Chereads / I'm About Your's / Chapter 76 - Chapter 76 I'm About Your's

Chapter 76 - Chapter 76 I'm About Your's

"Dadah.... Sampai jumpa," Caise melambai pada bayi itu yang sudah tenang di tangan wanita itu yang mengangguk berterima kasih pada Shou.

Lalu Shou kembali berjalan dengan Tuan Beom. "Ahjussi, apa aku sudah cocok jadi mama?" Shou menatap membuat Tuan Beom terdiam menatap sekitar ketika mendengar pertanyaan itu.

Shou juga terdiam, dia lalu kecewa. "(Apa itu artinya aku tidak cocok....?)"

Tapi Tuan Beom mengatakan sesuatu. "Umurmu masih begitu muda.... Kau sudah memikirkan hal itu."

". . . Umurku tidak muda.... Aku sudah ada 20 lebih, memang nya kenapa!" Shou mengambek.

". . . Jika begitu, sebentar lagi kau akan lulus bukan?" Tuan Beom menatap.

"Um.... Yeah, aku sudah menjalani pendidikan pekerjaan.... Dan perusahaan akan menerima ku dengan mudah nantinya, doakan aku lulus dalam tes pekerjaan...." Shou menatap. Tuan Beom hanya terdiam berjalan.

"(Sebuah impian tidak pernah tercapai jika kau berharap untuk menjalin cinta yang lebih serius...)"

Ketika sampai di kampus. Shou menatap Tuan Beom. "Kalau begitu, aku pergi dulu.... Terima kasih untuk Ahjussi yang telah mengantarku, aku suka berjalan bersama anda," kata Shou dengan wajah manis.

Tapi Tuan Beom terdiam. ". . . Shou...."

"Ya?"

". . . Kau masih ada waktu?"

". . . Um, masih... Ada apa? Mungkin sekitar 10 menit," Shou menatap jam di ponselnya.

Tuan Beom melihat sekitar. "Tunggulah sebentar," dia tiba tiba berjalan ke arah lain membuat Shou terdiam bingung. "(Kemana Ahjussi akan pergi? Sebaiknya aku menunggu saja....)" ia berdiri menunggu di sana.

Hingga beberapa menit, Tuan Beom terlihat berjalan datang. Dia mengulurkan kotak kecil penuh mochi yang imut. Mochi putih kesukaan Shou membuat Shou terkejut dan terkesan. "Wah.... Apa Ahjussi yang membelikan nya?"

"Bawalah ini...." kata Tuan Beom.

"Terima kasih.... Aku akan memakan nya...." Shou menatap senang dengan wajah manis nya.

Tuan Beom yang melihat itu terdiam, lalu mendekat membungkukan badan padanya dan seketika mencium bibir Shou membuat Shou terkejut membuka mata. Dia benar benar terpaku, lalu Tuan Beom menatap nya dan memegang pipi Shou membuat Shou menutup mata merasakan itu.

"Ahjussi.... Aku hanya ber kampus..." tatap Shou.

"Aku tahu itu... Harus kau tahu, aku juga pernah berpendidikan seperti mu," kata Tuan Beom. Lalu dia berjalan pergi meninggalkan Shou membuat Shou terdiam memegang kotak mochi tadi.

"(Berpendidikan? Maksudnya, kampus?)" ia masih diam.

--

Hingga ketika di kelas, dia tampak ngalamun sendiri. "(Um..... Aku ingin tahu kehidupan Ahjussi saat dia kuliah... Apa dia masih muda, seperti yang ada di foto KTP nya saat itu... Pastinya dia sangat tampan... Dengan tubuh yang begitu besar dan kuat....)" pikirnya yang rupanya masih memikirkan itu.

Hingga ia mengantuk, menutup mata yang berat dan meletakan kepalanya di meja. "(Kenapa tiba tiba ngantuk....)" dia menutup mata sementara orang orang lain masih menatap apa yang dikatakan dosen di depan ketika memberitahu materi.

--

"Shou.... Shou...." ada yang memanggil Shou membuat Shou terkejut membuka mata dan langsung bangun.

"Apa... Apa?!" dia panik melihat sekitar.

"Shou...." seorang lelaki menatapnya membuat Shou terdiam.

"Hei, kamu bangun? Bisa bisanya tidur di tengah kelas.... Dosen sudah menandai mu," kata Lelaki itu.

Tapi Shou terdiam. ". . . Siapa kamu?" ia menatap tidak kenal. "(Siapa dia, kenapa aku tidak kenal, padahal aku kenal semua yang ada di kampus ini....)"

