Chereads / I'm About Your's / Chapter 80 - Chapter 80 I'm About Your's

Chapter 80 - Chapter 80 I'm About Your's

Terdengar suara pintu terketuk dari luar lalu orang di luar masuk begitu saja.

Rupanya Tuan Beom. "(Kenapa dia tidak menguncinya?)" ia melihat sekitar dan rupanya, Shou tampak menggambar sesuatu di kanvas dengan arah membelakangi pintu. Objek yang ia gunakan adalah ruangan di depan nya.

Dia lalu menoleh ketika mendengar Tuan Beom masuk. "Ah Ahjussi.... Selamat datang, aku sengaja tidak mengunci pintu hanya untuk anda," tatap nya dengan manis.

". . . Apa yang sedang kau lakukan?" Tuan Beom mendekat melihat lukisan Shou. Meskipun lukisan itu belum jadi, tapi dilihat pun juga akan bagus dan begitu nyata.

"Ah, um, aku hanya sekedar mengisi waktu luang ku saja hehe... Oh, apa pekerjaan Anda sudah selesai?" Shou menatap.

". . . Hanya tinggal beberapa hari lagi..." kata Tuan Beom. Dia mencoba mengatakan bahwa beberapa hari lagi, dia akan pergi meninggalkan Shou yang sekarang terdiam.

". . . Ini baik baik saja bukan... Kenapa harus di bahas terus..." Shou menatap membuat Tuan Beom terdiam.

"Jangan khawatir.... Ini semua baik baik saja... Jangan di pikir atau nanti akan mengganggu..." tambah Shou, dia merapikan kanvas tadi dan menyimpan nya.

"Lebih baik Ahjussi di sini, menghabiskan waktu sebelum Anda pergi..." Shou memegang tangan Tuan Beom dengan kedua tangan nya lalu menarik untuk duduk bersama di sofa. Shou menyalakan televisi dan memutar film yang terbaru dan mereka akan menonton nya bersama.

"Shou..." tapi Tuan Beom memanggilnya.

"Ah, iya... Film yang lain ya... Aku mengerti... Aku akan memilih untuk anda," Shou tidak mendengarkan panggilan itu dan sepertinya, dia mencoba mengalihkan perhatian dari kesedihan nya.

"Shou...." Tuan Beom mencoba memanggil.

"Ah, anda ingin cemilan..."

"Shou!...." Tuan Beom tiba tiba memegang pinggang dan bahu Shou untuk menatapnya. "Shou, tak perlu menyembunyikan hal ini...." tatapnya membuat Shou terdiam.

"Aku..... Aku tidak menyembunyikan apapun...." Shou menggeleng cepat.

"Aku sudah bilang padamu, aku akan menyelesaikan hal ini dengan cepat," tatap Tuan Beom.

Shou kembali terdiam, dia lalu menatap ke bawah. ". . . Jika Ahjussi pulang nanti, aku harap anda datang di saat aku sudah merasa lama menunggu mu," kata Shou.

Tapi tiba tiba saja, Tuan Beom memeluknya dengan kedua tangan nya memeluk punggung Shou. Shou terkejut dengan hal itu, dia terdiam tidak membalas memeluk.

"(Aku tahu, kenapa aku harus khawatir akan hal ini...) Ahjussi... Aku mencoba menganggap ini adalah pekerjaan yang biasa untuk anda. Tapi kenapa anda bersikap seperti ini layaknya mengingatkan diri ku yang sudah begitu merelakan hal ini," kata Shou.

Tuan Beom terdiam, dia berpikir dan membalas. "Aku bersikap seperti ini karena ayah mu, pesan ku hanya satu, jika aku sudah pergi. Jangan pernah mendekati ayah mu, menjauhlah dan bersembunyilah.... Dan jangan menurut padanya," kata Tuan Beom.

"Kenapa Ahjussi meminta ku begitu pada ayah ku sendiri?"

"Shou, kau harus bersikap dewasa," kata Tuan Beom seketika Shou terdiam dengan hal itu.

Lalu Tuan Beom mendekat dan mencium bibir Shou. Saling menukar lidah, tangan nya juga meraba punggung Shou.

"(Aku mungkin memang harus berpikir beberapa kali soal hal ini.... Mungkin ini akan susah jika harus dilakukan beberapa kali... Tapi aku mencoba berusaha...) Ah..." Shou terkejut ketika Tuan Beom mencium lehernya.

