Chereads / MY BOS SECRET ! 2 / Chapter 31 - Bab 31

Chapter 31 - Bab 31

PERTEMPURAN DI MULAI 1

Safira menatap amplop yang di berikan Dewa tadi, kini dia berada di kamarnya seorang diri, meninggalkan putranya yang sedang asyik bermain sendirian, tentu saja di temani babysisternya.

Dia tidak keberatan, Andrian memberikan hadiah, toh menang dia anaknya, jadi wajarlah. Safira menghela nafas, dia tidak tahu apa sebenarnya ini. Matanya menatap amplop coklat di pangkuannya, apa ... ini penting bagi dirinya? Apa maksud dari perkataan Dewa tadi? Semua terserah dirinya ? Akhirnya setelah sekian menit berpikir, membuka atau tidak amplop itu, rasa penasaranlah yang kemudian mau membuka amplop itu.

Matanya tak berkedip melihat isi di dalam amplop, apa ini ? Foto ? Dan ... surat ? Andrian ... hatinya berdegup kencang, perlahan di baliknya foto itu, Safira tertegun.

"Foto, ini ... Paramitha dan ... " gadis itu terdiam, kini dia beralih ke surat dari Andrian. Kini dirinya terdiam ketika menbaca surat itu, dan setelah itu termenung.

"Walau begitu, itu tak bisa mengubahnya ya kan ?" Ucapnya tanpa sadar. Di tatapnya foto itu, Safira kemudian tersenyum.

"Gue, bukan wanita sembarangan! Tak perlu menggunaksn foto ini untuk menghancurkanmu !" Ujarnya, dan melempar foto itu entah kemana.

"Gue, tak perduli lagi tentang lo! Silahkan saja, lo miliki dia! Tapi tak bisa memiliki seutuhnya !" Safira berdiri dan menatap cermin di depannya.

"Lo, belum tahu siapa gue! Sudah banyak yang terjadi sama gue selama ini! Dan gue beruntung, tinggal jauh di Amerika sana, itu membuat gue jauh lebih kuat! Gue bisa bangkit lagi, setelah terpuruk dan itu sudah sering terjadi !" Kemudian dia terdiam.

"Oke, bila itu maumu! Aku ladeni !" Safira pun tersenyum.

--------

Safira pun kembali ke backstage, tak lama para asisten membuka semua baju yang di pakainya, untuk di gantikan yang lain.

"Safira, lo keren deh !" Terdengar suara pujian dari beberapa model, gadis itu hanya tersenyum. Dengan sigap para asisten memakaikan baju barubdengan motif batik, gabungan moderen dan tradisional. Pakaian ini berbentuk dress atau gaun malan. Di bagian dada, ada sulaman cantik, membuatnya menjadi elegan dan berkelas.

"Safira ! Kamu siap ?" Seru pengarah model, gadis itu pun mengangguk, hanya dalan hitungan 15 menit berganti pakaian tadi. Para model memang harus terbiasa dalam pekerjaan yang terlihat santai tapi harus tampil menawan di atas panggung, serta cepat di buru waktu.

"Oke, satu ... dua ... tiga ... go !"

Safira kembali keluar dan berjalan di atas panggung, dengan pakaian berbeda, di tangannya tertenteng sebuah tas, yang memang dibuat khusus untuk pagelaran ini, tas ini yang membuat oleh Ayu. Tas ini berbentuk dompet besar,tampilannya tak kalah dengan desain brand ternama, terlihat mewah dan juga pas dengan gaun yang di kenakan Safira.

Kembali para pengamat fashion dari tamu undangan berbisik mengagumi apa yang di kenakan gadis itu. Tak jarang ada yang memfotonya.

"Eh, kalau tidak salah...gue pernah lihat dia menjadi covernya Elle New York, loh !" Bisik salah seorang perempuan.

"Iya, gue juga pernah lihat di beberapa event fashion week di luar !" Ujar yang lain. Dan yang lain pun baru ngeh, melihat tampilan Safira.

"Loh, baru beberapa bulan lalu, gue lihat di Singapura even fashion weeknya mereka! Dia juga ada loh !" Seru yang lain. Hal ini membuat telinga Paramitha memanas yang memang yang bergosip itu ada di jajarannya dia duduk.

Sementara Andrian tetap menatap penampilan gadis itu, matanya tidak berkedip menatapnya. Harus diakui Safira memang telah menarik perhatiannya sejak pertama bertemu, pertemuannya diawali dengan kaku, tapi setelah itu semua berubah. Gaya Safira yang terbuka, apa adanya telah membuat hatinya kepincut. Safira sejak kecil tinggal di luat negeri, sehingga pembawaannya sangat terbuka. Walau di rumah mamanya tetap menanamkan adat sopan santun khas Indonesia. Anggia walau bagaimana pun tidak ingin anaknya terlalu bebas, dia tidak ingin anaknya seperti dirinya di masa lalu. Untungnya Safira mengerti, dia tahu batasan itu, dan pada akhirnya ternoda karena cintanya bersama Andrian.

