Seoul, Korea Selatan, 3 April
Selama 3 tahun berlalu, semuanya memang berjalan dengan lancar, mulai dari Tuan Beom yang menjalankan pekerjaan nya dengan tenang dan Shou yang menghadapi kehidupan di kota.
Setiap hari, jika ada waktu, Tuan Beom akan menghubungi Shou yang akan langsung menerima panggilan. Mulai dari pembahasan singkat sampai menceritakan hari.
"Shou, apa yang sedang kau lakukan sekarang?" tanya Tuan Beom dari ponsel.
Sementara Shou meletakan ponsel nya di holder yang ada di meja belajar dan dia sendiri memegang pensil untuk menggambar. "Ah Ahjussi, aku senang anda menghubungi ku, aku baru saja kembali dari kampus dan mengisi waktu luang dengan menggambar," balas Shou dengan nada ceria.
"Itu bagus, apa yang kau gambar?" Tuan Beom bertanya.
Shou terdiam sebentar lalu memandang apa yang ia gambar sendiri yang rupanya itu adalah kediaman milik kakek nya. "Ini, kediaman ku... Cepat atau lambat, aku mungkin harus menentukan pilihan ku..." kata Shou.
Tuan Beom yang mendengar itu menjadi terpikirkan kediaman juga. "Jangan terlalu berat memikirkan itu Shou, hanya jalani apa yang ingin kau cita citakan..."
"Aku tahu itu, terima kasih Ahjussi... Aku harap Ahjussi bisa cepat kembali... Aku sudah sangat rindu."
Mendengar itu, Tuan Beom menjadi tersenyum kecil dan membalas. "Aku juga, merindukan mu, Shou..."
Tapi satu hal yang tidak di ketahui Tuan Beom, Shou memilih jalan nya sendiri, dia akan memilih jalan seiring bagaimana waktu berjalan.
Apa yang dia inginkan dari dulu bukan berarti dia bisa menjadi sama seperti apa yang dia inginkan.
"(Selama berhari hari, minggu minggu, bahkan berbulan bulan. Ahjussi mulai jarang menghubungi ku, tanpa dia tahu, aku memiliki rahasia yang harus dia ketahui soal apa yang aku cita citakan. Semuanya akan berubah.... Aku tahu dia sedang sibuk karena itulah dia jarang menghubungi ku.... Bahkan... Dia melupakan hari ulang tahun ku... Dia tak mengucapkan ulang tahun ku di ponsel, aku tahu, mungkin dia lupa... Aku harus bisa menerima keadaan ini...)" Shou selalu kecewa dengan hubungan jarak jauh itu.
Bahkan tak heran jika dia harus sesekali menenangkan diri dimanapun hanya untuk sendirian, mau merindukan tapi dia sudah tahu waktu yang tepat.
Semuanya memang terdengar berjalan lancar, dia sepertinya akan menjalani kehidupan kota seperti biasanya saat sebelum mengenal Tuan Beom. Tapi sepertinya semuanya akan berubah dan juga fakta yang terikat karena akan terjelaskan saat Tuan Beom kembali.
--
"Tuan Geunwo? Ini sudah jam anda untuk menyelesaikan kontrak nya," kata seorang wanita yang datang pada Tuan Beom yang merokok di balkon kantor.
Ia menoleh dengan tatapan datar dan terdiam sebentar membiarkan rokoknya menghilang rapuh dari tangan nya. "(Ini sudah genap 3 tahun... Aku sudah lama tidak menghubungi Shou, apa yang dia lakukan kira kira...? Dia pastinya masih menjalankan kuliah nya, atau dia memilih untuk lulus... Aku harap dia baik baik saja...)" pikirnya.
Hingga dia benar benar menyelesaikan pekerjaan nya dan terbang untuk kembali ke Korea. Dia benar benar berhasil menyelesaikan pekerjaan nya tepat waktu hanya untuk bertemu dengan Shou. "(Kedepan nya, aku tak perlu menganggap diriku sibuk...)" ia akhirnya menginjakan kaki di bandara Korea.
