Chereads / Alphabet Spectrum / Chapter 24 - Ch. 025 - Perasaan Asing

Chapter 24 - Ch. 025 - Perasaan Asing

Hallo, namaku adalah Vivi. Seseorang yang sedang diincar oleh begitu banyak pihak.

Namun dibawah naungan Gideon dan Gilbert, aku merasa ketenangan yang luar biasa hingga suatu momen mengatakan aku harus berada di pelukan mereka.

Sudah satu tahun aku bersama kedua pria yang menjadi rekan yang sangat bisa ku andalkan.

Sedikitpun luka yang aku terima selalu diobati dan kepanikan yang mereka rasakan saat aku dalam bahaya membuat aku senang.

"Vivi, kau tidak apa-apa?"

Suara yang begitu hangat terdengar ini membuat aku ingin tidur, mungkin saja mimpi akan begitu indah saat aku terlelap sekarang, kan?

"Vivi, sadarlah!"

Gilbert terlihat berusaha membangunkan Vivi yang sudah begitu pucat dan panas ditubuhnya membuat dirinya semakin panik.

Di area hutan kutub barat yang menjadi misi penaklukan Yeti yang begitu banyak dan menganggu mobilisasi pangan dari negeri seberang menjadi hambatan terhebat selama party Gil melaksanakan misi.

Keberadaan mereka sekarang sedang diancam oleh badai cukup ganas yang membuat mereka harus menunggu di gua yang begitu dingin dan gelap.

Namun dengan bantuan Roh Cahaya dan api, sebenenrya kondisi sudah aman karena cahaya dan kehangatan telah di dapat.

Namun Vivi sejak awal sudah demam tinggi dan hawa dingin yang sudah berada pada tubuhnya tak kunjung keluar.

Vivi tersenyum saat mencoba untuk terlelap, namun Roh Cahaya melarang Vivi tertidur karena yang sedang terjadi adalah bahwa Vivi mengalami ini karena terkena kutukan para Yeti.

Gilbert terus memanggil-manggil nama Vivi agar tidak tertidur, efek "hibernasi paksa" yang diberikan Yeti dapa menyebabkan kematian, itulah ucapan Hikari yang membuat Gil takut.

Sementara Gil berusaha menyalurkan suara dan energi spiritual miliknya, Gideon terlihat mengusir Hikari dan mengambil alih kepribadian miliknya.

"Jangan khawatir Gil, aku akan menyelamatkan Nona Vivi!" ucap Gideon yang begitu besar dan nyaring membuat Gil kaget menatap matanya.

"Betha, Zetha, Rho! anti spelling!" ucap Gideon dan mendaratkan sentilan kencang di dahi Vivi dan seketika kutukan itu menghilang.

"Ignis, tolong hangatkan Nona Vivi?" perintah Gideon yang menyalurkan telapak tangannya ke kepala Vivi dan Ignis sang Roh Api masuk ke tubuh Vivi dalam bentuk core energi dan perlahan menghangatkan tubuh Vivi dan menstabilkan demamnya.

Gil akhirnya merespon apa yang terjadi.

Sejak awal hal seperti ini bukan hal besar yang harus membuatnya panik, keberadaan Gideon benar-benar termasuk berkat yang begitu besar karena kekuatannya sendiri bukanlah kekuatan yang sepele.

Vivi akhirnya tersenyum kepada kedua orang yang menunggunya bangkit, dan dia akhirnya tertidur pulas di paha Gilbert dan menatap wajah Gil yang sudah ketakutan.

"Maaf ya Gil, aku sudah membuatmu takut!" ucap Vivi menyentuh pipi dingin dari Gil yang dipenuhi air mata yang cukup mendalam.

"Selamat tidur!"

****

Sekali lagi misi yang diberikan kepada Party Gilbert berhasil diatasi oleh ketiga orang tersebut.

Nama mereka mulai dikenal oleh petualang veteran yang ada di Negeri Oseana.

Selain mereka yang memuji keberhasilan atas misi-misi yang Gil jalankan, rekrutan-rekrutan bermunculan untuk mengundang Gil maupun Vivi secara langsung untuk join ke Guild-guild besar disana.

Sejak awal keberadaan mereka sendiri diakui hanya karena mereka tau hanya dua sosok yang normal dalam susunan party tersebut dan Gideon cenderung dilupakan karena perawakan Gideon yang sungguh berbeda saat dalam Medan pertempuran maupun dunia nyatanya.

Namun tak hanya pujian, tapi rasa curiga yang besar dan iri karena prasasti party tersebut dirasakan secara langsung.

Banyak party dari guild terkenal yang memandang sebelah mata rookie terbaik di kota tersebut yaitu Party Gil yang tersohor.

