"Hiks... Hiks... Apa yang sebenarnya terjadi.... Hiks.. ." Shou benar benar menangis terisak di sofa nya. Sepertinya dia sudah sampai di apartemen nya. Bahkan kucing nya Empa berjalan bingung padanya yang menangis.
"Meong...." ia melompat ke sofa dan menatap Shou dari sana.
"(Hiks.... Ahjussi membawaku pulang dan aku tidak tahu situasinya seperti apa nanti.... Aku telah bertemu dengan ayah ku yang seharus nya aku teriaki mana tanggung jawab nya, tapi aku benar benar tak bisa berteriak seprti itu, aku malah berteriak hal lain karena aku tak pandai berdebat untuk kebenaran.) Hiks.... Ahjussi.... Hiks..." Shou mulai merengek.
Tuan Beom ada di bawah sofa menatap Shou dengan memegang tangan Shou yang ada di pangkuan Shou sendiri.
"Shou...."
"Hiks.... Biarkan aku sendiri... Hiks..." Shou membuang muka, mengusap air matanya beberapa kali sendiri dan ada juga yang jatuh di tangan Tuan Beom.
"Aku akan menunggu mu sampai kau berhenti," kata Tuan Beom.
"Hiks... (Ini benar benar situasi yang sulit di mengerti.... Hiks... Kenapa ini semakin menyakiti ku... Apakah ini yang di sebut kedewasaan? Benar benar menyakitkan, apalagi masalah ku yang begini....)" Shou terdiam.
Di antara isakan nya yang perlahan menurun, Tuan Beom mengangkat tangan nya dan mengusap air mata Shou.
"Kau sudah lebih baik?" ia menatap, lalu Shou mengangguk pelan.
"Dalam nama generasi keluarga mu... Marga Chin sudah di pakai kakek mu, ayah mu dan kau sendiri... Ayah mu berpasangan dengan istri pertama nya, bukan ibu mu, dan yang aku lihat... Nama ibu mu dan saudara yang kau bicarakan telah mati itu, tak ada dalam garis penerus," kata Tuan Beom membuat Shou terdiam.
"Lalu, apa Ahjussi tahu bagaimana ayah ku bisa menjadi seperti itu?" Shou menatap.
". . . Ketika ayah mu menikah dengan istri pertama, dia memiliki seorang keturunan dari istrinya... Dia merupakan seorang putra... Tapi, ketika istri pertama tahu bahwa ayah mu telah terlihat bersenang senang dengan ibu mu, dia memutuskan bunuh diri di susul putranya yang baru berumur 10 tahun," kata Tuan Beom.
"(Jadi saudara ku itu adalah laki laki... Kenapa ini begitu berbeda, kupikir dia sama sama perempuan seperti ku, ini memang wajar jika dia yang menjadi lelaki, tapi kenapa dia harus mati, bukankah jika dia memegang kediaman, dia bisa menjadi penerus generasi ketiga yang sangat bertanggung jawab...)"
"Ketika kedua orang itu mati, di saat yang bersamaan... Kau telah berada di kandungan ibu mu sendiri, dan alhasil di sini... Ayah mu hanya menginginkan mu lahir untuk menjadi penerus ketiga tanpa menikahi ibu mu," kata Tuan Beom.
"Apa.... Ke... Kenapa begitu...?"
"Kau masih ingat ketika mereka meninggalkan mu... Ketika mereka sudah pergi, ayah mu turun dari mobil digantikan oleh orang lain yang masuk ketika ibu mu ada di dalam mobil, orang itu tentunya suruhan dari ayah mu sendiri untuk melakukan kecelakaan bersama ibumu, sehingga rencana itu berhasil... Orang itu sebagai penutupan ayah mu padahal dia selamat. Ibu mu yang mati karena ayah mu sendiri... Setelah itu, dia mencari pekerjaan yang membuat nya bisa sebegitu besarnya kekuasan nya," kata Tuan Beom.
"(Ini tidak mungkin benar...) Jadi aku hanya sebatas pengganti saudara laki laki ku...."
"Yeah, jika bukan itu alasan nya, dia tidak mungkin membiarkan mu lahir dan kau tidak akan bisa lahir di dunia ini..."
