Chereads / Maid M / Chapter 3 - chapter 1 [Suffering]

Chapter 3 - chapter 1 [Suffering]

Dentuman keras yang terdengar di seluruh desa ku, para warga yang berteriak lemah, dan suara senjata yang tak henti-hentinya.

Aku berlutut, Membeku di atas tanah dengan suara dengungan di telinga ku, Itu sangat mengganggu. Tapi, entah kenapa aku tidak bisa melarikan diri.

"Aaaaaaaa....." Teriakan.

"Jleb!" Suara tusukan.

"Huuhuuu.. hiks... Hiks..." Tangisan.

Semua itu sangat jelas terdengar di telingaku. Sesaat kemudian ada tangan yang menarik ku.

"LARI!!!." Ucap nnya

Krringgg.... Kring...kring.....

"Hah...hahhh....hah...".

Kring...kring... Kring...

"Hahhh... Hahhh.... Hah.... Aaaaaa... ah? Huhhh, Cuma mimpi ternyata".

Mimpi yang terus berulang, kejadian yang selalu sama. Apa yang ku inginkan sampai tak bisa lepas dari masa lalu. Sampai-sampai mimpi itu datang lagi.

Aku terbangun karena mimpi buruk ku. Keringat yang mengucur di seluruh tubuhku, dan jantung yang berdetak sangat cepat. Saat kulihat ke jendela samping, dan kusadar.

"Ahhhh... Sudah baik-baik saja".

Aku sedikit lega dengan keadaan sekarang. Dia yang menarik tangan ku tak ada di sekitar sini. Aku keluar dari kekacauan itu berkatnya. Dan sekarang disinilah aku, dirumah keluarga yang tampak harmonis, di luar. Tapi, keluarga ini menyimpan rahasia besar.

"Saaayaanngggg... Ayo turun nak, sarapan sudah siap". Kata seorang wanita paruh baya.

"Baik mah". Sahut ku dengan senyum lebar.

Aku menuruni tangga sambil gemetar, saat ini usiaku 7 tahun. Namun aku tahu dan sangat sadar apa yang sedang ku alami. Aku terjebak di sebuah keluarga yang harmonis di luarnya. Namun tidak pada kenyataannya.

"Ayo kita ambil foto untuk saat ini". Kata seorang reporter.

"Katakan cheese...".

Aku tersenyum lebar terlihat sangat bahagia, namun pundak dan kaki sakit karena di cengkram dan di injak. Aku terpaksa untuk senyum.

"Hahh... Lelah... Lelah..". Keluh ibu angkat ku yang pertama.

"Yahhh Memeng susah menjadi orang yang terkemuka, ha-ha-ha".  Sahut ayah angkatku yang pertama.

"Hehh anak pungut, cepat ambilkan kami minum, kami haus". Kata kakak tiri ku yang pertama.

"Baik". Kataku sambil berjalan menuju dapur.

Saat aku berjalan dengan membawa minuman, tiba-tiba aku terjatuh dan menumpahkan semua minuman itu kelantai. Lalu ibu dan ayah angkat ku sangat marah sampai mereka memukul ku.

"Kau ini kenapa sih? Tidak bisa kerja yang benar hah?". Kata ibu angkatku sambil melambungkan tamparan.

Lalu sang ayah angkat bicara padaku dengan tangan yang siap memukul.

"Heh dasar anak tidak tahu diri"

Plakk..

"Beraninya kau memecahkan barang yang ada di rumah ini".

Plakkk...

Yaaaa sebenarnya bukan tanpa sebab aku terjatuh, itu karena kakak tiri ku yang pertama. Ia dengan sengaja menyenggol kaki ku dengan kuat.

Sakit.. tapi aku terbiasa. Alasan kenapa mimpi itu masih terus berulang. Karena, aku masih hidup tersiksa. Setelah aku keluar dari kekacauan itu, aku di bawa ke tempat penampungan anak terlantar.

Dan sepasang suami-istri yang merupakan seorang pejabat mengadopsi ku karena ingin menyita perhatian publik. Mereka mengatakan akan merawatku dengan baik dan bertanggung jawab sepenuhnya untuk ku.

Namun sekarang lihat apa yang mereka lakukan padaku. Mereka hanya membuatku tersenyum di depan kamera. Mereka menyiksaku di belakang, saat dimana tidak ada sama sekali mata yang melihat.

Di mata publik dan masyarakat umum mereka adalah sosok yang penuh kasih sayang. Kepada keluarga dan bahkan orang lain. Nyatanya mereka hanya menyiksa ku seriap harinya yang membuat ku tak bisa melupakan kejadian tersebut.

Aku meringkuk kesakitan di kamar, Dan menangis denga diam tanpa suara. Aku yang masih anak-anak tidak bisa berbuat apa-apa.

Penderitaan Ini hanya dari orangtua angkat ku yang pertama. Masih ada Beberapa penyiksaan setelah aku di kirim dari pengadopsi satu dengan yang lain.

Mereka semua memang dari orang kelas menengah ke atas. Mereka semua yang mengadopsi ku memang menginginkan perhatian dari orang lain dengan menggunakan diriku.

Mereka mengadopsi anak-anak yang kehilangan segalanya agar mereka di cap manusia yang sangat baik hati. Aku sudah sering menangis atau mendengar suara tangisan dari penyiksaan anakaiyang di adopsi.

Sampai pada dimana aku sudah tidak merasa kesakitan dan mampu menahan semua rasa sakit ini. Dari setiap orang tua angkat yang aku singgahi. Aku menyadari bahwa dengan kekayaan kau bisa mengendalikan apapun.

Mereka semua orang kaya yang mengendalikan dunia dengan uang. Mereka membuat seakan mereka penguasa. Dan menjadika orang miskin sebagai alat yang digunakan untuk tameng mereka.

Sama hal nya dengan ku. Sekarang diriku telah remaja dan di adopsi oleh orang kaya sebagai anak ( Pelayan) dirumah ini. Dengan memakai pakaian khusus pelayan aku menempati rumah ini.

"Hei kau, kemari dan buatkan aku makanan". Ujar anak laki-laki.

Aku menghampirinya dan menundukkan kepalaku.

"Baik tuan akan segera saya siapkan".

orang kaya lah  yang mengendalikan dunia dengan uang. Mereka membuat seakan mereka penguasa. Dan menjadika orang miskin sebagai alat yang digunakan untuk tameng mereka.