Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sky Hasn't Fallen

Ezheria
1
Completed
--
NOT RATINGS
776
Views
Synopsis
Aku terbangun di tempat yang tenang dan indah, tanpa mengetahui siapa diriku sebenarnya dan kenapa aku bisa berada ditempat ini. Di Kejauhan aku melihat seorang manusia dengan pakaian serba putih dan mata yang sebiru langit di tengah-tengah dekat pohon yang sangat indah berada. Dia mengatakan ini kepadaku "kamu adalah seorang dewa." aku tidak mengerti apa maksud dari perkataannya. Setelah mengatakan itu dia menghilang, tanpa memberikan alasan yang jelas. Dan aku juga tidak memiliki ingatan apa pun tentang masa lalu. Aku memutuskan untuk melakukan perjalanan untuk menemukan jati diriku. Jika aku adalah seorang dewa, mengapa tidak ada yang menyembahku? Atau memberikan persembahan untukku? Ya aku tidak mempermasalahkan nya sih, jadi aku memutuskan untuk menjelajahi berbagai tempat yang asing, tapi di mana pun aku pergi, tidak ada yang mengenalku atau bahkan menyadari keberadaanku. Namun, di dalam perjalanan yang panjang dan sulit ini, aku mulai merasakan adanya kekuatan dalam diriku yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Aku memahami bahwa mungkin aku bukanlah dewa yang diinginkan atau diperlukan oleh orang lain, tetapi aku tetap mempertahankan keyakinan bahwa aku punya tempat dan arti di dunia ini. Aku semakin dekat dengan jawaban yang aku cari. Namun, semakin aku mempelajari sifat diriku yang sebenarnya, semakin banyak juga pertanyaan yang muncul di benakku. Apakah aku benar-benar seorang dewa? Mengapa aku tidak memiliki ingatan tentang masa lalu atau siapa diriku sebenarnya? Dan mengapa tidak ada yang tahu tentang keberadaanku?

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 01

Aku duduk di atas bukit, menatap langit biru cerah yang begitu indah. Sinar matahari yang hangat membasahi wajahku dan memberikan rasa damai yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Aku merenung dalam-dalam, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu menghantuiku.

Apa artinya hidup ini? Apa tujuan hidupku? Apakah aku hidup hanya untuk memenuhi keinginan dan ambisi orang lain? Ataukah ada tujuan yang lebih besar yang harus aku capai?

Namun, semakin lama aku merenung, semakin banyak juga pertanyaan yang muncul di benakku. Aku merasa seperti kehilangan arah dan tujuan dalam hidupku. Aku butuh waktu untuk memikirkan semuanya dan menemukan kembali jati diriku yang sebenarnya.

Tiba-tiba, seorang wanita muncul di hadapanku. Dia mengenakan pakaian putih yang bersih dan rambutnya yang panjang tergerai di angin. Ahh aku ingat, dia adalah Runaria. Seorang dewi cahaya dan rembulan.

"Kamu butuh bantuan, bukan?" tanyanya dengan suara lembut.

Aku mengangguk, terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Dia mengulurkan tangannya, aku berdiri dari tempat dudukku di atas bukit itu..

"Dalam hidup, terkadang kita perlu mencari jalan kita sendiri. Tapi terkadang, kita juga butuh bantuan dari orang lain untuk membantu kita menemukan arah dan tujuan hidup kita," katanya sambil tersenyum ramah.

Aku merasa sedikit lega mendengar kata-katanya, seolah-olah dia membaca pikiranku. Aku bertanya padanya, "Bagaimana kamu mengetahui bahwa ada pertanyaan yang selalu menghantui ku?"

Dia menjawab dengan lembut, "Aku bisa merasakan getaran energi yang ada di sekitarmu. Dan dari getaran itu, aku merasakan bahwa kamu sedang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sulit itu."

Aku merasa terkesan dan sedikit kagum dengan kemampuan wanita ini. Dia sepertinya tahu persis apa yang sedang aku rasakan.

"Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang hidup untuk mencari kekayaan, ada yang hidup untuk mencari kebahagiaan, dan ada yang hidup untuk mencari arti sejati dari hidup itu sendiri" ujarnya.

Aku mengangguk mengerti, merenungkan kata-katanya. Mungkin memang benar, setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda, dan aku harus mencari tahu apa yang ingin aku capai dalam hidupku.

Dia melanjutkan, "Namun, yang paling penting adalah mencari tujuan hidup yang benar-benar dirasakan oleh hati nurani. Tujuan yang akan membuatmu merasa hidup itu layak untuk dijalani dan akan memberikanmu kebahagiaan sejati."

Aku merenungkan kata-katanya dengan sungguh-sungguh. Mungkin, memang saatnya untukku mencari tahu apa yang benar-benar ingin aku capai dalam hidupku. Dan untuk itu, aku berterima kasih padanya yang muncul di hadapanku, dan membantuku menyadari hal tersebut.

