Seoul, Korea Selatan, 1 Januari
Seorang gadis yang tengah berjalan dengan membawa ponsel di tangan nya, tak membawa tas apapun dengan pakaian yang simple. Yakni hanya dengan celana panjang hitam dan kemeja lengan panjang berwarna merah. Memiliki rambut yang terikat kuncir kuda dan terlihat sangat panjang jika kuncir itu di lepaskan.
Memiliki wajah yang manis dan kulit yang putih jely, tapi dia tak mau menunjukan nya, itulah mengapa dia memakai pakaian panjang.
Memiliki nama Shou dan bermarga Chin yang lahir dari orang tuanya yang sudah tiada. Dia tinggal sendirian di apartemen nya dan sekarang ia menuju ke supermarket untuk memakai apron kasir di sana.
"(Hari ini... Harus lebih semangat,)" pikir nya dengan senyum tekad, ia bekerja sebagai kasir supermarket.
Saat ada pelanggan masuk, ia langsung menyambutnya dengan senyum nya. "Selamat datang..."
Seorang lelaki muda menatap nya dari kasir. "Aku butuh Esse," kata lelaki itu.
Lalu Shou mengambil satu rokok di belakang nya yang merupakan rak rokok. "Total nya 29, ingin menambah apalagi?" tatap Shou.
Lalu lelaki itu terdiam sebentar dan mengeluarkan ponselnya. "Bisa tambah nomor HP mu?" tatap nya. Hal itu membuat Shou terdiam dengan senyumnya yang hilang. Ia menjadi ragu untuk menjawab. "Um... Sebenarnya... Aku sudah punya pacar," balas nya.
"Oh sayang sekali, aku sudah keduluan rupanya, itu mungkin karena aku pertama kali ke sini yah.... Mungkin dari awal aku harus jadi langganan di sini, tapi ya sudahlah," kata lelaki itu, setelah membayar, dia pergi begitu saja.
"Terima kasih, dan kembali lagi.... (Haiz.... Itu adalah yang ke sekian kalinya, aku harus berbohong pada banyak orang agar mereka tidak memintaku seperti itu.... Jujur saja aku benar benar takut berpacaran apalagi memiliki pasangan yang muda nya sama dengan ku, aku lebih suka pria dewasa,)" pikir Shou.
Rupanya dia gadis yang belum memiliki pacar, sebenarnya banyak yang mengejarnya tapi dia terpaksa menolak nya dengan kalimat yang akan membuat lelaki yang mengejarnya menjadi berhenti mengejarnya. Dia berbeda dari perempuan lain yang hanya ingin dekat dengan lelaki yang mereka mau.
Tak lama kemudian seorang pria datang, bertubuh besar dan perutnya buncit dengan pakaian yang sangat santai. Dia juga terlihat seperti preman jalanan dengan kulit nya yang gelap. Hal itu membuat Shou agak takut.
Dia berjalan mengambil 4 botol alkohol di lemari es dan di berikan pada Shou.
Shou langsung menghitung nya. "(I.... Ini...)" ia langsung terdiam. Lalu pria itu melihat total nya di komputer di depan nya. Ia langsung memasang wajah yang sangat kesal. "Ha-h.... Apa apaan itu, kenapa harga nya begitu banyak huh... Hei bocah.... Kau bisa menghitung nya tidak!?"
"I.... Itu karena... Anda mengambil banyak," Shou mencoba menjelaskan nya dengan nada yang ketakutan.
"Jangan membuat ku kesal.... Aku meminta diskon di sini!!" pria itu seperti akan mengamuk.
Shou hanya diam tak bisa apa apa. "(Tolong..... Ini yang aku takutkan ketika bertemu pelanggan yang seperti ini.... Hanya jika saja.... Ada satu orang... Menyelamatkan ku,)" Shou memasang wajah kecewa, ia menutup mata masih tak berani melihat karena terlalu takut.
Tapi tiba tiba...
KICK!!
Ada yang menendang pria itu dari belakang sambil berkata. "Cepatlah minggir, sialan."
"Uakh...!??" hal itu membuat pria tadi jatuh dan menjadi kesal. "Sialan!! Apa kau mau mat--- i..." ketika ia menengadah melihat nya. Seketika dia berwajah terkejut dan langsung lari. "Aku akan membalas mu!!" teriak nya sambil berlari, sepertinya ketakutan pada orang yang menendang nya tadi.
