kring....
sudah yang kesekian kalinya alarm berbentuk Doraemon itu berdering, namun si empunya kamar masih bersembunyi dibalik selimut putihnya. sampai seorang wanita paruh baya membuka pintu kamar itu dan menyikap selimut yang menutupi tubuh si pemilik kamar .
" Aleta Rinjani Sanggra....".
tegur wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.
Aleta membuka matanya perlahan. sinar matahari yang menembus kelopak matanya mulai mengganggu tidur indahnya.
" Ibu.... ini masih pagi... Aleta masih ngantuk". jawabnya dengan suara masih parau dan memeluk guling disebelahnya.
" ini udah hampir jam sepuluh. kamu janji mau fitting baju kan sama Andra?". sahut ibunya sambil melipat selimut yang tadi menutupi tubuh putrinya.
dalam sekejap mata Aleta terbuka. tanpa aba aba Aleta langsung bangkit dari pembaringannya dan berlari kekamar mandi.
Yani, ibunya hanya tersenyum kecil melihat putrinya berlari terburu buru..
" ibu kenapa gak bangunin Aleta dari tadi sih?" teriak Aleta dari dalam kamar mandi.
" udah sekian kali ibu bangunin kamu, bahkan alarm kamu juga lelah bangunin kamu". sahut sang ibu tetap merapikan ranjang putrinya.
" kan ibu bisa goyang goyang badan Aleta".
" ibu lagi sibuk buat sarapan".
tiba tiba wajah Aleta muncul dari balik pintu kamar mandi. " kalau mas Andra datangsuruh tunggu lima menit aja".
" dia lagi sarapan didapur". jawab ibunya dengan wajah santai.
" astaga ibu.... jadi mas Andra udah datang?".
Yani hanya tersenyum kecil sambil mengangguk.
Aleta kembali menutup pintu kamar mandinya.
setelah selesai merapikan kamar putrinya Yani kembali keluar dari kamar itu.
*
Aleta menggigit bibir tipisnya saat melihat Andra sedang bercengkrama dengan ibunya dimeja makan. ia langsung duduk disamping Andra.
" pagi". sapa Aleta dengan nada pelan.
lelaki berkumis tipis itu tersenyum sambil mengelus rambut Aleta.
" pagi menjelang siang". sahut Andra.
Yani tersenyum lalu beranjak dari tempat duduknya meninggalkan kedua pasangan kekasih itu.
" lama ya nunggunya?".
" udah biasa sih".
Aleta nyengir kuda. " ya udah kita berangkat".
" sarapan dulu kamunya".
Aleta melihat nasi goreng yang sudah tersedia dihadapannya. ia meletakkan tasnya dan mulai melahap sarapannya.
" Aleta susah dikasih taunya. udah Tante bilang harus belajar bangun pagi. nanti setelah menikah gak akan bisa lagi bangun siang kayak gini". celetuk sang ibu yang membawa sepiring buah buahan ni yang sudah dipotong potong.
" gak apa apa Tante. aku nikah sama Aleta, artinya aku juga harus terbiasa sama semua sifat baik dan buruknya". sahut Andra sambil sesekali menatap Aleta yang sedang santai melahap nasi gorengnya.
" kamu itu, terlalu sabar buat Aleta yang super santai".
" aku suka sama sifat Aleta yang selalu jujur dan apa adanya. gak dibuat buat".
" keluarga kamu gimana? bisa terima sifat Aleta?". tanya Yani dengan nada mengintrogasi sambil duduk kembali kebangkunya tadi.
" aku akan berusaha menutupi kekurangan Aleta Tante. setidaknya didepan keluargaku".
" ibu.... lagian pelan pelan Aleta bakal berubah kok. demi mas Andra". jawab Aleta yang sudah siap melahap nasi goreng dipiringnya.
dengan sigap Andra menyodorkan segelas air putih kepada Aleta. gadis berambut panjang itu segera meneguk air putih yang disodorkan oleh Andra.
" itu harus". jawab ibunya singkat.
" yuk berangkat mas....". lanjut Aleta yang bergegas berdiri mendekati ibunya lalu bersalaman diikuti oleh Andra.
" hati hati ya". ucap yani.
" iya ibu...".
" pergi dulu ya Tante".
Yani mengangguk dengan wajah ramah. kedua sejoli itu berlalu dan hilang dari pandangan.
*
setelah selesai fitting baju, Andra dan Aleta mampir ke resto langganan mereka. dengan tema lesehan resto itu tampak tenang walau sebenarnya sedang ramai pengunjung.
setelah duduk ditempat yang sudah mereka reservasi sebelumnya waiters datang membawa buku menu untuk Aleta dan Andra.
" aku pesen ayam kampung sambel kecombrang ya". kata Andra setelah beberapa detik membaca buku menu itu. " minumnya lemon tea hangat ya mbak". lanjut Andra sambil mengembalikan buku menunya pada waiters.
" aku nila goreng cabe ijo sama cah kangkung sea food nya 1 ya mbak, leci tea ice nya satu". ucap Aleta sambil mengembalikan buku menunya.
" ditunggu sebentar ya mbak". ucap waiters itu lalu pergi.
Aleta mengambil hape nya yang bergetar sejak ia memilih milih menu tadi.
Aldo
sepupu dari ibunya, yang selama ini paling dekat dengan Aleta.
" siapa ta?". tanya Andra.
" Aldo". jawab Aleta lalu mengangkat panggilannya. " ya do....".
" ta, gimana pesta lajangnya? jadi?". ucap suara dari sebrang.
" ntar aku kabari ya".
" kamu dimana?".
" aku lagi diresto Kemang sama mas Andra. baru selesai fitting baju".
" oke, ntar kabari lagi ya".
Tut Tut Tut....
Aleta kembali meletakkan hapenya diatas meja.
" kenapa?" tanya Andra dengan tatapan curiga.
" gak ada. Aldo cuma ngajak jalan sebelum kita nikah".
" inget ya ta, gak ada pesta lajang. kamu tau kan gimana orang tua aku? Mereka sangat....".
" iya aku tau mas.....". sahut Aleta sebelum Andra menyelesaikan kalimatnya.
Andra tersenyum lalu membelai rambut Aleta.
" aku gak mau karna hal kecil membuat
pernikahan kita batal".
Aleta memperhatikan wajah Andra sejenak.
" kenapa mas Andra mau nikahi aku? padahal mas tau banyak banget kekurangan aku, yang bahkan sampai detik ini belum bisa aku ubah".
Andra menggenggam tangan Aleta. " cinta gak butuh alasan kan?".
Aleta tersenyum manis. " romantis banget sih kamu". tutur Aleta dengan senyum merona.
percakapan mereka terhenti saat pesanan mereka datang.