Chereads / the battle of truth / Chapter 3 - who

Chapter 3 - who

Malam Yang Cerah berubah, Tiba tiba mendung menutupi langit yang penuh dengan bintang hingga membuat Kota kantraz yang sebelumnya terang menjadi kelam.

Alex yang berlumuran darah sekarang berjalan sambil menyeret dua bilah pedang di tangannya menuju ke tengah tengah lapangan.

Kesedihan nampak jelas di matanya. Bagaimana tidak, semua adik adiknya yang tadi sore bercanda bersama sekarang tewas dengan mengenaskan. Begitu juga dengan Ibu Paramita dan pengurus panti yang lainnya, mereka semua bahkan tewas dengan sangat mengenaskan. Semua itu karena ulah dari sosok berjubah hitam yang memiliki emblem ular berkepala tujuh atau biasa di sebut Hydra.

Alex berhenti sambil menatap rembulan yang perlahan lahan di tutupi oleh awan mendung. Ia bertanya tanya, kenapa semua ini harus terjadi kepadanya. Seandainya dia lebih kuat dan mampu menyadari keberadaan sosok berjubah yang ia bunuh dengan cepat maka semua ini tidak akan terjadi.

"Cih, bawahan yang nggak guna!!!. Ngelawan bocah yang belum kebuka kemampuan sihirnya aja gak becus!"

Tiba tiba muncul seseorang memakai armor full body tepat berada di depan Alex. Pria itu memakai Armor full body tanpa helm, armor yang ia gunakan sangatlah ramping hingga mengikuti bentuk tubuhnya yang kekar. Terlihat sebuah lencana hantu yang memegang sebuah sabit raksasa di lilit oleh ular berkepala tujuh yang identik dengan lambang di jubah milik sosok berjubah yang Alex bunuh tadi.

"Siapa kau!!?"

Menyadari ada seseorang di depanya, Alex segera meloncat kebelakang dan mengambil kuda kuda yang mantap sambil mengangkat twin sword di tanganya. Rasa kelelahan di dirinya segera menghilang digantikan dengan rasa waspada yang sangat tinggi.

"Hmmm, gerakan yang bagus nak. Kau tenang saja, aku kesini mau mengambil sesuatu yang ada di dalam tubuhmu."

Ucap pria itu sambil mengeluarkan belati aneh dari sarungnya yang ia letakkan di pinggang belakang dari armornya. Lalu ia menyeringai dan menerjang Alex dengan sekuat tenaga.

Reflek Alex langsung menyilangkan pedangnya untuk bertahan dari serangan pria itu.

"Trang...!"

Suara logam beradu memecahkan keheningan malam itu, Alex yang berhasil menangkis serangan dari pria itu terdorong lima meter kebelakang, sementara pria yang menyerangnya hanya meloncat santai ke belakang dan mendarat dengan pelan. Setelah mendarat, pria itu kembali maju kedepan dengan cepat sambil mengubah posisi pisaunya menghadap ke siku dan mata pisaunya menghadap kedepan.

"Mati!"

Teriak pria itu dengan nada sarkasme dan haus darah, Alex kembali menyilangkan pedangnya untuk bertahan dari serangan pria itu.

Tabrakan keras terjadi, Alex kembali terjungkal ke belakang dan roboh tak berdaya karena kuatnya serangan pria itu.

"Ahahahha, lemah. Kau tadi bergumam kalau kau sedikit kuat kau bisa menyelamatkan mereka? Sekarang lihat ini."

Sambil mengumpulkan mana elemen api di tanganya, pria itu berjalan dan mengejek Alex yang tak berdaya. Lalu saat ia merasa bola api di tangannya cukup padat, dengan santai pria itu melemparkanya kesamping Alex.

'Blam'

Cerukan yang cukup dalam tercipta ditanah dimana bola api itu mendarat. Alex yang berada cukup dekat dari pusat ledakan segera terpental kesamping dan mendarat ditanah dengan keras.

"Hahahaha Lemah!, Ayo cepat bangkit dan bunuh aku. Aku yang membunuh semua penghuni panti di sini."