"Jadi itu ya Rookie yang mengalahkan ratusan Yeti kemarin malam?" ucap salah satu pengelana yang memulai percakapan diantara mereka.

"Benar, tapi katanya moral dan sopan santunnya minus!" ucap pengelana lainnya yang membuat percakapan mulai heboh.

Gilbert, Gideon dan Vivi yang sudah kelelahan hanya bisa mendengarnya dengan lapang dada, karena jujur saja bagi Gil dan Vivi, tenaga yang mereka miliki sekarang sedang benar-benar nol, Sedangkan Gideon seperti biasa hanya fokus terhadap dunia miliknya.

Percakapan itu sebenarnya harusnya berhenti dalam bisikan-bisikan kecil saja, tadinya. Namun, sekumpulan petualang licik yang melihat kesempatan emas untuk menunjukan superioritas mereka disana.

"Ohhh ya, jadi ini sosok party sombong yang sedang tenar itu?" ucap Pemimpin party tersebut yang bernama Gerald si Babon Hitam.

Badannya yang besar layaknya Babon benar-benar membuat hawa intimidasi diantara para petualang lainnya.

Ada yang menunggu kericuhan dari kedamaian yang ada, dan juga yang tak ingin terlibat lebih lanjut.

Petualang terlihat mengitari mereka dan memberi ruang kepada 2 party tersebut untuk berbicara.

"Kayaknya mereka cuman pakai jasa orang dalam saja deh, lihat lemah gini!" ucap ksatria yang merupakan wanita yang menjenggut rambut Vivi.

Vivi yang dijambak begitu saja membuat Gideon yang menatapnya mendorong gadis itu sampai terpental setelah mengucapkan dua kata saja.

Tiga petualang lainnya segera bergerak untuk menebas Gideon yang melawan mereka.

"Lemah sekali kalian!!!" ucap Gideon yang sedang di kendalikan Ignis dan membakar senjata mereka setiap dia menyentuhnya.

Gilbert berdiri dihadapan Gerald mengeluarkan sedikit energi spiritual miliknya dan menahan tangan Gerald yang meninjunya sekuat tenaga.

"Kami sudah rela berdiam diri agar tak membuat keributan, tapi kalian sendiri yang cari gara-gara!" ucap Gil dan mendorong tangan milik Gerald dan membuatnya terpental dan mengenai kerumunan pengelana lainnya.

Sikap Gil dan Gideon membuat petualang lain unjuk gigi, mereka satu persatu menyerang party tersebut yang sedang ada di tengah kerumunan.

Namun Gideon yang sudah mengambil alih kesadarannya melakukan tindakan lebih gila dengan meledakan tempat itu dan membuat semuanya keluar dari area itu.

Tak hanya meledakan, tapi sihir Gideon juga membungkus semua orang agar tidak terluka karena efek ledakan, kecuali mereka yang berniat menyerang party tersebut tidak dilindungi oleh sihir Gideon.

"Dasar para perantau tak tau diri!" ucap salah satu dari mereka yang mengutarakan apa yang dia rasakan saat melihat dua sosok yang begitu kuat berdiri disaat semuanya begitu lemah untuk diliat.

Gilbert menahan Gideon yang terpancing ucapan tersebut, dia berdiri paling depan mewakili Gideon yang marah karena nada ucapan tersebut dan Vivi yang ketakutan karena beberapa pandangan yang sudah mengincar dirinya.

Dalam selintas, sesuatu yang menggebu-gebu mendarat memecah belah pandangan diantara mereka.

Serangan tersebut di tahan oleh magis milik Gideon yang melindungi semuanya dari debu yang berterbangan dan ditangkap oleh gelembung yang berterbangan di udara.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Teriak pria yang menjadi salah satu simbol kekuatan di Kerajaan Oseana yang merupakan salah satu dari lima pengelana terkuat saat ini.

Para pengelana dan penduduk yang melihat kedatangan sang jagoan bergembira sedikit, kedatangannya merupakan sesuatu yang ditunggu karena pria itu adalah warga asli Oseana yang menjadi pengelana terhebat saat ini.

"Usir mereka, Tuan Caelus?" Permintaan seorang pengelana yang merupakan rekan dari Gerald yang tersenyum kepada Gerald.

"Benar tuan Caelus, mereka sudah berbuat onar dan menghancurkan tempat ini, mereka teroris yang meneror warga saat ini!" ucap puas Gerald yang menyeringai menuduh mereka walaupun hal tersebut benar.

"Ahhh soal ini ya, bukankah tinggal seperti ini saja?" ucap Gideon yang segera menyela ucapan Gerald dan menjentikkan jarinya.