"Kenapa saudara ku harus ikut mati?"
". . . Dia benci padamu," kata Tuan Beom membuat Shou terkejut membuka mata lebar.
Tapi Shou bisa mengerti. "(Tentu saja dia benci padaku, aku telah membuat nya tersingkir karena ayah menghamili ibu... Sekarang aku benar benar tak tahu harus apa...) Kenapa... Ahjussi bisa tahu cerita itu?" Shou menatap.
". . . Kakek mu sendiri yang memberitahu ku," kata Tuan Beom.
"Apa?! Kapan dia bertemu dengan anda?"
"Hanya sebatas mengobrol saja, dia mempercayai ku untuk membawamu dan benar benar mengizinkan ku untuk mendengar cerita pribadi itu," kata Tuan Beom.
"(Jadi begitu.... Kakek memilih menceritakan itu pada Ahjussi yang terlihat bisa menjaga rahasia ini dan tidak akan kaget karena umurnya, aku yang mendengar ini saja sudah sangat terkejut tak percaya...) Ahjussi.... Apa yang harus aku lakukan sekarang... Ini benar benar membuat ku sakit," Shou memegang dadanya, tatapan nya benar benar kecewa dan putus asa.
"(Kenapa tubuhku ikut sakit hanya karena masalah ini, apa karena aku mengalami masalah yang sama setiap hari, masalah yang terus saja terulang....)" pikir Shou sekali lagi.
Tuan Beom terdiam, dia mencium tangan Shou. "Ini baik baik saja... Aku akan bicara padanya...."
"Bagaimana jika Ahjussi tidak bisa...."
"Jika aku tidak bisa, itu tergantung kau Shou, mengatakan semuanya dan menganggap bahwa takdir telah salah..." tatap Tuan Beom membuat Shou terdiam.
Kemudian, dia menghela napas panjang dan mengangguk tenang. Tiba tiba ia menjatuhkan dirinya memeluk Tuan Beom yang ada di bawah. Tuan Beom tampak terdiam kaku menerima tubuh Shou.
"Ahjussi... Katakan pada dia.... Bahwa aku milik anda, bukan miliknya," kata Shou.
Tuan Beom masih terdiam dan menutup mata. "Ya... Aku akan mengatakan nya..." balasnya.
--
Sementara itu di sisi lain, Tuan Nakana berjalan masuk ke mobilnya dengan memikirkan sesuatu. Dia ada di bangku tengah dan supirnya mengemudi untuknya.
"Shou.... (Aku tidak bisa menyangka.... Gadis kecil lemah itu telah menjadi gadis yang manis dan cantik, tidak sama seperti ibunya yang memiliki paras dewasa, tapi meskipun memiliki paras dewasa.... Dia agak membuat ku kesal karena dia sering menggoda banyak pria termasuk aku, Shou yang sekarang pastinya berbeda... Dia seperti gadis baik dan aku benar benar menyesal karena meninggalkan nya,)" ia memegang kening nya.
Lalu mengingat sesuatu yakni pohon sakura yang mekar. "(Jika tak salah.... Ada pohon sakura di kediaman... Apakah itu masih mekar... Ketika pohon itu tercipta, ada pesan dari mendiang istri pertama ku beserta putranya... Yang pasti isinya...)"
-Ketika pohon sakura ini berhenti mekar, satu kematian akan datang-
"(Kita kira begitulah pesan nya... Tapi aku masih belum mengerti apa itu tapi ayah (kakek Shou) pernah bilang padaku bahwa kata kematian dalam pesan itu adalah milik Shou...)"
--
"Shou...." panggil Tuan Beom, tapi Shou tak membalas. Masih sama di posisi, Shou di peluk Tuan Beom dengan satu tangan nya dan duduk di bawah sofa, tapi Shou tidak merespon dari tadi.
Hingga Tuan Beom tahu Shou tertidur.
"(Dia belum mandi... Apa ini tidak apa apa?)" Tuan Beom terdiam, dia lalu berdiri menggendong Shou dan berjalan ke kamar Shou.
Ia membaringkan Shou tapi tiba tiba Shou terbangun secara mendadak. "Ahjussi...!" ia meremas baju Tuan Beom yang belum meletakan nya sepenuhnya di ranjang.
