"kenapa...? kenapa anak pembunuh ini kembali ke rumah ini?" Ujar seorang wanita yang melontarkan perkataannya pada seorang Gadis kecil berusia 9 tahun yang ada di hadapannya.
"mama... " balasnya lembut,
Gadis itu hanya bisa berdiri menatap perkataan yang baru saja di lontarkan sang Ibu padanya.
Gadis kecilnya pun tahu kalau kata itu bermaksud bahwa sang ibu tak menginginkan kehadirannya.
"kenapa! kenapa anak pembunuh seperti mu adalah anakku?!" Wanita itu lagi-lagi membentak dan menghancurkan dapurnya dengan tangannya sendiri, Semua barang-barang yang tersimpan rapih di atas meja ia tepis hingga berserakan di lantai, Suara bising yang membuat Gadis itu sontak menutup kedua telinganya.
Perlahan Ashira mundur hingga ke sudut ruangan tepat di pertemuan antara dua dinding, kedua tangan kecilnya menutup kedua telinga, matanya terbuka lebar dengan kedua pupil yang terlihat gemetar sambil menatap amukan Wanita di hadapannya, kakinya terlalu lemas hingga tak mampu lagi membuatnya berdiri.
Wanita itu terus mengamuk tanpa memperdulikan apapun, emosi kekecewaan dan putus asa menguasai seluruh tubuh wanita itu. Akalnya pun mungkin sudah tidak peduli dan berfungsi, Ia mengambil beberapa piring dan gelas kaca tanpa rasa iba ia langsung menayangkan kaca itu pada Putri kecilnya.
Tanpa ragu Wanita itu terus menayangkan piring dan gelas kaca pada Ashira, Gadis itu hanya bisa melindungi kepalanya dengan kedua tangan kecil itu, tak kala juga serpihan kaca itu melukai kedua tangan hingga salah satunya menghantam kepalanya tanpa belas kasih, "mamaa! mama! ... maaff, hikss... mama Ashira minta maaf!" Teriak Gadis kecil itu.
"sakit... perih... takut, perutku lapar... tubuhku sakit... kenapa mama marah?... maaff... mama" batinnya.
Ia berharap ibunya mau menghentikan perlakuan itu padanya, Namun sang Ibu yang memang sudah di tutupi rasa marah dan bencinya tak goyah sedikitpun.
mendengar teriakan anaknya ia justru mengambil sebilah pisau dan menghampiri putrinya, melihat itu tubuh Ashira semakin gemetar. Setiap langkah ibunya membawa rasa takut dan menambah guncangan pada jantung gadis kecil itu, "mama... " Gumamnya saat melihat ibu-Nya mengangkat pisau itu ke atas,
"mama─"
...