Setelah satu tahun kemudian, akhirnya sekarang saya sedang hamil anak pertamanya Cristian. Setelah aku memberitahu Cristian dan juga Ibunya, pasti mereka akan menjadi sangat senang dengan berita kehamilanku ini. Hari ini saya akan memberitahu mereka bahwa sekarang sayang sedang hamil satu bulan.
"Sayang, aku ingin memberitahu sesuatu kepadamu!" Kataku sambil menyiapkan sarapan pagi untuk mereka.
"Apa sayang, katakan saja?" Ucap Cristian yang langsung merasa penasaran.
"Kemarin aku pergi ke dokter kandungan, untuk memeriksakan kondisiku. Lalu kata dokter katanya sekarang aku sedang hamil satu bulan." Ucapku sambil tersenyum ke arah Cristian.
"Sayang, kamu serius. Aku sangat senang mendengar kabar baik ini. Mulai sekarang kamu jangan terlalu capek ya dirumah, kasian bayi kita yang sedang berada didalam perutmu itu." Kata Cristian.
"Selamat ya sayang, Ibu sangat senang mendengarnya. Sebentar lagi akhirnya Ibu akan memiliki cucu laki-laki dari kalian. Ibu sudah lama menunggu kabar baik ini. Tapi kamu juga tidak boleh malas-malasan dirumah ini Jeniffer, biar bayi kamu bisa berkembang." Ucap Ibunya Cristian menatapku.
"Iya ibu benar, ibuku sudah berpengalaman kalau soal urusan orang sedang hamil sayang. Kamu bisa tanya ibu jika ada apa-apa dengan kehamilan kamu." Ucap Cristian kepadaku.
"Iya sayang, ibu berharap anak yang sedang dikandung oleh istrimu itu adalah anak laki-laki. Anak itu akan menjadi penerus kekayaan keluarga Bradley setelah kamu." Ucap Ibunya Cristian.
Deghh... Seketika hati saya menjadi merasa takut, jika bayi yang sedang aku kandung adalah bayi perempuan. Saya menjadi sangat khawatir kalau nanti akan mengecewakan harapannya Cristian dan juga ibunya. Tidak lama kemudian, Cristian berpamitan untuk pergi berangkat bekerja.
Tringggg.... Tring.... Suara teleponku berdering.
Aku yang sedang berada dikamar mandi, aku langsung segera berlariuntuk melihat siapa yang sedang meneleponku.
"Halo sayang, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Cristian yang sangat perhatian kepadaku.
"Aku baik-baik saja sayang, terima kasih ya kamu sudah peduli dengan keadaanku. Kamu jangan pulang terlalu malam ya sayang." Ucapku dengan manjanya kepada Cristian.
" Maaf sayang, aku sedang bertemu dengan Roy di kafe malam ini. Sepertinya aku akan pulang larut malam. Kamu bisa tidur duluan saja malam ini, aku khawatir kamu akan lama menungguku." Ucap Cristian kepadaku.
Sebenarnya aku merasa sangat kesal kalau Cristian bekerja sampai larut malam. Tapi jika aku mempermasalahkan soal ini pasti dia akan marah kepadaku. Jadi aku lebih memilih diam saja kepadanya selama ini, setidaknya dia pulang malam bukan untuk bertemu dengan wanita lain.
Setelah itu aku langsung pergi kekamarku untuk segera tidur duluan, dan tidak menunggu sampai Cristian pulang.
Pada jam 12 malam, Cristian baru sampai di rumah. Saya mendengar sepertinya Cristian sedang berbicara di luar bersama dengan ibunya.
Aku langsung segera memejamkan mataku, agar Cristian tidak memintaku untuk memuaskan keinginannya lagi malam ini. Apalagi aku sedang mengandung anaknya sekarang. Sehingga membuatku menjadi tidak ingin melakukan hubungan seks dulu bersamanya.
Kreekkkk..... Cristian sedang membuka kamar.
Aku seperti mendengar Cristian yang sedang berjalan menuju ke kamar mandi. Aku pikir malam ini Cristian tidak akan memintaku untuk memuaskan hasratnya. Namun ternyata setelah Dia selesai mandi, tiba-tiba Cristian langsung memelukku dari belakang tanpa menggunakan pakaian.
"Emmmmmuachh." Ucap Cristian sambil menciumi leherku.
"Sayang, apakah kamu benar-benar sudah tidur?" Ucap Cristian di telingaku.
Saya mencoba untuk tetap berpura-pura tidak mendengarnya. Tapi dia tetap berusaha membangunkan saya dengan melepas semua pakaian saya.