"Hanya ini," rupanya seorang pria yang menendang tadi meletakan satu botol alkohol di meja kasir dan di saat itu juga Shou terdiam menengadah menatap pria tinggi itu. "(Wow... Seseorang.... Yang datang benar benar menyelamatkan ku.... Seseorang yang telah aku harapkan dari tadi,)" pikir Shou, kini mata miliknya berkaca terpesona.
Pria itu terlihat seperti seorang bos gangster yang besar, dia memakai baju setelan berwarna biru gelap dan tubuhnya besar. Kini menatap Shou dengan tatapan datar nya. "Apa yang kau lihat, tidak kah kau ingin menghitung nya?" tatap nya seperti menggunakan nada mengintimidasi. Dari balik baju kemeja putih tanpa dasinya, ada bekas seperti banyak nya sayatan dan tangan nya pun juga. Seperti luka sayatan lama.
"(Dia memang gangster, sepertinya dia baru di sini karena aku tak pernah melihat nya di sini,)" pikir Shou sambil menghitung harga botol itu. "Total nya 38 tolong," kata Shou. Siapa sangka, kini pipi Shou agak merah sambil melihat ke bawah tanpa melihat pria itu. Jika dia melihat wajah pria itu, dia akan menjadi menengadah karena saking tinggi pria itu.
Tetapi pria itu menatap padanya sambil berkata. "Kau terlihat sangat manis," sambil memberikan kartu nya pada Shou yang langsung menengadah menatap.
"Er.... Apa?"
"Apa kau seorang idol atau aktris? Atau sesuatu seperti itu?" pria itu kembali menambah perkataan nya.
"Ti... Tidak, tidak semua, ini agak canggung tapi Anda tak mungkin mendengarnya," kata Shou sambil memegang lehernya sendiri dengan rasa malu.
Pria itu terdiam datar lalu melihat rak rokok. "Beri aku Black Marlboro," dia langsung mengganti topik begitu saja.
"T... Tentu," Shou langsung mengambilnya. "(Pria ini.... Hanya melihat apa yang dia inginkan... Benar benar memalukan untuk ku...)" pikir Shou, bahkan tungkuk nya sampai merah dan itu di lihat oleh pria itu.
Lalu pria itu melihat ke ponselnya. Di saat itu juga Shou memberikan kartunya. "Ini dia kartu anda," kata Shou.
Tapi pria itu malah menjadi cuek dan menatap ke ponselnya. Dia terus mengetik membuat Shou terdiam menunggu. Ia terbatu dengan rasa malu nya karena masih mengulurkan kartunya. "(Tolong ambil kartu iniiiii.....)" ia mencoba menahan rasa malunya.
Hingga pria itu bicara. "Kerja sambilan? Kau seorang siswi bukan, pastinya kau bisa lelah dengan pekerjaan ini," tatap nya.
"(Hah apa? Kenapa dia semakin membingungkan? Tadi mengira aku yang lain dan sekarang dia khawatir tentang ku sekarang? Mungkin aku akan menyebutnya orang tidak jelas...)" Shou terdiam bingung. Saat Shou akan menjawab, tiba tiba saja pria itu malah langsung mengangkat ponselnya.
"Aku--
"Huh? Sialan...." dia langsung berbicara di ponsel nya membuat Shou yang mendengar itu menjadi terdiam malu menutup mata.
"(Akhhhh mau di apakan sih pria ini... Dia bertanya pertanyaan yang harus aku jawab dan sekarang dia malah cuek!)" Shou agak kesal. Dan ia terus menunggunya berbicara di ponsel, siapa sangka itu benar benar lama.
"(Haiz.... Sampai kapan dia akan ada di sana....)" Shou mulai bosan menunggunya. Pria itu bahkan sangat lama berbicara di ponselnya dengan kata kata dan nada yang kasar dan tegas. "Apa yang kau katakan, langsung lakukan saja...." itu salah satu kalimat dengan nada berat nya tengah berbicara di ponselnya.
