"Dia lemah! Dia intelek, tapi emosinya masih labil. Tapi kita masih membutuhkannya untuk menggalih informasi-informasi baru. Kita membutuhkannya sebagai pion. Dia keturunan Patriot. Jadi kita tetap harus waspada!"
"Kita dibayar untuk melindunginya, tapi dia terlalu naif dan lebih senang menyendiri. Ada informasi juga bahwa dia diincar dan melakukan kontak dengan Organisasi DENDAM."
"Negara mereka memang terlalu rumit! Dia sempat mengirim surel bahwa dia ingin menghancurkan Negaranya sendiri dengan Nuklir."
"Itu saat dia terhipnotis."
"Seorang jenius sepertinya sangatlah berbahaya. Dia masih polos dan menganggap dirinya sendiri bijak."
"Secara Psikologis itu wajar."
"Keturunan dara biru sepertinya memang harus menghadapi kerasnya dunia."
"Ya, dia sudah bukan anak-anak lagi."
"Kau ingat sejarah tentang Prasetyo Peuru Henry Putra?"
"Kakek buyutnya Eun yang mengidap penyakit mental karena diculik seorang pemimpin Komunis itu?"
"Menyedihkan. Masa kecilnya dia sering dibully, dikatai pintar tapi bodoh karena mengerjakan tugas pelajaran teman-teman masa kecilnya. Namun selalu berdoa, Tuhan ampunilah mereka. Selalu merindukan sosok Ayahnya yang harus menjalankan tugas Negara sebagai Wartawan Investigasi. Ir. Henry John Christian Peuru, Mantan dosen Biokimia, Kimia dan Genetika. Mantan mahasiswa kedokteran Universitas Sam Ratulangie. Kemudian pindah jurusan ke Fakultas Peternakan dan mengambil jurusan Ahli Gizi dan Nutrisi. Mendirikan Yayasan Nusa Persada di Palu bersama beberapa orang lainnya, dia sebagai Ketua. Tujuan Yayasan itu untuk pengembangan Sumber Daya Manusia, entah bagaimana History kelanjutan Yayasan tersebut. 1998 menjadi salah satu penggerak Reformasi, padahal orangtuanya yakni, Ayahnya adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Ibunya seorang Kepala Sekolah. Tokoh Pendidikan Sulawesi Tengah kala itu. Kemudian dia telah menjadi Pengusaha Sukses di usia muda dan mendirikan CV Nusa Petanindo, namun melihat banyak kalangan masyarakat bawah menderita, dia berusaha memperjuangkan hak-hak rakyat. Mendirikan Yayasan Sinar pada tahun 1998 sebagai Yayasan bergerak pada visi mengungkap fakta demi keadilan. Membuat Tabloid Jejak, Jelajah Jaring Kebenaran dengan izin Menteri Surat Izin Penyiaran Pers (SIUPP). Membuat diskusi cendekiawan di Sulawesi Utara sebagai pemuda yang intelek demi kesejahteraan rakyat umum. Kemudian mendapat beasiswa ke Australia di Adelaide of TAFE sekolah bisnis. Kembali ke Indonesia bersama Istrinya dan hidup sederhana bersama kedua anaknya Risa dan Prasetyo di Desa Boyong Atas."
"Mendengar ceritamu, kedua anaknya Risa dan Prasetyo kala itu pasti ditinggalkan pindah ke Desa demi keselamatan anak-anaknya."
"Entahlah... jalan berpikir Ir. Henry John Christian Peuru adalah jalur langit."
"Dia dijuluki si penyelidik yang mencari informasi sampai semua kutu di rambut habis. Setiap berita yang diangkatnya dipastikan semua bukti telah terkumpul akurat."
"Naas dia berhadapan dengan SHS."
"Tapi dia yang menang! Dia membentuk Tim Pencari Fakta yang disebut TPF Bulikts."
"Apa itu TPF Bulikts?"
"Tim Pencari Fakta Bunuh Culik Kekerasan dan Teror for Solidarity."
"Di akhir hidupnya dia membentuk PERSOKMATHT. Itu adalah Pergerakan Solidaritas Korban Mafia Tanah Hukum dan Tambang."
"Dia kampung asalnya, dia dipanggil Urbanus alias Banus si Raja Cahaya. Dan kemudian lebih dikenal dengan Henry John Peuru alias HJP."
"Sejujurnya HJP jauh lebih hebat dari PPHP."
"Tidak juga, kau bisa membayangkan orang dengan Schizophrenia Unspecified membuat gebrakan besar kala itu? Kemudian dia hilang dari permukaan dan muncul kembali gelar perdamaian lewat karya tulis penelitian tentang Cross Code Role Play Open World Peace Accociation. Itu adalah ide berlian dari seorang dengan identitas ganda."
"Aku iri dengan Eun. Tugas kita untuk menjaganya jangan sampai penelitian TYO dan JYP menjadi bumerang bagi dirinya. Keluarga Peuru memang sesuatu. Semua sepertinya berubah ketika era Banus aka Henry si Pemberani si Pencari Keadilan."
***