"Lah, kamu ngelindur...." lelaki itu berdiri dan berjalan pergi.

"Um.... Naya...." Shou menoleh ke samping, tapi itu adalah orang lain membuat Shou terkejut. "(Loh... Ini juga siapa?)" ia panik dan melihat ke sekitar, ia menatap ponselnya dan terkejut lagi karena tahun di jam itu menunjukkan bahwa sekarang tahun kurang dari 8 tahun. Itu artinya dia ada di masa lalu dan latarnya di kampus.

"(Apa.... Apa yang terjadi, aku harus melihat sekitar!!)" dia langsung bangun dan berlari pergi dari tempatnya.

Dia berlari dengan melihat sekitar. Kampus yang tidak berubah letak nya namun semua orang begitu berubah.

Dia terus berlari hingga tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan di antara lorong.

"Ah!!" Shou terkena tubuh besar dan keras membuat nya akan jatuh.

Tapi orang itu menahan tangan nya membuat Shou tak jadi jatuh. "Ma... Maafkan aku!!" teriak Shou. Tapi betapa terkejutnya dia. Itu adalah pria yang ia kenal, dia begitu besar memakai topi menutupi rambutnya, kaus hitam dan celana panjang. Tas ransel yang ia bawa di bahu kirinya dan tangan yang begitu besar memegang tangan Shou.

". . . Ahjussi...." Shou menatap tak percaya bahwa orang yang dia lihat adalah Tuan Beom ketika dia masih ber kampus.

Ketika Shou mengatakan itu, wajah pria itu langsung suram. "Aku tidak setua itu.... Panggil saja Senior," tatapnya dengan suram dan menindas pada Shou yang ketakutan.

"(Rupanya dia juga mengerikan ketika masih umur segitu.....)" Shou gemetar.

Tapi di saat itu juga, Tuan Beom menatap diam, melihat pipi dan leher Shou. Membuatnya melepas tangan Shou. ". . ." dia mengatakan sesuatu dan anehnya, suaranya tidak terdengar oleh Shou yang tiba tiba tak bisa mendengar apapun.

"(Hah.... Apa yang dia katakan?)"

Lalu wajah Tuan Beom tampak bingung dan sepertinya mengulangi perkataan nya.

"Apa ini.... Kenapa aku tak dengar?!" Shou panik memegang kedua telinga nya.

Lalu ia mendengar teriakan memanggil. "Shou!!!"

---

"Ah!!" Shou tampak terbangun dari tidur nya di meja kampus. "Apa?! Apa yang terjadi?!!" dia melihat sekitar.

"Shou?" tampak Naya ada di samping nya dengan bingung.

"Na... Naya??? Tunggu tadi apa?!!!" Shou panik, lalu ia baru sadar bahwa dia menjelajahi waktu melalui mimpi.

Seketika dia tak percaya dan tertawa senang. "Ahahaha.... Benar benar sangat lucu..... (Aku bertemu dengan Ahjussi di mimpiku....)" Shou benar benar senang membuat Naya terdian bingung. "(Apa yang baru saja dia mimpikan?)"

Sorenya, dia keluar dari kampus dan siapa sangka, dia melihat Tuan Beom yang berdiri di dinding pagar kampus dengan merokok. Seperti ke sekian kalinya dia melakukan itu.

Shou menjadi tersenyum senang dan mendekat. "Ahjussi...."

Membuat Tuan Beom menatapnya dan mematikan rokoknya dengan menjatuhkan ke bawah lalu menginjak nya.

"Ahjussi..... Anda harus tahu ini... Harus.... Aku bermimpi soal Ahjussi yang masih berkuliah!" Shou menatap senang.

Tapi Tuan Beom hanya mengangkat satu alisnya dan menggeleng. "Aku tidak berkuliah selama itu."

"Apa...." Shou mendadak memasang wajah diam ketika mendengar itu. "Tapi.... Aku melihat mu.... Aku bertabrakan dengan mu di lorong.... Anda harus percaya padaku..." Shou memohon.

". . . Itu hanya mimpi yang datang sekali.... Tak perlu terlalu memikirkan itu," Tuan Beom membalas hal itu terus menerus.

"Tapi.... Ahjussi.... Ini memang benar benar nyata.... Aku tak bisa mendengar Anda mengatakan sesuatu karena aku terbangun, dan aku ingin meneruskan mimpi itu...." Shou menatap meyakinkan.