Hal itu membuat dorongan Shou terbaring di sofa dan Tuan Beom masih mencumbui nya.

"Hng.... Ahjussi... Kita tak bisa melakukan nya.... Aku tak bisa...."

"Aku tahu itu, hanya biarkan aku melakukan ini..." Tuan Beom memeluk nya erat dengan meletakan kepalanya di bahu Shou.

Shou terdiam menatap langit langit. "(Aku tahu, aku bisa mendengar bahwa hatinya mengatakan dia tak ingin meninggalkan ku.... Tapi aku menghargai nya karena dia berjuang untuk membantu ku... Membantu kediaman dan yang lain nya.... Dia sudah begitu baik dengan hal yang begitu banyak....)" Shou menutup mata dan di saat itu juga air mata menetes.

"(Layaknya sesuatu yang tak bisa di simpulkan bahwa ini semua benar benar sungguh sangat aneh. Aku ingin sekali lebih lama dengan nya di sini... Tapi yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah menghabiskan waktu dengan nya...)"

--

Tak lama kemudian, tampak Tuan Beom ada di sofa menatap ponselnya. Dia mengetik pesan dengan wajah serius sementara Shou keluar dari kamar. Dia baru saja berganti baju mandi.

"(Aku harus menghabiskan waktu dengan nya.) Ahjussi," panggilnya membuat Tuan Beom menyimpan ponselnya dan menoleh ke arahnya.

"Begini saja... Bagaimana jika kita pergi sekarang, jalan jalan di pusat perbelanjaan... Aku kebetulan butuh beberapa alat untuk memasak dan yang lain nya," kata Shou.

Tuan Beom terdiam membuat Shou berpikir sesuatu. "(Jangan jangan....) Apa Ahjussi sibuk?!"

"Tidak ada, kalau begitu, kita pergi sekarang," balasnya. Lalu Shou tersenyum kecil dan mengangguk.

Sesampainya di pusat perbelanjaan. Shou melihat sekitar dengan begitu terkesan. "Wah.... Sudah lama tidak kemari, rasanya asing..." dia menatap Tuan Beom. Dia juga mengingat terakhir kali dia bersama dengan Tuan Beom membeli barang barang yang bahkan di ambil Tuan Beom hanya untuk nya.

"Apa yang kau cari di sini?" Tuan Beom menoleh ke sekitar.

"Aku sudah bilang kan, aku ingin membuat makanan yang enak dan butuh peralatan yang bagus...." Shou berjalan duluan.

Mereka ke pusat elektronik memasak dan Shou menemukan apron yang berwarna putih sakura. Di samping apron itu ada apron ukuran lebih besar yang bercorak sakura juga. Tetapi sakura itu berwarna biru dengan background hitam.

"Ahjussi, bukankah ini cocok untuk kita..." Shou menatap.

Tuan Beom melirik Apron itu, dia mendekat ke sana dan seketika, Shou tersadar. "(Ukuran Ahjussi.... Lebih besar.... Apa di sini tak ada ukuran untuk nya....??) Haiz.... Seperti nya anda harus duduk menunggu makanan saja... Tak perlu memasak," Shou menggeleng.

"Apa aku terlihat seperti itu nantinya? Siapa yang akan memasak jika aku tinggal sendirian," Tuan Beom menatap.

"Tentu saja, aku!" Shou langsung mengatakan itu seketiia suasana terdiam.

"E.... Um... Maafkan aku.... Aku terlalu keceplosan..." Shou langsung berwajah merah.

Lalu Tuan Beom menghela napas panjang. "Kau bisa memasak jika ada di dapurku, tanpa peralatan yang harus di beli."

"Dapur Ahjussi!~ aku ingin, aku ingin memasak di rumah anda!" Shou menatap bersemangat. Tapi Tuan Beom melirik membuat Shou terkejut dan langsung diam. "Maafkan aku...."

Tapi ada yang datang. "Wah... Wah.... Ada yang menghabiskan waktu rupanya..." kata seseorang yang datang membuat mereka menoleh. Tapi pastinya, Tuan Beom sudah tahu itu siapa dari suaranya.

Itu Nona Cha.

"Nona Cha," Shou menatap menyapa.

"Halo, bagaimana kabar mu Shou? Apa kau sedang mencoba menghabiskan waktu dengan pria ini?" Cha menatap meremehkan Tuan Beom.

