Sore nya, mereka benar benar sudah selesai dan semua barang sudah ada di mobil. Banyak sekali barang yang benar-benar memenuhi mobil Tuan Beom di bangku tengah.
"Ahjussi, aku benar benar berterimakasih pada anda, ini tadi benar benar menyenangkan, kita menghabiskan waktu selama seharian dan anda sama sekali tidak sibuk akan pekerjaan," kata Shou menatap Tuan Beom yang mengemudi.
"Yeah, setelah ini kau harus mencoba nya satu persatu," balas Tuan Beom.
Shou terdiam dengan wajah merah nya. "(Aku belum pernah membeli barang sebanyak ini, bahkan dari kecil hingga sekarang aku mencoba hidup hemat dan yang lain nya sehingga aku benar benar tak ada keinginan untuk membeli barang barang seperti itu, tapi jika soal peralatan menggambar, aku memang harus membelinya, kadang aku harus mendaur ulang kanvas... Itu memang tidak menyenangkan, tapi ini tambah tidak enak karena aku masih harus banyak membalas Ahjussi nantinya karena membelikan ku banyak barang seperti ini,)" pikir Shou, ia lalu menatap ke jendela.
Tapi Tuan Beom memanggil. "Shou."
"Ya?" Shou langsung menoleh.
"Kau pernah bilang padaku bahwa ayah mu... Dia tidak mati bersama ibu mu bukan?"
". . . (Kenapa Ahjussi masih saja ingat, kupikir dia telah lupa dengan perkataan ku.) Ya begitulah, aku pernah bilang bukan bahwa aku merasa Ayah tidak lah mati bersama ibu, aku yakin dia masih hidup dan sampai saat ini ayah belum aku temukan, dari dulu, kematian nya di palsukan agar semua orang yang berhubungan erat dengan kediaman Chin tidak berpikir ayah ku akan mencari wanita baru... Dan karena itulah istrinya yang dulu beserta anak nya... Mereka bunuh diri karena tidak di anggap," kata Shou.
"Jadi di sini, istri sah nya tidak di anggap dan malah lebih menganggap ibu mu dan kau sendiri?"
"Aku tidak berpikir begitu... Ayah mungkin tidak memilih kita... Dia lebih mementingkan kepentingan nya sendiri, bahkan dari aku kecil, aku sering melihat mereka bertengkar hanya soal mengenai masalah sepele maupun sampai besar kediaman."
"Dia benar benar begitu brengsek," kata Tuan Beom.
". . . Dari sana, aku berpikir bahwa pria tidak akan bisa menjadi setia ketika dia sudah buta akan kepentingan nya, ayah berani berani nya selingkuh dan aku malah menjadi gadis yang lahir tanpa sah pernikahan nya... Aku seharusnya tidak lahir... Tapi mau bagaimana lagi, takdir juga telah membantu ku... Hanya untuk di permalukan..."
"Shou..." Tuan Beom menatap membuat Shou terdiam, tangan Tuan Beom memegang pipi Shou. "Kau terlalu banyak berpikir... Takdir mu lebih sakit dari pada hidup mu."
Shou terdiam, dia tersenyum kecil menatap lain. "Yeah.... Paling tidak aku sudah memiliki orang yang menjamin ini semua..." tatap nya kembali pada Tuan Beom.
Tuan Beom membisu, dia lalu ikut tersenyum kecil dan menghentikan mobilnya di parkiran apartemen, mereka sudah sampai dan belum keluar dari mobil.
"(Ah.... Ini sungguh sangat cepat... Sampai disini bahkan Ahjussi tetap memasang wajah tenang itu terus menerus sampai di apartemen, Ahjussi benar benar mengantar kan ku,)" Shou terdiam.
"Ahjussi..." ia menatap, mereka masih diam, hingga Shou melepas sabuknya dan mengangkat tubuhnya berjalan ke paha Tuan Beom yang masih duduk di bangku supir.
Tuan Beom mengundurkan kursinya dan Shou duduk di pangkuan nya, mereka lalu mencium bibir dan tangan Tuan Beom memegang punggung bawah Shou.
Mereka mencium bibir dengan dalam di sana.
"Hm... Hng... Mm... Ahjussi...." Shou bernapas panas.
