"Identified" ucapnya sambil mengawang di eksosfer.
Tidak butuh waktu lama hingga dia mendapatkan semua data tentang planet itu.
Planet itu berwarna biru, dengan bangunan-bangunan tinggi seperti pohon namun terbuat dari beton.
Tidak terdeteksi energi sihir, seperti planet-planet yang pernah ditemukan.
Elanos, "Planet ini di huni oleh kehidupan cerdas yang disebut Manusia."
Seluruh tentakelnya telah beregenerasi, menandakan bahwa ia sudah memakan banyak.
Elanos, "Aku akan melihatnya dari dekat," dia menggunakan skill "Transformation Body."
Dia mewujud sebagai apa yang disepakati manusia secara umum sebagai pria tampan. Tingginya 180 cm dengan berat 75 kg.
Bahunya lebar dengan perawakan yang bugar, tubuh atletis dengan setelan jas hitam, rambutnya hitam dengan model klasik curtain hair, warna matanya cokelat.
Elanos, "Jadi itu, pelat logam yang mereka sebut 'mobil' ah! itu alat transaksi(uang), itu gajah! oh kucing, burung, semut, bakteri, pen*s, Treponema Pallidum, sifillis."
Tiiinnnnn, suara klakson mobil, "Jangan di tengah jalan GOB*LOK!!! dikira punya nenek lu."
Elanos, "Kasarnya... yah memang aku yang salah, maaf!"
Pengendara, "Cih! anak jaman sekarang, ngadi-ngadi bae"
Elanos dapat dengan mudah memusnahkan pria yang kasar itu, namun ia masih penasaran dengan sesuatu yang mereka sebut 'cinta'.
Elanos, "Peradaban yang jauh lebih maju dari reptilian atau para elf yang suka tidur di hutan dengan tubuh telan*ang."
Elanos, "Sebenarnya jenis kami juga telan*ang, namun itu tidak penting karena kami tidak memiliki kelamin."
Di pinggir jalan pada sebuah taman, ada seorang gadis yang terus menatap Elanos dengan mata yang berbinar-binar.
Gadis itu mengenakan earphone dan knit cap pada kepalanya, duduk sendirian di bangku taman.
Karena merasa waspada kemudian elanos menggunakan skill, "Identified."
Nama: Dea
Usia: 22 Tahun
Status: Pasien, Penggemar K-pop
Keahlian: Mengambil pelajaran hidup dari film drakor
Atribut: Depresi, sedih, kehilangan semangat hidup
Psikis: Saat ini sedang mengagumi anda (Woahhhh gantengg bangettt, culik aku mas mwehehe hehe)
Kondisi: ....
Dea, "Ehhh, kenapa keluar cahaya dari matanya"
Elanos mendekatinya....
Deg-deg deg-deg, jantung dea berdegup kencang, wajahnya memerah tersipu malu.
Elanos, "Oh, maksudmu cahaya ini, ini teknologi terbaru"
Dea, "Teknologi? aku b-belum pernah mendengar itu"
Elanos, "Karena itu baru"
Elanos pergi meninggalkannya, karena sepertinya dia bukan ancaman...
Dea, "Tunggu!"
Elanos, "...."
Dea, "Apa kau mau berbicara dengan ku?"
Elanos, "Maaf aku sedang mencari 'cinta'"
Dea, "Ehhh, bab-b-b-b-ba-bagaimana denganku!!!"
Dea, "A-a-apa, um-maksudku, apa itu pacarmu yang kau cari?"
Elanos, "Apa kau tahu cinta?"
Dea, "Ya... menurutku... aku tahu"
Elanos duduk di sebelahnya.
Dea, "Apa kau suka mendengarkan musik?"
Elanos, "Terkadang"
Dea, "Apa musik yang kau dengar?"
Elanos, "Itu terdengar, 'sheeesss schrooogrhhh sssheeshhhaaaa' itu sedang trending"
Dea, "haha... ehh-wow! aku belum pernah dengar itu, metal core? hardcore? death metal? sepertinya itu jenis baru, haha-ha!"
Elanos, "T-tentu saja! itu jenis baru ha-haha!"
Dea, "Ini lagu kesukaanku, ingin dengar?"
Dea menyodorkan earphone miliknya.
Musik, "I see trees of green, red roses too, i see them bloom for me and you and i think to myself, what a wonderful world."