Melihat sekitar sambil membawa sebuah buku gambar kecil di tangan nya, buku gambar itu adalah buku gambar yang di berikan Shou saat Tuan Beom akan pergi, dia berjalan sambil membuka halaman terakhir buku gambar yang kosong. "(Aku tidak sabar melihat dia menggambar satu hal terakhir di sini....)" ia tersenyum kecil sendiri.
Memang selama 3 tahun, semuanya memiliki perubahan termasuk Tuan Beom yang semakin tambah berumur, begitupun juga Shou.
Tapi, ketika Tuan Beom berniat menemui Shou tanpa mengabari Shou bahwa dia sudah kembali, dia tak bisa berkata kata ketika mengunjungi apartemen Shou, tak ada yang menjawab panggilan apartemen nya apalagi di apartemen Shou.
"Shou?" Tuan Beom terdiam, tapi kemudian suara pintu terkunci terbuka membuat Tuan Beom menghela napas panjang, dia sudah berpikir bahwa itu adalah Shou.
Tapi siapa sangka, yang membuka pintu adalah seorang asing yang menatap bingung pada Tuan Beom. "Oh, halo? Apa ada masalah?" tanya Tuan rumah itu.
Tuan Beom menatap tak percaya, dia bahkan sempat melirik di dalam apartemen yang sungguh berbeda. "(Dimana Shou?) Apa di sini, ada gadis kuliahan yang tinggal di sini?" tanya Tuan Beom.
Orang itu terdiam sebentar lalu menjawab. "Hm, tak banyak yang ku tahu, aku membeli apartemen ini 3 tahun yang lalu, sebelumnya Tuan apartemen bilang bahwa ada gadis yang pindah. Jadi apartemen ini aku beli," kata orang itu.
Ketika mendengar fakta itu, Tuan Beom hanya bisa terdiam, apalagi dia memutuskan untuk pergi menjauh dari apartemen. "(Kenapa Shou tak pernah mengatakan apapun padaku, bahkan dia meninggalkan apartemen... Apa yang sebenarnya terjadi.... Selama 3 tahun orang itu menempati apartemen Shou?)" Tuan Beom harus berpikir sejenak hingga dia memutuskan untuk ke kampus dimana Shou bersekolah.
Kebetulan ketika dia keluar dari mobil ada Naya, tepatnya teman Shou yang sangat dekat berjalan bersama Jivani. Kebetulan mereka terlihat akrab karena dari kampus yang sama.
Tuan Beom menatap mereka dan mereka juga kebetulan melihat. "Hei, bukankah dia kekasih Shou?" Naya menatap Jivani yang berpikir begitu.
"Hei Tuan," Naya menyapa dan mendekat membuat Tuan Beom menoleh pada mereka.
"Apa yang anda lakukan di sini?" tanya Naya dengan bingung.
Tuan Beom terdiam sejenak mengingat mereka berdua meskipun agak susah mengingat, dia membalas. "Aku mencari, Shou..."
"Shou? Bukankah Shou tidak ada di sini sejak 3 tahun yang lalu? Dia keluar dari kampus," kata Naya seketika Tuan Beom terkejut mendengar nya.
"Keluar? Apa dia bekerja? Di supermarket?"
"Tidak, dia tidak bekerja... Dia menghentikan kehidupan kota nya, kami juga agak kecewa jika gadis berbakat itu harus menghentikan pendidikan nya di sini," kata Naya sekali lagi.
"(Shou.... Jadi... Setelah aku pergi... Kau menghentikan kuliah mu... Kau juga berhenti menjalani kehidupan di sini... Sebenarnya apa yang merasuki mu? Kenapa kau mengambil pilihan yang seperti ini?)" antara kecewa atau apapun itu, Tuan Beom benar benar tak tahu lagi harus apa.
Lalu Jivani yang dari tadi diam menjadi mengatakan sesuatu. "Kami tahu, gadis itu sedang mencari tujuan kehidupan yang sebenarnya," tatapnya membuat Naya dan Tuan Beom menatap nya.
Lalu dia melanjutkan. "Shou selalu bercerita padaku bahwa dia menginginkan kehidupan yang sangat tenang dan cepat menyelesaikan takdir buruk dalam hidup nya, dia selalu terlihat bahagia, dia selalu terlihat ceria tapi sekalinya dia mengalami takdir buruk, keadaan nya bisa terbaca karena dia tidak bisa selamanya ceria. Bukan pilihan yang salah jika dia harus meninggalkan kota, dia mencoba membela dirinya sendiri. Juga kehidupan maupun seseorang yang selalu menemaninya dan menganggap nya ada.
