Pagi itu, jam 6 di sisi balik jendela kamar ku, dengan segelas kopi di hadapan ku.
Mata ku yang sangat leluasa melihat apa yang ada di hadapanku.
Pemandangan yang aku ciptakan sebelum ini adalah anugrah dari Tuhan.
Di depan jendela kamar ku, halaman yang luas dengan berbagai pepohonan yang di tanam istri ku.
Lalu dia ada di samping ku.
Istri yang cantik, yang menemui ku dan memandang ku sebagai seseorang yang berbeda dari yang lain, wajah nya yang bersih putih tak pernah ada kerut meski dia sudah berumur.
Asik membaca buku yang di beli nya kemarin, entah buku apa yang jelas aku sangat senang jika dia juga senang.
Lalu meminum teh hangat yang di buat nya bersama kopi ku.
Di halaman rumah ku yang luas, begitu riuh nya dengan tawa anak anak ku, mereka ranum dan timur.
Anak yang di buat kan Tuhan untuk ku yang masih berumur muda, melihat mereka berlari menghentakkan kaki nya di tanah, tawa lepas mereka membuat hati ku begitu tenang, damai seperti aku berada di surga.
Sementara aku, sudah tak lagi memikirkan bagaimana mencari uang, karena uang akan datang kepadaku, dengan mudah berkah lagi berlimpah.
Sementara kepulan asap roko ku yang menuju keluar jendela, adalah kepulan asap yang sama seperti yang aku jalani dulu.
Mata ku sangat peka melihat apa yang terjadi hari itu dan dulu, masih terbayang perjuangan ku untuk menciptakan ini semua, dan semuanya tercapai.