"Ahjussi... Apa yang anda lakukan?" Shou menatap.
"Kau harus tidur."
"Tunggu sebentar, aku harus membersihkan tubuh ku," Shou menatap.
"Mandi bersama."
"Apa?! tidak.... Lain kali saja... Anda lupa aku sedang apa," Shou berjalan keluar dari ranjang dan ke kamar mandi.
Tuan Beom terdiam sambil berpikir sesuatu. "(Kau masih datang bulan.....)"
Tak lama kemudian, Shou selesai mandi dan memakai bajunya, ketika ia masuk ke kamarnya ia terkejut ketika melihat Tuan Beom yang terbaring di ranjang nya. Kaki nya terselonjor ke depan dan tangan nya menyangga kepalanya yang menghadap langit langit. Tuan Beom masih memakai baju rapinya, celana panjang dan kemeja putih nya dan juga kaus kaki hitam yang di pakai nya.
Tubuh panjang nya membuat kaki nya harus keluar dari panjang nya ranjang.
"(Apa Ahjussi tidur?)" Shou bingung dan berjalan mendekat melihat, ia tersenyum kecil karena Tuan Beom menutup matanya.
"(Ahjussi tidak ada pekerjaan? Kenapa tidur di sini.... Tak apalah.... Jangan sampai dia bangun karena pekerjaan, aku ingin dia tidur di sini,)" Shou tampak sangat senang.
Setelah itu, Tuan Beom merasakan sesuatu di sela sela dia hampir bermimpi nyanyak. Ia merasakan ranjang nya agak tergerak dan rupanya Shou masuk ke ranjang tidur di samping Tuan Beom, tapi dia tidur berjarak, tidak mungkin dia mengganggu tidurnya Tuan Beom.
Tapi siapa sangka, di sela gelapnya ruangan yang sudah mati lampunya, Shou sangat merasakan ranjang tergerak dan tangan Tuan Beom memegang pinggang nya. "Shou...." ia berbisik dan seketika memeluk Shou, tepatnya menarik Shou dalam tidurnya, dia tadi berposisi menatap langit langit dan sekarang satu tangan nya memeluk Shou.
"Ah, Ahjussi," Shou terkejut.
"Tak apa.... Tidurlah begini," kata Tuan Beom.
"(Ini benar benar hangat....)" Shou terdiam dan menikmati tidurnya, ia menutup mata. "(Ini pertama kalinya aku tidur dengan Ahjussi tanpa adanya ciuman maupun sentuhan sebelum tidur, rasanya sangat tenang tapi.... Aku ingin ciuman malam,)" Shou terdiam tidak nyaman, ia benar benar menginginkan ciuman sebelum tidur.
Ia lalu mengangkat kepalanya dan mendekat ke wajah Tuan Beom. "Ahjussi.... Um.... Aku ingin sesuatu," tatap Shou.
"Hm...." Tuan Beom tidak membuka matanya hingga ia merasakan Shou mencium bibir samping nya.
Ketika sudah selesai, Shou kembali terbaring tidur.
Tuan Beom yang masih terdiam tak percaya menerima ciuman pertama dari Shou, ia membuka matanya. "(Yeah.... Ini mulai membuat ku berpikir bahwa ini lebih dari tidak apa apa....)"
--
Di tengah malam, Tuan Beom terbangun. Ia menatap ke Shou yang tertidur memeluk nya, ia perlahan menidurkan atau membaringkan Shou ke ranjang dan menyelimutinya, setelah itu mencium kening Shou.
Tak lupa menatap sebentar wajah Shou di antara gelapnya ruangan itu, ia memegang pipi Shou. "Shou.... Aku yakin kau bisa melawan takdir mu, dan ingatlah bahwa kau masih tentang ku."
Lalu keluar dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar Shou. Ia mengambil ponsel nya yang ada di meja sofa.
Melihat di layar nya dan rupanya ada banyak panggilan dari Cha. Ia menutup mata menghela napas panjang dan berjalan pergi dari apartemen Shou, ia benar benar meninggalkan Shou tanpa pamit karena tidak mau mengganggu Shou.