Dea, "Gimana? apa kau suka?"
Elanos, "Tidak"
Dea, "A-haha! itu masalah selera, tunggu! aku punya lagi"
Percakapan mereka berlangsung selama berjam-jam, hingga matahari tenggelam.
Elanos, "Hah! mobil merah yang lewat, aku benar 50x habis ini truk berwarna silver, membawa material bangunan dikendarai seorang supir yang gemuk yang terbiasa marah pada kernetnya"
Dea, "O-orang ini, asal tebak tapi bener terus, gila tebakannya gila!"
Elanos, "Hah! itu bukan apa-apa"
Dea, "Truk silver membawa material bangunan dengan seorang supir gemuk, ha-haha! tampar aku sampai pingsan jika kebiasaan supir itu benar apa yang dikatakannya!"
Elanos, "Hei!"
Dea, "Wahh tidak terasa yah, hari sudah sore..."
Dea, "Masa para makhluk pulang pada rumahnya"
Elanos, "Kau belum menjawab pertanyaanku."
Dea, "Kan sudah kubilang bahwa kau harus merasakannya sendiri"
Elanos, "Aku datang mencari pemahaman kontekstual karena itu di luar pemahamanku"
Dea, "Baiklah oke, mari kita pergi ke suatu tempat"
Elanos, "Pergi kemana? hei tunggu!"
Keramaian memberikan getaran yang aneh, suatu kelengahan dari bahaya di sekitar karena adanya anggapan menjadi bagian dari kelompok yang lebih besar, hal itu memberikan perasaan nyaman, perasaan bahwa kau tidak sendirian, itu adalah obat bagi makhluk lemah seperti mereka.
Para pedagang berjejer dengan tertib, pada malam yang hangat itu, banyak orang berlalu-lalang untuk sekadar menunjukan kejantanan pada para gadis, atau anak-anak periang yang menyeret ibunya untuk membeli kue manis, gemerlap cahaya kendaraan berpartisipasi dalam keramaian, sungguh dunia yang dangkal.
Dea, "Hei! jangan melamun, nanti tersesat"
Dea memegang tangannya....
Elanos, "Tempat apa ini?"
Dea, "Ini? pasar malam kau tak tahu?"
"Hei hati-hati" kata orang saling berdesakan.
Dea, "PEGANG TANGANKU! JANGAN DILEPAS!" Teriaknya.
Mereka menuju pada sebuah kedai kecil, kedai itu dipenuhi asap berbau daging yang dipanggang, baunya menarik perhatian setiap orang yang melewatinya.
Terlihat seorang wanita tua, mengibas dengan lihai di atas pemanggang yang terdapat potongan daging kecil yang tertancap rapih pada stik bambu ramping, sesekali dia menyeka keringatnya, lalu kembali mengibasnya.
Dea, "Coba ini"
Elanos, "Apa ini?"
Dea, "Ini sate, belum pernah makan sate? wahh kasihan sekali"
Elanos, "Nyam...nyam"
Elanos, "Enak... ini enak!"
Elanos, "Tambah lagi!"
Dea, "Hahaha! itu yang kusebut cinta!"
Elanos menghabiskan 20 piring....
SENDIRIAN.
Elanos, "Tambah...." slurpp, slurpp, slurpp!... menjilati piringnya.
Dea, "Ah-haha, ehmm... apa kau bawa uang?" bisiknya.
Elanos, "Maksudmu alat transaksi" masih menjilati piringnya.
Dea, "Ya itu!"
Elanos, "Tidak"
Dea, "Apa? eh!"
Dea diceramahi habis-habisan oleh pemilik kedai.
Ibu pemilik kedai, "Saya akan melaporkan kalian berdua ke poli...."
"Identified" skillnya tertuju pada ibu tersebut.
Nama: Ningsih
Usia: 46 Tahun
Status: Pedagang, Ibu Rumah Tangga
Keahlian: Pekerjaan rumah tangga, memasak, dll
Atribut: Marah besar, lelah
Psikis: Merasa kesal pada pembeli yang tidak membayar (pasti! pasti akan kulaporkan ke polisi, tunggu saja dasar anak-anak berandal)
Kondisi: Seorang ibu rumah tangga yang mengalami gangguan pernafasan atau sesak nafas, menderita diabetes, stress berlebih, kanker paru stadium 1.
