Chereads / KIGAN!: Bullet of Hope / Chapter 1 - Prolog

KIGAN!: Bullet of Hope

🇮🇩Izzky
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

"Semoga beruntung, Para Pahlaw-"

Namaku Kenzo Pratama, aku hanyalah murid SMA berumur 16 tahun yang sedang jatuh cinta. Dan aku.. tepat di detik ini... menyatakan perasaanku.

"S-Sera! Aku jatuh cinta kepada mu! J-Jadilah pacarku!"

Aku membungkukkan badanku dan mengulurkan tanganku kepadanya.

Lalu jawabannya..

"...I-itu, Kenzo. Maaf tapi aku masih belum bisa move on dari pacarku yang dulu."

Setelah mengatakan hal tersebut, Sera langsung turun dari atap sekolah.

Pikiranku kosong, dan aku bingung harus menunjukkan reaksi seperti apa.

Ini pertama kalinya aku jatuh cinta, begitu pula dengan menyatakan perasaan.

Aku memutuskan untuk pulang kerumah.

3 Minggu pun berlalu.

-Sera-

Namaku Sera Kiiroi, umurku 16 tahun dan aku masih saja memikirkan kejadian 3 minggu yang lalu. Jika kalian tidak tahu, 3 minggu yang lalu aku ditembak oleh teman sekelasku, Kenzo. Dia baik, pintar di pelajaran, dan juga ganteng. Minusnya dia sangat bodoh selain di pelajaran. Aku sempat menyukainya, tetapi entah kenapa sekarang rasa suka itu hilang.

Sepulang sekolah, aku berjalan di koridor sambil melamun.

"Siang, Sera!! Mau pulang ya?? Resleting ranselmu kebuka, lho!!"

Aku mendengar seseorang berbicara kepada ku.

Ternyata itu adalah temanku, Anisa.

"Eh? Masa resletingnya kebuka?"

Aku yang mendengar hal tersebut langsung mengecek ranselku.

"Iyaa. Dah, aku duluan ya!! Ada janji nih, hehehehehe."

Dia langsung pergi setelah mengatakan hal tersebut.

Ternyata benar, resleting ranselku terbuka. Aku langsung segera menutupnya. Tetapi ada yang aneh..

"TUPPERWARE EMAK!?? KEMANA!!????"

Cowok yang berada di sebelahku kaget.

Aku langsung bergegas untuk mengambil kotak bekalku yang tertinggal di kelas.

Saat tiba di depan pintu kelas aku mendengar bisikan menyeramkan yang sangat dekat.

Aku terkejut dan langsung memejamkan mataku lalu berlari ketakutan sambil berteriak, dan tanpa sadar aku menabrak Kenzo.

-Kenzo-

"ADUH!!"

Seseorang menabrakku, dan orang yang menabrakku terjatuh. Aku reflek menutup mataku.

"Hati-hati dong"

Aku membuka mataku dan ternyata yang menabrakku adalah Sera.

"Eh? Sera?"

Aku mengulurkan tanganku dan berkata:

"Waduh, sakit ga? Mau kubawa ke UKS? Apa mau kubawa ke KUA? Hehehehehehe.."

Sera melihatku dengan wajah datar.

"Mikir dong, bego! Aku gapapa, cuma jatuh doang."

Sera menerima tanganku dan berdiri.

"Candaa, jangan marah-marah gitu dongg!! Kalo senyum kan Sera lebih cakepp, tapi muka marah Sera juga cakep kok! Ehehehehehehe.."

Sera yang mendengarnya langsung menunjukkan ekspresi kesal.

Kira-kira kenapa ya dia lari-larian seperti itu.

"Jadi, kenapa kamu lari-larian? Lagi main Polisi Maling? Atau dikejar setan?"

Sera langsung menghela nafasnya dan mengatakan:

"Engga lah! Aku mau ambil kotak bekalku ketinggalan di kelas terus denger bisikan serem di deket kupingku. Aku kaget terus langsung lari. Aku enggak takut ya!"

Hm? Bisikan?

"Beneran dikejar setan dong.."

"ENGGAK!"

Aku tertawa dan mengajaknya untuk pergi ke kelas bersama-sama.