Setelah berbicara dengan Runaria, aku merasa lebih tenang dan fokus untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu menghantuiku. Namun, tiba-tiba suara deru angin kencang membuatku menoleh ke arah sumber suara. Aku melihat awan-awan hitam yang mendekat dengan cepat. Aku mencoba untuk berlari, tetapi angin semakin kencang dan membawa debu dan pasir ke dalam mataku.

Aku merasakan sebuah dorongan kuat dari belakang yang membuatku terlempar ke udara dan kemudian jatuh ke tanah dengan keras. Aku merasakan sakit di seluruh tubuhku dan kepala menjadi pening. Sebelum kegelapan terus menyelimuti pikiranku, suara misterius merayap masuk ke telingaku dan berkata, "Biarkan saja kegelapan dan rasa sakit itu terus menyelimuti pikiranmu. Dan setelah itu aku akan menelan ingatan mu. Hahaha"

Saat aku membuka mataku, aku merasa bingung. Aku tidak bisa mengingat siapa diriku dan bagaimana aku sampai di tempat ini.

Apa yang terjadi kepadaku? Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun? Dan kenapa aku tidak merasakan tanda-tanda kehidupan makhluk lain di tempat ini?

Aku memandangi seluruh tempat itu, hanya berisikan pepohonan dan rerumputan. Angin-angin sejuk membuatku merasa nyaman ditempat ini.

Tapi yang menarik perhatianku adalah sebuah pohon besar yang memancarkan sebuah cahaya indah didepan sana dan sebuah bangunan disebelahnya.

Dari kejauhan, aku melihat sesosok naga putih yang berdiri di tengah-tengah sebuah ruangan, di sebelah pohon yang memancarkan cahaya yang indah. Meskipun jaraknya jauh, aku bisa mendengar suara naga itu dengan jelas. Dia berkata, "Ingatlah, anda adalah seorang dewa."

Aku mendekati naga itu, dan bertanya kepadanya, "Dewa? Apa itu? Aku tidak mengerti apa maksud dari perkataan mu."

Dia hanya tertawa kecil dan tidak memberikan ku jawaban kemudian dia tiba-tiba menghilang, tanpa memberikan alasan yang jelas.

Saat aku mencoba mendekat ke arah pohon yang disebelah bangunan ini, aku melihat terdapat pintu berwarna putih dibawahnya.

Saat aku membuka pintu itu, sinar-sinar cahaya terpancar dari balik pintu itu. Aku merasakan energi dari cahaya tersebut masuk ke dalam tubuhku, memberi rasa hangat dan tenang. Sesaat kemudian, aku mengingat sedikit tentang masalalu ku.

Aku adalah Azura, seorang dewa. Namun, itu saja yang bisa aku ingat dari masa laluku. Selebihnya, kenangan tentang diriku masih belum bisa kuingat dengan jelas. Aku merasa seperti ada sesuatu yang hilang dari diriku, suatu kepingan masa lalu yang penting. Namun, aku tidak menyerah begitu saja dan terus berusaha untuk mengingat kembali siapa sebenarnya aku dan apa yang pernah aku lakukan sebagai dewa.

Setelah aku membuka pintu tersebut, tiba-tiba terbentuk sebuah portal di hadapanku. Tanpa berpikir panjang, aku langsung melangkah masuk ke dalam portal itu dan seketika muncul cahaya yang menyilaukan mataku dan menutupi pandanganku. Aku merasa seperti sedang terbawa ke dalam tempat yang berbeda, tempat yang belum pernah aku temui sebelumnya.

Saat cahaya silau itu memudar, aku menyadari bahwa aku berada di jalanan yang sepi dengan lampu-lampu jalanan yang berkedip-kedip di sekitarku. Aku merasa aneh karena belum pernah melihat jenis lampu seperti itu sebelumnya, dan juga mengapa begitu banyak bangunan yang tinggi disekitar sini?

Aku berjalan menuju ke sebuah tempat yang sangat ramai. Setibanya di sana, aku melihat banyak sekali benda beroda empat yang belum pernah kujumpai sebelumnya. Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah itu merupakan jenis kendaraan yang baru? Sepertinya banyak orang yang mengendarai kendaraan-kendaraan tersebut dengan begitu mudahnya, dan aku merasa penasaran dengan bagaimana cara menggunakannya. Aku memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang jenis kendaraan ini dan menanyakan kepada orang-orang di sekitar tempat itu.

Aku bertanya kepada seseorang di sekitarku, namun aku tidak dapat memahami bahasa yang ia gunakan. Aku merasa bingung, apakah itu bahasa naga atau bahasa dewa yang pernah aku gunakan sebelumnya? Aku benar-benar tidak tahu. Selain itu, aku baru menyadari bahwa banyak tulisan-tulisan di jalan juga sangat asing bagiku.

Aku merasa bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Aku tidak bisa berbicara dalam bahasa yang dimengerti orang-orang di sekitarku, dan mereka juga tidak bisa memahami bahasa yang aku gunakan.