Mendengar pengakuan dari pria itu, Alex berusaha bangkit sambil mengertakkan giginya dengan keras. Lalu, Ia segera berlari dengan terseok seok dan menebaskan kedua bilah pedang di tanganya kearah pria itu.

Namun, dengan santai pria itu mengangkat lenganya yang di balut oleh pelindung untuk menepis serangan Alex. Lalu ia menyeringai dan menendang Alex dengan kuat hingga membuatnya terdorong cepat kebelakang dan menabrak pohon dengan sangat keras.

'Akh'

Sedikit percikan darah muncrat dari mulut Alex, pandanganya mulai memudar. Tetapi Ia dengan keras berusaha untuk tetap menjaga kesadaranya. Sementara pria itu hanya tersenyum dan berjalan santai mendekati Alex. Lalu, Ia mengambil sebuah batu kecil dan mengisinya dengan Mana dan melemparkanya tepat ke perut Alex.

"Brakkk!"

Batu itu tepat mengenai pinggang kiri Alex hingga membuat seluruh daging dan ginjal kirinya menghilang. Darah mengucur keras dari luka itu. Alex yang berusaha untuk menjaga kesadaranya segera menyerah dan pingsan.

Alex merasa berada di suatu ruang gelap yang berair, Ia menoleh ke kiri dan kanan untuk melihat kesekeliling. Namun, yang ia lihat hanyalah sebuah kegelapan absolut.

"Apakah aku di neraka sekarang?"

Ucap Alex dengan putus Asa karena melihat kegelapan yang mengelilinginya. Setelah itu, Alex segera berlutut dan menundukkan kepalanya, air matanya menetes dengan deras. Ia menyesal karena tidak memiliki kekuatan sihir seperti orang orang, Ia menyesal karena lemah hingga membuat semua penghuni panti tewas. Namun di tengah penyesalannya Tiba tiba muncul sepasang mata berwarna merah berukuran cukup besar memandang Alex yang berlutut sambil menangis mennyesali akan lemahnya dirinya.

'Hmmm Titisan Elioth? Atau keturunannya?, Akhirnya kau sampai sini juga!"

Terdengar suara monster itu menggema, suara yang serak namun khas membuat Alex segera mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang berbicara kepadanya. Namun Ia hanya melihat sepasang Mata raksasa berada tepat di depanya. Alex yang biasanya sangat pemberani segera menjadi ciut nyalinya saat melihat sepasang mata yang menatapnya. Ia merasa seperti ada aura kehelapan yang menekan tubuh dan menggetarkan hatinya. Namun, Ia kembali memasang wajah tenang meskipun hatinya di sesaki oleh rasa takut yang ekstrim.

"Hahah, jangan banyak bacot. Neraka apa surga tempat orang lemah sepertiku nanti?"

Ucap Alex dengan lirih dan pasrah akan perlakuan dari sosok misterius yang berada di depanya.

"Cih, Sombong!. Apakah Elioth tidak memberi tahu mu? Tentang siapa kau sebenarnya?"

saat mendengar pertanyaan Alex,Sosok itu hanya mendecih dan kembali bertanya dan menyebut nama Elioth yang tidak di ketahui oleh Alex.

"Hoi setan!. Gue gak tahu siapa Elioth, dan gue gapeduli siapa dia yang gue peduliin gue yang lemah ini habis ini masuk surga apa neraka?"

Alex yang mulai kesal karena kembali mendengar Nama Elioth segera menghardik sosok misterius itu tanpa memperdulikan konsekuensinya.

"Hahahah, kau benci dengan lemahnya dirimu? Dan sekarang kau butuh kekuatan?"

"Ya, Aku benci diriku yang lemah ini. Dan Aku membutuhkan kekuatan untuk membalas perbuatan orang itu."

Dengan lirih namun penuh emosi, Alex menjawab pertanyaan monster itu.

"Apakah kau benci akan dunia yang busuk ini?, Apakah kau benci dengan orang orang yang tidak memperdulikanmu yang sekarang dalam masala?"