Tangan Tuan Beom masuk meraba punggung Shou tapi tiba tiba ponsel nya berbunyi dari saku kemeja nya. Ia langsung berwajah dingin.
"Ehem.... Sepertinya anda akan sibuk," tatap Shou.
Tak lama kemudian, Shou menata baju baju tadi di lemari nya dan di saat itu juga Tuan Beom masuk ke apartemen Shou setelah mengangkat panggilan telepon nya.
"Ahjussi..." Shou berjalan mendekat di ikuti Empa. Kucing nya bahkan dari tadi hanya mengikuti nya.
"Kau sudah meletakan barang barang nya... Bagaimana dengan ini?" Tuan Beom berlutut di kardus yang ada di bawah, itu kardus baju pakaian dalam.
"Um... Ahjussi... Itu, biar aku saja yang buka," tatap Shou dengan wajah merah.
"Tunggulah sebentar, aku mempunyai sesuatu di sini," Tuan Beom membuka kotak itu dan mengambil sesuatu dari sela sela pakaian dalam itu.
Shou terdiam dengan masih membungkuk menatap, tapi ia punya ide. Ia mendekat ke Tuan Beom. "Ahjussi..." panggilnya membuat Tuan Beom menoleh dan di saat itu juga, Shou mencium bibir Tuan Beom membuat mata Tuan Beom melebar.
"Apa yang, kau lakukan?"
"Ehehe... Aku hanya berpikir mungkin Ahjussi akan suka jika aku mencium anda duluan," kata Shou. Di saat itu juga Shou terkejut melihat garis merah itu kembali di bawah mata Tuan Beom.
"(Ahjussi benar benar suka pada ciuman langsung,)" pikirnya dengan terkesan. Tapi ia menoleh ke tangan Tuan Beom yang sudah mengambil sesuatu dari dalam kotak itu.
Sesuatu itu adalah pakaian dalam yang cantik untuk menggoda pasangan. Di bagian celana dalam nya bukan kain melainkan mutiara yang melingkar dengan sedikit kain berwarna merah muda dan di pakaian dalam bra, mutiara dan kain tipis akan menutupi puting saja.
". . ." Shou yang melihat itu menjadi berwajah merah sangat meledak. "(Apa yang.... Apa yang terjadi.... Itu... Itu... Itu pakaian yang kurang model!!)" Shou berwajah sangat panik dan gemetar, dia bahkan mundur perlahan.
"Kau ingin memakainya Shou?" Tuan Beom melirik.
"Apa.... Ti.... Tidak.. Aku tidak ingin memakainya!" Shou berteriak.
"Sayang sekali, ini berharga sangat mahal," kata Tuan Beom, ia mengulur barang itu, Shou menjadi terdiam lalu menerima nya dengan gemetar.
Di kertas harga pekaian dalam itu, Shou terkejut melihat harganya. "(Ini lebih dari 2 juta!!)" ia terkejut tidak karuan.
"Ke... Kenapa bisa berharga begini, padahal ini hanyalah barang yang kurang kain, pakaian dalam harus di gunakan di dalam pakaian biasa... Apakah ini untuk pameran?" Shou menatap model itu.
"Harga nya mahal karena itu memang memiliki banyak alasan untuk mahal, jika di pakai oleh mu, kau akan tambah cantik dan menggoda," lirik Tuan Beom dengan senyum kecilnya.
Shou terdiam, dia meremas barang itu. "Um... (Aku ingin membuat Ahjussi suka padaku, aku ingin menunjukan apapun yang dia suka padaku... Tapi kenapa aku malah ragu... Maksudku lihat saja ini, barang ini benar benar harus di tunjukan begini...)" Shou menatap dengan wajah merah.
"Shou, soal ciuman tadi," Tuan Beom berdiri sambil membenarkan bajunya. "Apakah itu memang inisiatif mu?" tambah nya bertanya.
Shou terdiam menengadah. "Um... Um... Itu... Itu tadi... Um..." ia malah gemetar kaku.
"Shou.... Kau mungkin harus tahu, jika kau ingin merayu, ciuman itu harus lebih lama," kata Tuan Beom, tiba tiba ia mengangkat Shou membuat Shou terangkat.
"Ah! Ahjussi...?!" Shou menatap panik.
Lalu Tuan Beom meletakan nya di meja dapur. "(I... Ini kesekian kalinya Ahjussi membuat ku duduk di meja makan.)"