"Sebaiknya kau kembali ke tempat mu," Tuan Beom langsung menatap tajam.

"Kenapa? Aku juga ingin belanja di sini kan... Aku juga ingin membelikan Shou sesuatu kok..." kata Cha membuat Shou terdiam.

Tapi Cha mengulur tangan. "Ayo Shou, jalan jalan sama ku aja... Jika sama pria tua ini, kau tidak akan bisa menikmati nya," kata Cha.

Shou terdiam, dia lalu menatap Tuan Beom. "Ahjussi.... Aku ingin Ahjussi juga ikut."

"Halah, sudahlah.... Ayo," Cha memaksa Shou untuk ikut dan menarik tangan nya sementara Tuan Beom hanya menghela napas panjang.

--

"Um, Nona Cha... Anda akan membawaku kemana?" Shou menatap.

Tapi Nona Cha hanya diam hingga mereka sampai di pusat boneka yang begitu imut dan lucu.

"Baiklah, sebenarnya aku membawamu kemari juga ingin mengobrol dengan mu," kata Cha.

"Mengobrol dengan ku?" Shou menatap bingung.

Lalu Cha mengambil sesuatu, yakni sebuah boneka harimau yang imut, dia memberikan nya pada Shou. "Pegang itu," dan Shou juga menerima nya.

"Aku ingin bilang bahwa pria itu, menyembunyikan sesuatu dari mu... Dia sedang memberikan mu kejutan yang begitu pantas...."

"Kejutan!" Shou terkejut tak percaya.

"He em.... Jadi kedepan nya, kau bisa bersama ku... Aku juga akan senantiasa berkunjung ke tempat mu."

"Eh, apa Nona Cha tidak ikut Ahjussi ke jepang?"

"Hahah, tidak.... Sebenarnya dia pergi ke Jepang itu bukan hanya sekedar pekerjaan dalam organisasi melainkan, soal harga diri mu sebagai gadis sakura," kata Nona Cha sambil memegang dagu Shou membuat Shou terdiam.

"Aku? Ahjussi ke sana hanya karena aku?"

"Ya, dia membela mu, mengatakan hal yang pantas pada tanggung jawab dan pastinya.... Dia akan berusaha melindungi dirinya untuk mu, untuk bertemu dengan mu," kata Nona Cha sekali lagi membuat Shou benar benar terharu.

--

Setelah itu, tampak Tuan Beom menunggu di parkiran mobil sambil merokok. Hingga dia melihat Cha dan Shou yang keluar dari sana.

"Ahjussi," Shou memanggil dan mendekat.

"Maaf, apa lama?" Shou menatap.

"Tidak, kau tidak jadi membeli peralatan memasak?" tatap Tuan Beom dengan datar.

"Um... Mungkin kapan kapan saja... Karena aku masih menggunakan peralatan yang lama," kata Shou.

Tapi dari tadi Tuan Beom menatap boneka harimau itu yang Shou pegang. Dia langsung melirik ke Cha yang hanya tersenyum seringai. "Baiklah, aku akan pergi, nikmati hari kalian," Cha berjalan pergi.

"Ahjussi... Aku punya sesuatu untuk mu," tatap Shou membuat Tuan Beom terdiam menunggu.

"Tapi nanti... Hehe..." tambah nya.

"Sebenarnya apa yang dia katakan padamu sehingga kau bersikap sama seperti nya?" Tuan Beom menatap tajam sambil mencubit pipi Shou yang kesakitan.

"Jangan salahkan Nona Cha... Ayo kembali pulang saja," kata Shou.

Kemudian, mereka kembali ke apartemen. Ketika masuk. Tuan Beom mendadak memberikan sesuatu pada Shou membuat Shou terdiam bingung.

Shou menerima nya dan membukanya. Seketika wajahnya terkejut tak percaya karena itu apron sakura yang ia lihat tadi.

"Ahjussi.... Apa anda membelinya hanya untuk ku?" Shou menatap.

"Yeah.... Kedepan nya, masak dengan itu," balas Tuan Beom.

Shou menjadi senang dan salah tingkah. "Ah anu, Ahjussi.... Aku ingin mengatakan sesuatu..." tatap Shou membuat Tuan Beom menunggunya.

"Sebelum anda pergi, aku akan mengatakan sesuatu pada anda nanti... Jadi hanya perlu menunggu," kata Shou dengan bahagia membuat Tuan Beom terdiam dan menutup mata. "Baiklah..."