"Ya, Aku sangat membenci dunua yang busuk ini, Aku ingin menginjak injak dunia yang busuk ini dan menghancurkan orang orang yang kuat namun tidak mau memanfaatkan kekuatanya untuk menyelamatkan kami."

"Hahahah bagus, Aku juga benci dengan dunia ini. Aku akan memberikanmu kekuatan, tapi dengan satu syarat."

Mendengar sosok misterius itu ingin memberikan kekuatan kepadanya, Alex segera mendongakkan kepala dan melihat dengan tajam kearah Mata dari sosok misterius yang memandangnya.

"Apa syaratnya?"

"Kau akan kehilangan kemampuan untuk merasakan kasih sayang dari orang orang di sekitarmu dan mungkin kau tidak akan merasakan yang namanya Cinta lagi selama masa hidupmu. Gimana? Apakah kau setuju dengan syarat itu?"

Alex termenung setelah mendengar syarat yang diajukan oleh monster itu. Tapi, setelah termenung dan berfikir beberapa saat, Alex menggertakkan gigi dan menatap mata monster itu dengab tajam.

"Asalkan aku tidak menjadi tak terkendali, meskipun aku kehilangan kemampuan merasakan kasih sayang, aku tidak peduli. Aku, Alexander Lunar, menerima penawaranmu."

"Hahahahah, bagus aku suka dengan kepribadian dari keturunan Elioth yang satu ini."

"Bacot!!!, segera beri aku kekuatan untuk membunuh bajingan yang ada di luar sana!"

Hardik Alex yang tidak sabar untuk melumat orang yang melakukan hal ini kepadanya, Ia ingin menarik kepala pria itu dan memisahkan tulang belakang milik pria itu dari tubuhnya.

"Hahaha Baiklah Baiklah."

Setelah beberapa menit hening, tiba tiba muncul sigil berwarna hitam keperakan tepat berada di depan kening Alex yang sekarang menutup matanya dan menyiapkan mental untuk menerima kekuatan yang akan di berikan oleh monster itu.

"Wahai Sang kegelapan. Aku Sang Penguasa kegelapan Memerintahkanmu untuk memberkahi garis keturunan Elioth Kekuatan yang mampu melumat dunua, dan membuka segel Gerbang kegelapan dihantinya dengab mengorbankan perasaan Kasih sayang yang berada di dirinya."

Setelah mantra Aneh itu berhenti, Alex tiba tiba merasakan sebuah kekuatan yang sangat dahsyat menjalar keseluruh tubuhnya. Dan ia juga merasa sebuah kekang yang selama ini mengekang sesuatu yang berada di dalam dirinya terbuka dan memberikanya kekuatan baru.

Sementara diluar, tubuh Alex yang terluka segera memulihkan diri dengan cepat.ekspresi senang di wajah Pria misterius yang berjalan kearahnya segera membeku dan mempercepat langkahnya untuk mendekati Alex dan menusukkan pisau aneh yang berada di lenganya.

"Mati kau, Bocah!!!"

Teriak pria itu dengan keras sambil meloncat dan menikamkan pisau ke tubuh Alex. Namun, bayangan darah memuncrat yang terlintas di fikiranya tidak terjadi. Ia merasa kalau pisaunya menusuk sesuatu yang sangat keras dan sangat sulit untuk ditarik kembali. Ia terbelalak saat membuka matanya, melihat Alex dengan santai menangkap pisau dengan tangan kirinya dan menatap pria itu sambil menyeringai ganas. Terlihat mana kegelapan menyeruak dari dalam tubuhnya, matanya yang seharusnya berwarna coklat kini berubah menjadi hitam pekat sedangkan bagian korneanya berubah menjadi berwarna merah darah yang sangat menakutkan.

"Sial, kerasukan apa kau Bocah!!?"

Umpat pria itu sambil meloncat kebelakang dan memasang posisi siaga, matanya tidak pernah lepas dari Alex yang sekarang mulai bangkit dengan perlahan sambil tetap menggenggam Twin sword ditanganya.

"Hahahah, kenapa kau mundur pak tua?, Apakah kau takut?, Dasar Lemah!!!"