----------

Bagian ketiga dari acara pagelaran, adalah peragaan karya perancang Ayu, dia menunjukan kelasnya. Pakaiannya lebih banyak ke gaya brand yang dulu pernah magang, hanya saja kini lebih bebas, dulu ada aturan yang harus di jalaninya. Para tamu pun menyadari hal itu, tapi tetap di apresiasi, karyanya itu dibuat dari atas sampai bawah, kecuali perhiasan, yang tanpa di duga bekerja sama dengan Anggia.

Safira membawakannya, dengan levelnya yang sudah berpengalaman di dunia fashion dunia, terlihat anggun dan cantik, membawakan pakaian dan aksesoris, termasuk tas, semua tamu seperti tertarik dengan itu. Tas, dompet dan lainnya menambah kesan mendalam.

Dan acara pagelaran fashion show itu pun sukses besar, para tanu pun terlihat puas, keluarga Ardhi Wijaya pun menjadi sorotan, terutama Dewa sebagai CEO Palm Entertaimen, setelah selesai dia harus di wawancara oleh awak media. Di belakang para model terlihat lega setelah acara. Semua terlihat gembira dan saling berpelukan, para desainernya sedang ikut bersama Dewa.

"Mami ...!" Teriak seseorang, memecah keramaian, dan terlihat anak lelaki tampan berlari ke arah Safira, gadis itu tersenyum dan memeluknya erat. Para model pun tersenyum. Putranya memberikan sebuah buket bunga mawar merah.

"Terima kasih, ya sayang !" Ucapnya, menerima dan mencium pipi putranya itu.

"Itu dari aku dan papa ... " jawab putranya, Safira tertegun dan putranya menunjuk ke arah pintu masuk, dan sana berdiri seorang lelaki yang tampan dan gagah, temannya pun tertegun dan kemudian pergi seperti tidak ingin mengganggu. Andrian pun berjalan menghampiri.

"Kamu ... hebat !" Ucapnya.

"Kenapa disini, kan ada istrimu ?" Balas Safira, tapi kemudian menyadari ada putranya di situ, dia tak ingin masalah ini di ketahuinya.

"Ya, aku datang bersama mama dan adikku !" Andrian tidak perduli.

"Kamu, pasti tahu kan ..." lanjutnya.

"Iya, tetap saja ... " jawab Safira, dia ingin mengeluarkan semuanya, tapi tak bisa, harus berbicara berdua.

"Aku, mengerti ... tapi tidak apa-apa kan? Ini antara berdua, dan anak kita bersama !" Ujar Andrian. Safira hanya menghela nafas.

"Oke, tapi aku tidak mau bahan gosip dari istrimu !" Safira menatap lelaki di depannya, Andrian tersenyum.

"Kamu .. sudah melihat foto, itu ?" Tanya Andrian pelan.

"Sejak kapan, kamu dan Dewa bekerja sama ?" Tanya Safira.

"Dewa, diundang ke acara di Bali! Dan semuanya sudah aku ketahui Safira! Ini bukan kamu dan Paramitha! Tapi antara aku dan papaku !" Jawab Andrian. Safira menatapnya.

"Ya, aku tahu semuanya Andrian! Papaku, sudah memberitahu semuanya !" Andrian tertegun.

"Ini ... masalah dua keluarga, Andrian ... dia tahu aku siapa !" Lanjut Safira.

"Bila tidak ada gadis itu pun, kita tak akan bisa bersama !" Ucap Safira menatap Andrian, lelaki itu terdiam, tak lama dia menyentuh tangan Safira, membuat gadis itu tertegun, ada perasaan aneh menjalar, ada rasa ingin menarik tapi tidak bisa.

"Aku tahu, makanya aku menghilang! Dia tahu dan mengancamku bila kembali ke Amerika !" Ujarnya. Safira menarik tangan dari genggaman hangat lelaki, rasanya ingin memakinya karena rasa kesal menumpuk, tak terasa air matanya mulai menetes.

"Dulu, aku tak bisa berbuat apapun! Kini berbeda, aku tahu ... kamu pasti membenciku! Ya, aku merasa bersalah, aku minta maaf! Aku tidak akan melupakan anak kita! Kini aku akan berusaha melakukan apa pun untuk kita bersama !" Ucapnya, Safira menghapus air matanya.

"Kalau untuk dia, putraku! aku tak keberatan! Tapi ... untuk yang lainnya, aku tak bisa Andrian! Lebih baik selesaikan masalahmu, tapi bila perempuan itu menggangguku, aku tak akan tinggal diam !" Ujar Safira dengan nada marah dan kesal, Andrian tertawa.

"Kenapa malah tertawa?" Tanya Safira heran.

"Tidak, aku mengenalmu Safira! Masih ingat kejadian si Susan ?" Andrian menatap gadis itu, muka Safira memerah.

"Itulah, kenapa aku menyukai dirimu! Safira, aku jatuh cinta kepadamu, karena ... kamu berbeda !" Andrian meraih kembali tangan Safira dan keduanya bertatapan mesra, di saksikan oleh putra mereka.

"Andrian ..,!" Tiba-tiba suara seorang perempuan memecah keduanya .

Bersambung ...