". . . Shou.... Itu tidak nyata," kata Tuan Beom, lalu dia berjalan duluan membuat Shou terdiam tak percaya mendengar itu.

"(Kenapa Ahjussi begitu.... Harusnya dia senang jika dia aku lihat dalam mimpi ku... Kenapa reaksinya begitu.... Aku akan memastikan jika aku akan bermimpi melanjutkan hal itu lagi...)"

--

Sesampainya di apartemen Shou. Dia menatap Tuan Beom. ". . . Apa Ahjussi tidak ada pekerjaan malam ini?" Shou menatap.

". . . Sepertinya begitu? Kenapa? Kau ingin aku tidur di sini? Dengan ranjang mu yang sempit."

"Um.... Jika Ahjussi tidak mau, tidak apa apa...." Shou menatap bawah dengan kecewa.

". . . Baiklah, aku akan tidur di sini...." kata Tuan Beom, seketika Shou berwajah senang.

Hingga ketika sampai di ranjang. Mereka berdua saling menatap dan Tuan Beom menarik Shou untuk mendekat.

"Ahjussi.... Aku akan melanjutkan mimpi itu lagi.... Aku yakin itu..." Shou masih membahas itu membuat Tuan Beom terdiam dan menghela napas panjang, dia mengeratkan memeluk Shou dalam tidur.

"Jika kau melihat sesuatu selanjutnya, jangan menangis begitu saja," kata dia yang menutup mata duluan membuat Shou terdiam mendengar itu. "(Apa itu tadi?)"

--

Tampak Shou melihat sesuatu, yakni semua orang kampus yang berjalan biasa. Dia berdiri diam di tempatnya di halaman kampus.

"(Wah.... Aku beneran kembali ke mimpinya!!!)" dia benar benar kembali ke mimpi.

Lalu melihat sekitar. "(Tapi.... Kemana Ahjussi....)" dia bingung.

Hingga tiba tiba ada yang memanggil. "Hei kau, mochi....."

Shou terkejut dengan panggilan itu membuatnya menoleh dan rupanya itu Tuan Beom.

"E... Um.... Anu.... Kenapa panggil aku begitu?"

". . . Kenapa? Kau hanyalah mochi yang lembek," Tuan Beom mengatakan nya dengan wajah suram, ini antara dia kesal.

"(Kenapa dia kesal..... Hiks..... Oh, apa karena kemarin....) Aku.... Minta maaf telah menabrak mu kemarin.... (Eh, kemarin atau bukan sih....)" tatap Shou.

Tuan Beom hanya terdiam. Dia lalu berbalik akan berjalan pergi.

"Ah, tunggu, Ahjussi...." Shou memanggil.

Tapi tiba tiba Tuan Beom menoleh dengan wajah suram. "Aku sudah bilang, aku Freesman, kenapa kau memanggil ku begitu?"

"Hah..... Maafkan aku.... Maksudku..... Ahju-- Senior!!" Shou langsung mengatakan itu.

Lalu Tuan Beom kembali berjalan pergi.

"Tunggu Senior!!"

"Apa lagi?" Tuan Beom kembali menoleh dengan wajah kesal.

"Ah... Hehe.... Maafkan aku, ini mungkin adalah hal yang aneh, tapi harus kamu tahu, aku bukan dari tempat ini.... Apa kamu tahu, di masa depan, kekasih mu adalah aku," kata Shou.

Seketika suasana diam dan Tuan Beom juga terdiam. Ia benar benar tak bergerak ketika mendengar hal itu membuat Shou menatap tak nyaman.

Tapi mendadak, Tuan Beom tersenyum kecil membuat Shou berwajah merah melihat itu.

Tapi Tuan Beom mengatakan sesuatu. "Gadis kecil yang terlalu berharap.... Jangan kecewa jika kekasih mu ini menjadi orang yang buruk...." kata Tuan Beom, lalu dia berjalan pergi membuat Shou terdiam.

"(Apa..... Apa yang baru saja dia katakan tadi.... Kenapa..... Kenapa dia.....)" Shou benar benar tak percaya.

Hingga mendadak saja, pandangan nya menjadi kabur. Semuanya menjadi hitam dan memunculkan lubang hitam yang di susul banyak tetesan darah seperti hujan tiba.

Mengenai baju putih yang ia pakai. Ia terkejut, darah itu terkena tubuhnya dan di belakang nya, dia mendengar sesuatu. Sayatan pisau yang begitu tajam. Dan begitulah, itu menjadi mimpi buruk untuk nya.