Setelah mengucapkan hal itu, Alex langsung melesat dan menebaskan pedang di tangan kirinya kearah pria itu. Melihat serangan datang, pria itu segera mengambil senjata jenis gada yang memiliki 5 sisi dan mengangkatnya secara vertikal kebagian kiri tubuhnya untuk menahan serangan dari Alex yang tiba tiba menjadi sangat kuat.

"Trang!!!"

Pedang di tangan Alex beradu dengan gada milik pria itu, Karena Efek dari benturan senjata, Pria itu tergeser kesamping dengan paksa, sementara Alex hanya menyeringai dan kembali mengayunkan pedang yang berada di tangan kirinya.

"Kenapa Pak tua? Sakit?, Dasar Lemah!!!"

Serangan kembali di lancarkan oleh Alex, dengan dua pedang ditanganya Ia segera meloncat dan kembali menebaskan pedang di tangan kirinya dengan keras.

"Trang!.... Krak!!!"

Karena kerasnya benturan dengan Gada milik pria itu, pedang di tangan kiri Alex yang awalnya sudah retak menjadi patah dan hancur menjadi beberapa fragmen kecil. Melihat pedang milik Alex hancur, Pria itu menyeringai dan mencoba mengayunkan gada yang sedari tadi hanya ia gunakan untuk bertahan. Namun, saat pria itu akan mengayunkan gadanya, tiba tiba Alex berputar kekanan di udara dengan cepat dan mengenai bahu kanan pria itu. Pria yang tadi akan memulai serangan, sekarang kehilangan momentumnya dan bahkan terluka oleh serangan dari Alex.

"Sialan Kau bocah, Aku akan membunuhmu!!!"

Umpat pria itu yang mulai kesal karena terkena sabetan pedang milik Alex, lalu ia mengayunkan gadanya dengan sembarangan berharap serangannya mengenai Alex. Namun, Alex hanya meloncat loncat dan sesekali merunduk untuk menghindari serangan itu. Perlahan lahan pria itu mulai mengeluarkan celah dan kelemahanya. Alex yang mengetahui kelemahan yang berada di bahu pria itu segera maju dan menebaskan pedang di tangan kananya dengan keras dan tajam.

"Zraaat"

Suara pedang yang menembus perlindung di lengan kanan milik pria itu dan berhasil memotong lengan nya. Seketika darah muncrat dari tunggul lengan milik pria misterius itu dan membasahi wajah Alex yang berada di depanya.

"Hahahah, pelan pelan aku akan memotong dan memisahkan semua anggota tubuhmu pak tua!!!"

Setelah menjilat darah yang berada di bibirnya, Alex tertawa lebar hingga tanpa sadar aura dingin dan menyeramkan yang keluar dari tubuhnya semakin pekat hingga membuat pria misterius itu merinding ketakutan.

"Hehehehe, apakah kau pikir semudah itu?, Apakah kau pikir aku bakalan kalah dari bocah ingusan sepertimu?, Dasar Naif!!!"

Tiba tiba keluar aura membunuh yang sangat pekat dari pria misterius itu dan dengan santai pria itu meremas lenganya yang terputus untuk menghentikan pendarahan dengan paksa. Lalu Ia segera merapalkan mantra dengan pelan sambil membuat segel dengan tangan kirinya.

Gerakan tangan nya sangat cepat dan tepat meskipun terluka cukup parah. Melihat pria itu membuat segel, Alex hanya menyeringai dan mengayun ayunkan pedang di tangan kirinya dengan santai.

"skill ignition"

Setelah membuat segel yang rumit, Pria itu menjulurkan tangannya kedepan dan berteriak dengan keras, tiba tiba muncul cahaya merah dari langit menyinari tubuh pria itu. Lalu dengan perlahan muncul Rune Rune magis di sekujur tubuh pria itu. Terlihat Rune yang menutupi sekujur tubuhnya memiliki warna merah yang berdenyut denyut menuju kearah lengan kanan milik pria itu yang sudah terputus. Dan dengan tiba tiba lengan yang semula putus kembali tumbuh dengan sekejap. Namun hal itu tidak mengejutkan Alex sedikitpun seakan ia tahu kalau skill yang di aktifkan pria yang berada di depanya mampu menumbuhkan bagian tubuh yang hancur atau terputus.