"Kebetulan aku juga mau ke kelas! Mau bareng aja ke kelasnya ga?"

"Yaudah ayok."

Kami mengobrol sepanjang jalan menuju kelas, dan tibalah kami di depan kelas.

"Mana? Gaada setan tuh? ( ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)"

Sera menunjukkan ekspresi datar lalu mengatakan:

"Ya emang gaada, kan aku cuma denger suara bisikan."

Aku langsung menjawab:

"Siapa dong yang bisik? Hantu? Eh hantu kan setan hehehe.."

Sera mengabaikan ku dan membuka pintu kelas. Saat kelas terbuka, seisi kelas penuh dengan cahaya putih yang menyilaukan.

"Hah? Ini kelas? Apa ini surga? Eh ini tempat asalmu ya? Sera si Malaikat! (⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ)"

Sera terdiam. Firasatku buruk.

"Hei jawab dong jangan mengabaikan ku.."

" ...Zo..... Kamu denger bisikan tadi?... "

"Engg- aduh"

Kami didorong masuk ke ruangan putih itu dari belakang. Saat melihat ke belakang, pintu kelas kami sudah hilang.

"AHHH-!!"

Kami reflek berteriak lalu meraba raba dinding tak terlihat yang ada di belakang kami.

" ..Selamat datang, Kenzo Pratama, dan juga Sera Kiiroi."

Terdengar suara lembut seseorang menyambut kami.

Aku menoleh ke belakang.

"Kalian adalah 2 orang yang terpilih untuk menjadi pahlawan yang menyelamatkan Dunia Sihir yang akan hancur bila kalian tidak menghentikan Dewa Perang dan Dewa Pedang. Dunia itu bernama Andromeda."

Aku menoleh ke belakang, lalu mellihat di depanku ada sebuah singgasana berwarna emas dan putih, banyak sekali pintu-pintu aneh di lantai, dinding, bahkan langit-langit, lalu ada seseorang yang berkata bahwa aku dan Sera adalah pahlawan yang dipilih untuk menyelamatkan dunia lain.

Orang itu sangat cantik. Dia terlihat seumuran denganku. Rambutnya yang panjang dan berwarna hijau pastel sangat mengagumkan.

Jika Dewi itu benar-benar ada, maka dia lah orangnya.

Meski begitu, Sera jelas lebih cantik!

" ...itu, bolehkah aku bertanya?"

Ada banyak pertanyaan yang muncul dikepalaku, tetapi ada 3 hal yang ingin kutanyakan:

"Ini dimana? Maksud pahlawan Dunia Sihir apa? Lalu apakah kami bisa kembali ke Sekolah?"

Si cantik berambut hijau itu tertawa.

"Banyak sekali ya, pertanyaanmu. Baiklah aku akan menjawabnya satu per satu. Pertama, kalian sekarang berada di Gerbang Antar Dunia. Kedua, kalian adalah pahlawan yang diutus untuk mencegah duel antara Dewa Perang dan Dewa Pedang di Andromeda. Ketiga, keputusan apakah kalian bisa kembali ke dunia asal kalian tidak berada di tanganku. Aku hanya bertugas memanggil kalian."

(Hah??? Kukira hal semacam ini hanya ada di Anime atau Komik Fantasi??)

Sera hanya terdiam dan memegang erat tanganku selama kami berada di Gerbang Antar Dunia.

"Baiklah, tanpa berlama-lama, aku akan membukakan gerbang menuju Andromeda."

"EEEHH TU-TUNGGU AKU BELUM SELESAI!!"

Aku melihat ke bawah, dan ternyata di bawah kami ada sebuah pintu yang lumayan besar, dan pintu tersebut terbuka.

"KITA GA DAPET BARANG APA AP- WOOOAAHHH???"

Aku melihat si cantik itu tersenyum lalu mengatakan:

"Semoga beruntung, Para Pahlawan."

Kami terjatuh ke dunia lain yang disebut "Andromeda". Saat terjatuh aku melihat pintu masuk yang ada di langit tertutup dan menghilang.

Kami berteriak ketakutan saat jatuh, dan untungnya kami mendarat di danau.