"(Aku sekarang bisa berpikir bahwa dia sangat tinggi, berapa tingginya? 195? 200?.... Tidak... 200 terlalu tinggi sepertinya...)" Shou bahkan menghitung tinggi pria itu di antara bosan nya menunggu, di saat ia melihat tubuh pria itu, ia menjadi terdiam melihat luka luka yang terlihat di tangan pria itu. Tak hanya tangan, leher pun juga terlihat satu bahkan di leher itu tampak lebih parah, untung nya itu hanya terlihat seperti bekas luka yang sudah lama.
"(Saat aku pertama kali melihatnya, ku pikir dia pria yang akan berbaik hati membantuku, membantuku dalam menyingkirkan pria tadi, tapi ternyata dia juga cuek seperti ini, entah dia kurang berkomunikasi atau apa.... Dasar Ahjussi.... Aku mungkin bisa membuka ponsel ku untuk menunggunya,)" pikir Shou, ia lalu mengeluarkan ponsel dan melihat berita hari ini.
-Realitas Gang Hari Ini- kata berita itu.
Di saat itu juga Shou terdiam dan menatap pelan pria itu yang sibuk melihat ke arah lain dengan berbicara dengan seseorang di ponsel itu.
KEBANYAKAN GANG DIJALANKAN SEPERTI BISNIS.
GANG TELAH MENEMUKAN CARA INOVATIF UNTUK MENYUSUI MASYARAKAT, MENGAMBIL KANTONG ORANG BAIK SEPANJANG JALAN.
OLEH KARENA ITU, KEKERASAN MEREKA MUNGKIN TIDAK SELALU TERLIHAT.
NAMUN, GANG YANG TIDAK MELAKUKAN RUTE PERUSAHAAN TELAH MENJADI LEBIH KEJAM.
MEREKA TERUS MENERAPKAN TRIK LAMA SEPERTI MEMOTONG JARI ORANG DAN BERTARUNG DENGAN BERBAGAI SENJATA. SANGAT BARU-BARU INI, GANG KECIL MEMUTUSKAN UNTUK MENGENCANGKAN DISIPLIN RECRUIT BARU...
Di saat itu juga pria itu mengatakan sesuatu di ponselnya. "Lalu apa yang kau lakukan? Tusuk mereka? Hajar mereka? Apakah kau akan membahas baru sekarang ini, atau apa? Atau apakah aku harus memotong sesuatu untuk membuat poin?"
DENGAN MEMOTONG BEBERAPA JARI MEREKA. BANYAK JARI TERPOTONG DITEMUKAN DAN DILAPORKAN KEPADA POLISI.
Seketika Shou yang membaca berita itu menjadi terkejut setengah mati sambil mendengarkan pembicaraan pria tadi yang hampir menggambarkan berita yang ia baca.
"(Apa yang harus aku lakukan!? Dia salah satu gang, rupanya tebakan ku soal gangster padanya tadi memang benar... Aku benar benar di peras olehnya nanti,)" Shou menjadi gemetar ketakutan. Ia menjadi panik dengan tebakan nya soal pria itu.
---
"Aku selesai bicara dengan mu, idiot...." kata Pria itu yang menutup ponsel nya sambil kesal. "Tsk..."
Lalu ia menutup ponsel nya dan menatap ke Shou.
"Ah... Berikan padaku," dia mengulur tangan, seketika Shou terdiam panas dingin. "(Apa.... Apa?! Dia ingin memotong jariku.... Tentunya setelah mengobrol di ponsel tadi aku tahu maksud mu itu!!)" Shou menjadi ketakutan, ia lalu dengan gemetar memberikan tangan nya di atas tangan pria itu.
Tetapi suasana nya menjadi diam, Shou tersadar melihat tangan nya ada di tangan pria itu. "Ah.... Maaf kan aku!!" ia langsung menarik tangan nya. "Yang Anda maksud.... Kartu tadi," ia mencari kartu pria tadi. Sementara wajah pria tadi nampak dingin menunggunya.
"Ah.... I... Ini," Shou memberikan kartunya. "Maafkan aku untuk yang tadi," ia langsung membungkukkan badan. Lalu pria itu pergi setelah mengambil kartunya.
"(Astaga, aku benar benar maluuuu.... Aku harap dia tak pernah kembali,)" pikir Shou yang masih tak percaya dengan yang terjadi.