"Modification"
Nama: Ningsih
Usia: 46 Tahun
Status: Pedagang, Ibu Rumah Tangga
Keahlian: Pekerjaan rumah tangga, memasak, dll
Atribut: Senang hati, pengalaman spiritual yang damai
Psikis: Ikhlas hati, berserah diri, filantropi (sungguh...anak-anak yang sangat malang, mereka terjebak oleh keramaian dan tersesat selama 1 juta tahun dan belum menemukan rumahnya)
Kondisi: Seorang ibu rumah tangga yang sehat bugar, berat badan yang menurun 20 kilogram, kulit yang kencang dan halus.
"Modified Complete"
Ibu pemilik kedai, "Hiks...hiks... kamu yang sabar ya nak"
Dea, "Eh???"
Ibu pemilik kedai, "Kalian tinggal di rumah ibu ya nak, pokoknya ga boleh nolak."
Ibu pemilik kedai, "Udah kalian ga usah bayar, sudah cukup pedih apa yang kalian jalani"
Dea, "Eh???"
Dea, "EEKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!"
Ibu tersebut pun mengemasi kedainya dan menutupnya.
Mereka berjalan ke rumah ibu Ningsih, dengan dea yang menghitung bintang di atas kepalanya.
Dea, "Satu... dua... awan berbentuk gajah, oh kelinci!"
Ibu Ningsih, "Nah kita sudah sampai, memang tidak mewah, ibu harap kalian betah, mari silahkan masuk nak."
Elanos menarik dea yang masih menghitung bintang.
Dea, "Oh-haha! lumba-lumba"
Elanos, "Ayo masuk"
Mereka berdua diperkenalkan kepada keluarga ibu ningsih, pasangan itu memiliki dua orang anak, yang satu sudah menikah dengan pria kota dan tinggal bersama suaminya, dan yang satu masih sekolah umurnya 11 tahun seorang gadis yang pemalu.
Ibu ningsih menceritakan kondisi mereka dan keluarga itu setuju untuk memberi mereka tempat tinggal sementara, disisi lain Dea semakin bingung namun dia diam saja karena merasa tidak enak hati melihat keluarga itu menangis pilu.
Ibu ningsih, "Ini kamar untuk Dea, dan maaf untuk Elanos kamu tidur di sofa saja ya nak, kamarnya sudah penuh"
Elanos, "Itu tidak masalah"
Ibu ningsih, "Baiklah kalo ada apa-apa panggil saja ibu, anggap saja seperti rumah kalian sendiri, selamat malam"
Elanos akan pergi meninggalkan bumi; karena sudah tidak memiliki urusan lagi, dia berpikir manusia itu sangat sadar, suatu makhluk yang dapat menjaga keseimbangan dari ketidakteraturan menjadi keteraturan, dari kekacauan menjadi kedamaian, mereka juga sangat menghargai sejarah atau para pemikir sebelum mereka yang merupakan ujung tombak seluruh pengetahuan mereka, "Akan berkembang sejauh mana, makhluk yang sangat menarik ini," pikirnya "Jika bukan karena perang atau kebodohannya sendiri."
Elanos, "Mungkin bisa menjadi pion yang berguna."
"Identified."
Nama: Dea
Usia: 22 Tahun
Status: Pasien, Penggemar K-pop
Keahlian: Mengambil pelajaran hidup dari film drakor
Atribut: Depresi, sedih, kehilangan semangat hidup
Psikis: Mimpi buruk (Ibu, Ayah jangan tinggalkan aku... hiks...hiks...)
Kondisi: Seorang pasien penderita kanker otak stadium akhir, masa hidupnya tinggal 1 bulan lagi, keluarganya tidak memiliki biaya untuk pengobatan rumah sakit, dan kini dia sedang melarikan diri dari rumah.
"Modification"
Nama: Dea
Usia: 22 Tahun
Status: Gadis sehat, Penggemar K-pop
Keahlian: Mengambil pelajaran hidup dari film drakor
Atribut: Penuh cinta, periang, semangat menjalani hidup
Psikis: Tidur, mimpi indah (Wahaha sate mau lari kemana... hahaha sate tungu aku)
Kondisi: Sehat bugar, tertidur pulas.
"Modified Complete"
Elanos, "Ini adalah apa yang aku pelajari"
Dea, "Apa kau sudah menemukannya?" dea bergumam dalam tidurnya.
Elanos, "..."
Elanos, "Selamat tinggal"