Susunan partikel yang hancur perlahan berterbangan seketika, inilah magis yang begitu indah bahkan semuanya terpukau melihat hal tersebut.

Namun Caelus yang melihat hal tersebut membencinya, matanya begitu mengutarakan kebencian yang mendalam.

Benar. Caelus adalah pengelana yang seperti itu, sesuatu yang lebih baik dari dirinya harus dihancurkan oleh dirinya.

Tangan kanan Caelus terlihat membuka sarung tangannya dan melemparnya kehadapan Gilbert.

"Bertarung lah denganku, buktikan kalau kalian layak berada disini!" ucapnya tegas dengan mata merahnya yang menyala.

Gilbert yang menerima sarung tangan, melihat kearah Vivi dan Gideon yang merupakan rekannya.

Perlahan dia menghela nafas dan memikirkan hal terbaik apa yang harus dia lakukan.

Keputusan yang asal-asalan dapat membuat mereka hancur, namun jika terlalu lama berpikir, bisa jadi hal tersebut terjadi juga.

Gideon yang menatap Gilbert yang putus asa karena kelamaan berpikir tergerak melalukan sesuatu, tanpa sadar tangannya mendorong Caelus dengan sihir angin yang menghempaskan ya seketika.

Orang-orang melihat hal tersebut benar-benar terkejut karena kejadian yang benar-benar di luar kendali itu benar-benar merubah segalanya.

"Gideon, cepat teleport orang-orang yang berada disini!" Teriak Gilbert yang membentak Gideon karena melakukan hal tersebut.

Gilbert yang telat untuk menjawab mengantisipasi orang-orang yang akan terlibat, dan Gideon segera merapalkan mantra pendek dan lingkaran sihir besar menyebar dan seketika memindahkan manusia lain yang bisa terkena getah dari pertarungan yang akan terjadi.

"Vivi, tolong bawa Gideon lari dari sini!" perintah Gilbert yang sudah meraih pedangnya sebelum sesaat pengguna tombak beradu senjata dengan dirinya.

"Gideon, ayo kita lari!" ucap Vivi yang membawa Gideon yang sedikit pusing karena efek samping menggunakan sihir teleportasi, mereka masuk ke dalam bangunan cafe yang sudah di kembalikan oleh Gideon setelah di bom sebelumnya.

Caelus dan Gilbert saling mengadu senjatanya dengan sangat gila. Teknik kemampuan mereka menggunakan senjata masing-masing benar-benar sangat hebat.

Tak ada suara apapun yang mereka keluarkan dalam pertarungan, teknik yang tak mereka sebutkan menjadi sesuatu yang sangat diwaspadai satu sama lain.

Berbeda dengan para penyihir yang berteriak saat rapalan telah usai, bagi ksatria, teknik menggunakan senjatanya menjadi

Tapi hal itu tidak untuk Gilbert yang juga merupakan kontraktor roh mulia lewat sumpah yang diberikan oleh Gideon.

"Ayo kita sudahi kesunyian pertempuran ini, Tuan Muda Caelus!" teriak Gilbert yang dibantu oleh dua roh mulia yang meminjamkan elemen miliknya.

Gilbert mendorong Caelus dengan beberapa tebasan yang terus ditangkis Caelus dan tak memberikannya ruang sedikitpun untuk Caelus memulai serangannya sekarang.

"Sial, aku lengah."

"Kena kau, Muncullah, phantom world!" ucap Caelus yang menyelesaikan ritualnya dan membuat Gilbert masuk kedalam dunia spiritual yang dia miliki.

Gilbert dengan Hikari yang mendampinginya memperhatikan dunia yang begitu gelap karena kekuatan milik Caelus.

Caelus yang sejak awal memancing Gilbert ke wilayahnya tersenyum karena akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk menghabisi sosok yang sejak awal dia incar.

****

Vivi dan Gideon yang mengintip dari dalam Cafe tersebut kaget saat keduanya menghilang dari pandangannya.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Mereka mendekat?!"

Tubuh Vivi bergetar hebat saat merasakan keberadaan orang yang mengincar dirinya.

Kericuhan yang sejak awal terjadi ini benar-benar sudah di reka oleh mereka yang mengejar sosok Vivi.

Vivi semakin memendamkan pandangannya dan berharap orang yang mengintainya tidak berani mendekati dirinya karena keberadaan sosok anak ajaib yang ada di sampingnya.

Tapi tetap saja, ketakutan terbesar Vivi terus menerus membuat mental Vivi down dan dalam segenap pemikirannya, kali ini tidak ada jalan lain.

"Nona Vivi kenapa?"

Suara tanya dari Gideon membuyarkan pikiran Vivi dan setelahnya, ledakan besar terjadi meledakan seluruh tempat yang ada disana....