 96 - Berenang

Bali

Author POV

"Kalau kamu bosan, pergilah berjalan-jalan ke pantai. Roby akan menemanimu." Rangga menunjuk seorang pengawal yang berdiri di kajauhan.

"Apa tidak berlebihan Mas? Aku rasa, aku tidak butuh pengawal."

Mereka tengah sarapan di restoran resort pagi harinya.

"Aku hanya ingin istriku aman, terkadang ada turis yang kurang ajar suka menganggu wanita. Aku tidak ingin kamu diganggu oleh siapapun."

Gwen tersenyum mendengar nada posesif dalam suara Rangga. "Baiklah."

"Atau kalau kamu butuh sesuatu, mintalah Roby mengantarmu. Sudah ada mobil yang disiapkan untukmu kalau kamu butuh pergi ke suatu tempat."

"Baiklah."

"Aku harus pergi sekarang ke lokasi proyek."

Gwen mengangguk sambil menyuap makanannya. Rangga berdiri, mendekati Gwen dan mengecup kening istrinya. "Jangan rindukan aku." Godanya sambil tertawa pelan.

"Tidak akan." ujar Gwen sambil memutar bola mata.

Rangga tersenyum, tidak mampu menahan diri untuk tidak mengecup bibir istrinya, meski hal itu membuat Gwen melotot padanya. Rangga hanya menyengir lalu melangkah keluar restoran dimana sudah ada sopir yang menunggunya.

Gwen menghabiskan pagi itu dengan berjalan-jalan di tepi pantai, setelah merasa bosan, ia memilih kembali ke kamar pada siang harinya. Ia memilih membaca novel yang sengaja dibawanya untuk mengusir kejenuhan menunggu Rangga. Setelah membaca hampir satu jam lamanya, Gwen menutup novel dan meraih ponsel. Ia ingin sekali menghubungi Rangga, tapi tidak ingin mengganggu pekerjaan pria itu.

Saat itulah nama Rangga muncul di layarnya. Gwen tersenyum lebar dan bergegas menjawabnya.

"Sudah merindukan aku?"

Gwen memutar bola mata, tapi wajahnya merona. "Narsis sekali." Cibirnya membuat Rangga tertawa.

"Apa yang kamu lakukan siang ini?"

"Tidak ada. Aku kembali ke kamar dan membaca buku."

"Tidak makan siang?"

"Aku belum lapar." Ujar Gwen murung.

"Tapi ini sudah jam dua."

"Mas sendiri sudah makan?"

"Aku juga belum makan."

"Kenapa belum? Jangan sampai Mas kelaparan. Makanlah sekarang." Ujarnya cemas.

"Aku akan makan sebentar lagi. Kalau kamu malas ke restoran, telepon mereka dan suruh mereka mengantarkan makanan ke kamar."

"Iya. Mas tenang saja. Aku pasti makan."

"Baiklah, aku akan kembali bekerja."

"Jangan lupa makan."

"Iya, kamu tidak perlu khawatir."

Setelah meletakkan ponselnya di atas meja, Gwen kembali membaca buku dan tidak ingin makan siang, ia berbaring di sofa dimana Rangga tidur tadi malam. Pasti tubuh pria jangkung itu sakit tidur di sofa ini. Apa lebih baik Rangga tidur di ranjang bersamanya?

Memikirkan Rangga selalu berhasil membuat tubuh Gwen terasa gerah, sekaligus membuatnya malu. Apa ini yang di namakan gairah?

Ketika Gwen membuka mata sore harinya, Rangga sudah duduk di lantai di sampingnya, pria itu tampak memerhatikannya.

"Mas?" Gwen memiringkan tubuhnya manatap Rangga yang tersenyum padanya. "Mas sudah lama pulang?"

"Cukup lama." Rangga pulang satu jam yang lalu, mendapati istrinya tengah tertidur di sofa sambil memeluk novel seperti kebiasaannya. Ia menghabiskan waktu satu jam duduk bersila di atas karpet dan mengamati wajah Gwen.

"Kamu tidak makan siang? Pihak restoran memberiku laporan kalau kamu tidak memesan makanan disana."

Gwen menyengir. "Aku sedang tidak ingin makan."

Rangga melotot. "Kalau begitu bangunlah dan makan sekarang. Aku sudah memesankan makanan untukmu."

Gwen bangun sambil mencebik kesal. "Aku sedang tidak ingin makan."

"Aku tidak terima penolakan." Rangga berkacak pinggang dan mencoba memberi tatapan galak dan tegas pada Gwen, yang di mata Gwen terlihat lucu.

"Iya. Iya." Gwen melangkah menuju meja makan dimana sudah tersedia hidangan disana. Ia membuka penutup saji setiap piring, lalu tertawa melihat cukup banyak makanan yang Rangga pesan. "Aku tidak sanggup menghabiskan semuanya."

"Akan aku bantu dengan senang hati." Ujar pria itu sambil mendekat. Lalu duduk di samping Gwen.

"Bilang saja kalau Mas memang lapar."

Rangga tertawa sambil menyuap makanannya. Setelah makan, mereka memilih berjalan-jalan di pantai untuk menikmati matahari senja. Rangga mengenggam tangan Gwen dan menemani wanita itu bermain di bibir pantai.

"Aku ingin berenang."

"Jangan disini." Rangga menggeleng tegas. "Di kamar saja."

Bibir Gwen mencebik. "Tapi aku belum pernah berenang di laut."

"Nanti, kita akan naik Yacht ke tengah laut dan berenang disana."

"Mas ingin aku jadi makanan hiu?"

Rangga tertawa. "Tidak ada hiu."

"Aku akan menjagamu." Rangga memeluk pinggang istrinya. "Aku hanya tidak ingin orang lain menatapmu yang mengenakan pakaian renang."

"Bukankah Mas juga orang? Dan bukan siluman?"

"Tapi aku suamimu." Rangga memutar bola mata sedangkan Gwen terkikik gemas.

Setelah matahari tenggelam, mereka menikmati senja di tepi pantai, duduk di kursi santai sambil berpelukan menikmati musik dari bar, setelah itu mereka makan malam lalu kembali ke kamar.

"Aku ingin berenang." Ujar Gwen sambil membuka pintu kamar mereka.

"Hm. Mau kutemani?"

To Be Continued