Seharusnya Cristian mengerti, bahwa sekarang aku sedang mengandung anak pertamanya. Namun karena dia ingin bercinta malam itu, akhirnya dengan terpaksa aku harus mau bercinta malam itu bersamanya.
Selama menikah Cristian selalu memintaku untuk mau memuaskan hasratnya selama ini. Karena Cristian juga memiliki Hyperseks yang cukup tinggi sehingga membuatnya marah jika aku mencoba untuk menolaknya.
Keesokan paginya aku akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kehamilanku. Kemudian saya mencoba meminta Cristian untuk mau menghantarkanku pergi ke dokter sebelum dia berangkat bekerja.
"Sayang, hari ini bisa tidak kamu menemani aku untuk periksa kondisi kehamilanku ke dokter kandungan." Ucapku kepada Cristian.
" Jeniffer biarkan Ibu saja yang akan menemani kamu untuk pergi ke dokter memeriksakan kondisi bayi di dalam perut kamu. Soalnya hari ini Cristian ada rapat bersama dengan Roy dikantornya. Kasian kalau nanti dia menjadi terlambat pergi kekantornya. Cristian juga bekerja untuk menghidupi kebutuhan kamu." Ucap ibunya Cristian yang langsung menghampiri kita.
Deghhh... Rasanya aku ingin menangis mendengar perkataan yang telah di ucapkan oleh ibunya Cristian. Aku langsung terdiam dan mencoba untuk menahan airmataku yang hampir saja menetes.
Cristian selama ini selalu mengikuti semua perkataan yang diucapkan oleh ibunya. Bahkan Cristian lebih mendengarkan perkataan ibunya daripada aku yang sebagai ibunya.
'' Ibu benar sayang, hari ini aku masih ada rapat lagi di kantor dengan Roy. Mungkin bulan depan aku akan menemanimu untuk pergi ke dokter kandungan." Ucap Cristian yang langsung pergi berangkat bekerja.
Deghhhh... Hatiku rasanya ingin menangis mendengar Cristian yang selalu membela apa kata ibunya. Setelah kami menikah sifat Cristian kepadaku benar-benar sangat berbeda.
Cristian selalu menyuruhku untuk mentaati semua peraturan dirumah ini yang telah dibuat oleh ibunya. Selama menikah Cristian sudah mulai tidak perduli dengan perasaanku yang merasa tersiksa berada tinggal dirumahnya selama ini.
Tok... Tokkkkk.... Ibunya Cristian sedang mengetuk pintu kamarku.
Aku langsung segera menghapus airmata yang menetes dipipiku sebelum aku membuka pintu kamarku.
"Jeniffer, apakah kamu sudah siap untuk pergi ke rumah sakit,sekarang.?" Ucap ibunya Cristian yang sekarang sedang berdiri didepan pintu kamarku.
Aku segera mengganti bajuku dan langsung pergi kerumahsakit bersama ibunya Cristian.
'' Ibu, Mendingan kita pergi ke dokter sekarang." Ucapku sambil mengambil kunci mobil di atas meja.
Ditengah perjalanan ibunya Cristian selalu mengucapkan perkataan yang tidak enak di dengar olehku.
"Jeniffer, Kamu itu jangan terlalu manja sama Cristian. Orang hamil tidak boleh manja sama suami, nanti janin di dalam kandunganmu itu menjadi tidak sehat. " Ucap Ibunya Cristian yang sedang duduk disebelahku dimobil.
Aku hanya menganggukan kepalaku dan langsung terdiam tidak ingin mengatakan apa-apa lagi kepadanya. Setiap perkataan yang diucapkan oleh ibunya Cristian selalu membuat hatiku menjadi merasa sakit. Namun saya mencoba untuk tidak pernah membalas perkataannya. Aku selalu berusaha untuk tetap diam, karena selama ini aku masih menghormatinya sebagai ibu mertuaku.
Setelah kita sampai di rumah sakit, dokter langsung segera memeriksa kondisi bayi di dalam perutku. Aku merasa sangat senang karena dokter itu mengatakan bahwa bayi diperutku keadaanya baik-baik saja.
"Dok, apakah bayi dialam perutnya ini adalah bayi laki-laki." Ucap ibunya Cristian kepada dokter.
Saya mulai merasa tidak tenang setelah mendengar perkataan ibu mertua saya yang sangat menginginkan bayi laki-laki di dalam perutku.
Karena usia kandunganku belum terlalu besar sehingga dokter belum bisa memastikan apakah bayi diperutku ini berjenis laki-laki atau perempuan.
Tidak lama kemudian setelah pemeriksaannya telah selesai, akhirnya kita segera pulang kerumah.