Chereads / Where should i go Home? / Chapter 7 - Ada Saatnya Aku Pulang...

Chapter 7 - Ada Saatnya Aku Pulang...

Megan yang meninggalkan Julian sendirian membuat sedikit luka yang ada di dalam hati Julian terbuka kembali mengenai kilas balik masa lalu.

Trauma masa kecil yang menuntut Julian harus di dewasakan oleh keadaan, membuat dirinya harus bekerja keras sejak kecil demi bisa menjadi kuat.

Mengenai Justine, Julian hanya berharap jika ia ingin bahagia setidaknya sebelum dirinya menghadapi takdir yang akan ia temui setelah pulang nanti. Bagi Julian, Justine memang adalah dunia dan mimpinya yang membawa Julian sampai pada titik ini dengan luka yang Justine berikan untuk menghantarkan Julian untuk keluar dari semua zona.

Julian mulai berlari mencoba mengejar Megan yang entah sudah menghilang dengan cepat, bahkan di saat guyuran hujan turun dengan lebatnya Julian masih mencari ke mana Megan pergi.

Namun di saat yang bersamaan, Julian langsung terjatuh ke jalan. Julian mulai merasakan perutnya terasa begitu sangat sakit, nafasnya mulai terengah-engah dan detak jantungnya seakan ingin berhenti.

" Apa sekarang waktuku tiba? aku bahkan merasa sakit di hatiku yang bahkan nafas seakan tiada dari hidungku, apakah sukmaku akan terlepas dari ragaku?. Lisa, rasa bersalahku yang selalu menghimpit jiwa seakan mulai mengatakan untukku pulang, kini aku aku bahkan menangis tanpa suara.

Aku lihat banyak orang yang datang berlari ke arahku, tapi mengapa aku tidak bisa mengatakan apa pun atau merasakan apa pun. sakit yang selama ini aku rahasiakan akhirnya seakan yang menghantarkanku pada kematian, bahkan sebelum aku melihat bagaimana akhir dari kisahku dengan Justine." gumam Julian.

Beberapa orang pun berlari dan menghampiri Julian yang sudah tidak sadarkan diri di jalan, mereka langsung membawa Julian ke rumah sakit. Dokter terlihat sibuk memeriksa di dalam ruang ICU, tekanan darah Julian bahkan mulai turun.

Dokter langsung keluar dengan cepat untuk mencari di mana wali Julian.

" apa ada di antara kalian wali untuk pasien?" tanya Dokter.

" Tidak ada. Orang itu adalah orang asing, apa keadaannya sangat buruk?"

" Pasien harus segera di operasi karena usus milik pasien sudah hancur, sepertinya pasien sudah lama sakit dan enggan untuk memeriksanya."

" separah itukah? ia masih muda tapi kenapa harus menderita seperti ini. kalau begitu aku akan menjadi wali untuknya dan membiayai semua administrasinya"

Lagi-lagi, orang yang ada di dunia luar yang membantu Julian dari masa kritis yang bahkan belum ia lalui.

Hidup di negara orang lain dan tidak memiliki siapa pun sangat lah sulit, beban yang Julian bawa sejak dulu saja sudah sangat membuatnya tertekan, sejak berada di bangku sekolah menengah atas pun Julian harus mengirit untuk makan demi membeli obat depresi.

Bahu dari gadis itu seakan sudah harus kuat di saat dunia mengambil semua hal darinya secara perlahan. Teman yang memilih untuk mengakhiri hidupnya seakan memberikan sebuah perasaan bersalah pada Julian, keluarga yang bahkan semakin tidak harmonis yang bahkan selalu menghantui hidup Julian.

Ia tidak bisa lari ke mana pun, sejak kecil sudah melihat perkelahian kedua orang tuanya. Di paksa untuk memikul segala ambisi keluarga tanpa memiliki sebuah tempat untuk pulang dan bercerita, sendirian memeluk trauma dan duri sampai menderita sampai akhirnya terbiasa.