"Body Vajra !!!"

Setelah lengan kanan pria itu kembali tumbuh, Ia kembali berteriak dengan lantang untuk mengaktifkan skill miliknya dengan sempurna. Dan setelah Ia berteriak, terlihat Rune berwarna merah di tubuhnya berhenti berdenyut dan memancarkan cahaya merah dengan tenang dan tidak bergerak sedikitpun.

"Hahahah, sialan kau bocah, gara gara kau aku harus menggunakan skillku!!!"

Pria itu tertawa terbahak bahak seakan Ia sudah melihat kemenangan berada di depan matanya. Lalu Ia segera mengacungkan gadanya kearah Alex yang sedari tadi menyeringai seakan akan tidak gentar dengan skill kuat milik nya.

"Menarik sekali pak tua"

Dengan cepat Alex berlari kearah pria itu dengan membawa sebilah pedang di tangan kirinya. Lalu Ia mengayunkan pedang itu dan mengirimkan sebuah cahaya pedang kearah pria itu. Namun, Pria itu hanya tersenyum dan menyilangkan Gada di tangannya untuk menahan serangan yang dilancarkan oleh Alex.

"Trang"

Cahaya pedang milik Alex segera hancur setelah menghantam gada milik Pria itu. Namun Alex tidak berhenti sampai di situ, Ia dengan cepat berlari ke samping musuhnya dan menebaskan pedangnya kearah pinggang milik pria itu.

"Ding"

Suara logam beradu terdengar saat bilah pedang milik Alex mengenai pinggang milik pria misterius tersebut. Alex terkejus sesaat karena melihat pertahanan kuat musuhnya yang meningkat pesat. Sementara pria itu hanya menyeringai dan mengayunkan gada miliknya kearah Alex dengan kuat.

"Blammm"

Alex yang tidak siap dengan serangan mendadak itu segera terkena pukulan kuat dan terpental beberapa meter dan menabrak sebuah pilar gedung asrama dan merobohkanya.

Lalu pria itu menciptakan sebuah bola Api di tanganya dan menembakkanya kearah Alex, namun serangan miliknya hanya mengenai tembok dan membuat lubang yang cukup besar di tembok itu.

"Hampir saja"

Alex yang berhasil mengindar tepat waktu hanya bersyukur karena tidak terkena serangan dari musuhnya setelah melihat dampak yang dihasilkan dari bola api itu.

Namun saat Alex masih melihat lubag yang di tembok, tiba tiba Pria itu berada di belakangnya dan kembali menyerang Alex dengan bertubi tubi. Sementara Alex berusaha sekuat tenaga untuk menangkis serangan dari pria itu dengan pedang yang ia pegang. Namun usahanya akhirnya gagal, Ia terkena pukulan dari pria itu dan terpental kembali sejauh tiga meter. Namun, sebelum Alex mendarat di tanah, Pria itu bergerak dan dengan cepat berada di belakang Alex, lalu Ia kembali menyerang Alex dengan kuat. Dan hal itu terjadi secara beruntun. Setelah beberapa menit menyerang Alex dengan bertubi tubi, pria itu akhirnya menghentikan seranganya untuk melihat apakah musuh yang Ia hadapi masih hidup atau sudah mati.

"Hahahah, segitu di bilang kuat?"

Ucap Alex sambil bangkit dan melihat kearah pria itu, sementara pria misterius itu membelalakan matanya karena terkejut melihat Alex yang tidak tergores sedikitpun karena serangannya.

"Sekarang giliranku. sword flame burst"

Lalu Alex mengangkat kedua tanganya tepat di depan dadanya seakan ia menggenggam dua buah pedang kembar di tanganya. Lalu muncul sebuah Rune magis berwarna hitam keungu unguan tepat diatas kepalanya, dan dengan tiba tiba muncul dua bilah pedang kembar berwarna hitam pekat