"Apa kau pernah berpikir..." Tuan Beom menatap dekat. "Bahwa kau memiliki tubuh yang menawan dan pernahkah kau berpikir, bahwa kau selalu menjadi gadis yang cantik," Tuan Beom berbisik.
Shou berwajah kembali sangat merah, jantung nya berdegup kencang. "Um... Ahjussi... Anda... Anda... Anda terlalu memojok ku," Shou mencoba tidak melihat Tuan Beom.
Tapi tiba tiba Tuan Beom mencium bibirnya, mereka mencium bibir dengan dalam.
"Ah... Hngah..." Shou membuka mulutnya dan mulai bernapas panas.
Lidah Tuan Beom terus saja mengusap lidah Shou dengan sangat nikmat. "Ughng.... Ahjussi... Ha.... Ah...." Shou mendorong Tuan Beom dengan gemetar.
Tapi Tuan Beom tetap menahan punggung Shou untuk tetap mendekat hingga ia melepas ciuman itu dan mencium leher Shou.
"Ah... Ng... Ahjussi... Kita tidak bisa... (Aku benar benar akan kehilangan kendali,)" Shou bernapas panas.
Lalu Tuan Beom terdiam menatap nya, dia bahkan berhenti mencium Shou membuat Shou terdiam kaku berwajah merah. "(Kenapa Ahjussi berhenti?)"
"Shou..." Tuan Beom mendekatkan wajahnya.
"Um... Apa ada sesuatu?" Shou mulai berkeringat. Tapi ia masih tidak mengerti kenapa Tuan Beom terdiam dengan wajah serius itu.
"(Um... Apa yang terjadi... Kenapa Ahjussi diam... Apa dia ingin... Aku juga mencium nya duluan?)" Shou terdiam, ia lalu menelan ludah dan mendekatkan wajahnya, seketika ia mencium pipi Tuan Beom membuat Tuan Beom terdiam dengan mata agak lebar.
Shou juga mencium bibir samping Tuan Beom, hanya sebatas kecupan yang ia berikan dan sangat banyak beberapa kali. "Ahjussi..." ia menatap dengan wajah merah, di mata Tuan Beom, Shou benar benar sedang menggoda.
Tuan Beom mendekat dan mencium pipi Shou membuat Shou terkejut. "(Hah!! Ahjussi mengecup pipi ku?)" Shou memegang pipinya.
Tuan Beom malah kembali menempatkan tatapan tajam membuat Shou terdiam. Hingga ia kembali mencium pipi Shou beberapa kali dan di saat terakhir itu, dia menggigit pipi Shou dan menariknya seperti mochi.
"Kenapa kau begitu kenyal di sini... Padahal tubuhmu kecil," Tuan Beom menatap.
"Um... Menurut Ahjussi.... Apa yang sedang kita lakukan?" Shou menatap dengan wajah malu.
"Apa maksud pertanyaan mu itu?"
"Umm.. Anda mengecup ku di wajah, sebelumnya hanya mencium bibir ku," Shou menyentuh bibirnya sendiri dengan jarinya.
"Yeah, mungkin ini saat nya mempelajari hal yang baru, Shou..." Tuan Beom berbisik dan mencium telinga Shou membuat Shou kembali terangsang.
"(Hng... Jangan sampai Ahjussi akan melakukan seks... Aku sedang tidak bisa... Aku tidak bisa melakukan nya... Hng...)"
Tapi mendadak ponsel Tuan Beom berbunyi. "Tsk..."
Ia menjadi berwajah kesal lalu mengambil ponsel nya dari sakunya dan masih memojok Shou.
"Ahjussi, apa itu pekerjaan anda?" Shou menatap.
". . . Yeah...."
"Ini baik baik saja, anda bisa pergi."
Tuan Beom menjadi terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "Lain kali, kau harus berkunjung di kantor ku," tatap nya seketika Shou berwajah merah, tambah merah. Lalu ia mengecup kening Shou dan berjalan pergi.
"Ah, Ahjussi..." Shou menanggil membuat Tuan Beom berhenti berjalan dan menoleh.
". . . Aku akan menunggu anda," kata Shou dengan senyum manis nya membuat Tuan Beom terdiam melihat itu.