Shou juga pernah mengatakan padaku bahwa dia memiliki kehidupan kampus hanya untuk mengisi waktu kehidupan nya, semakin hari, dia akan semakin tahu bagaimana caranya keadaan membuat nya bisa menentukan pilihan yang tepat," kata Jivani. Lalu terdiam sejenak dan menambah. "Dia ada di kediaman nya, dia bilang sendiri padaku,"
Mendengar itu membuat Tuan Beom masih terdiam. "(Jadi... Inti dari ini semua adalah... Shou memilih kehidupan di kediaman... Dia ingin memegang alih kediaman? Bukankah ini terlalu gegabah...?)"
Setelah itu dia mengambil ponsel nya dan memilih menghubungi Cha. Setelah beberapa saat, Cha menerima nya dan dia mengatakan nya dengan nada santai. "Halo Geunwo, tak biasanya menghubungiku duluan, apa kau sudah kembali dari pekerjaan mu dan mencari gadis itu? Dasar, tidak sabaran sekali ya kau ingin bertemu dengan nya," kata Nona Cha.
Tuan Beom meremas ponsel nya dengan kesal. "Kenapa kau tidak memberitahu ku kehidupan gadis itu? Bukankah aku meminta bantuan mu untuk mengawasinya? Selama aku pergi, dia berbicara dengan siapa?"
"Hei, santai dulu, jangan salahkan aku... Kau hanya tidak tahu apa yang dia lewati selama 3 tahun ini... Dia sendiri yang ingin memutuskan jalan hidup nya... Aku mengawasinya dengan baik kok, justru dia menjadi wanita yang 100 kali lipat lebih baik dari sebelumnya... Kau bisa melihat nya sendiri jika memang sangat penasaran, untuk lebih detail penjelasan nya, tanya saja sendiri... Bukankah ini soal gadis itu, bukan soal aku dan kamu, jadi tanyakan saja pada dirimu dengan gadis itu..." kata Nona Cha yang langsung mematikan ponsel membuat Tuan Beom terdiam.
"(Shou.... Sebenarnya apa maksudmu.....?)"
--
Tak lama kemudian, di kediaman Chin. Kakek Shou terlihat merapikan kebun hijau nya dengan di temani kucing lucu yang di sebut sebagai Empa. Jika Empa saja ada di sana, begitupun juga Shou.
Di dalam kediaman, ada sepasang tangan yang sangat cantik tengah menggambar dengan kuas tinta hitam, dia menuliskan kata dengan huruf kanji Korea yang sangat rapi dan indah.
Sambil di terangi cahaya yang masuk lewat pintu depan kediaman yang memperlihatkan halaman depan kediaman yang begitu tenang.
Di sisi lain, tepatnya di depan gerbang kediaman, Tuan Beom sudah ada di depan saja dan langsung membuka gerbang kediaman membuat Kakek Shou langsung menoleh padanya, dengan umurnya yang rapuh, dia berjalan mendekat.
"Sudah lama sekali tidak terlihat...." tatapnya dengan ramah.
Tuan Beom terdiam dengan wajah serius. "Dimana Shou?" nadanya seperti mengimindasi membuat Kakek Shou terdiam agak takut, lalu menatap ke dalam kediaman dan memanggil dengan suara gemetarnya. "Shou.... Shou...."
Lalu suara cantik muncul. "Iya?" sudah jelas itu suara Shou membuat Tuan Beom tak sabar bertemu dengan nya dan berjalan semakin dekat ke kediaman.
Ketika ada yang keluar dari pintu kediaman, Tuan Beom benar benar terdiam tak percaya, wajahnya mengatakan bahwa dia melihat sosok yang sangat cantik.
Siapa sangka, itu adalah Shou yang bertambah dewasa dan cantik yang menggunakan kimono bercorak sakura, rambut tergulung dengan tusuk rambut hiasan yang cantik. Kulitnya juga semakin putih.
Ketika mereka saling menatap, Shou juga berwajah tak percaya. "Ahjussi...."