Chereads / Nusantara Under Attack / Chapter 4 - Pagi Yang Cerah

Chapter 4 - Pagi Yang Cerah

Cahaya matahari pagi masuk melalui jendela yang terbuka. Fika masih setengah sadar karena baru kali ini dia dapat merasakan sentuhan cahaya secara langsung di pagi hari dan tempat tidur yang tidak jauh berbeda dengan yang ada di istana, biasanya dia akan naik ke permukaan untuk menghela kehangatan sang surya. Kehangatan yang dia dapat membuatnya sangat malas untuk bergerak.

Badannya terasa berat karena tertindih oleh sesuatu di atas perutnya. Tangan kecil memainkan payudaranya membuat putingnya mengeras. Sedikit terganggu Fika membuka mata.

"Lily? kamu ngapain," melihat payudaranya yang masih dimainkan Lily, otaknya masih loading. Tersentak dia berkata, "Hei! stop! apa yang kau lakukan!"

"Tenanglah, rileks, biarkan itu keluar."

"Hah! apa? Hei... Ahhh!" Fika menutup mulutnya yang mengeluarkan suara aneh.

Tak kuasa dengan perbuatan Lily, Fika mencoba menyingkirkan tangan anak itu dari payudaranya. Menyadari hal itu, Lily mendekatkan mulutnya untuk menyosor ke payudaranya, dan, "Happ!"

"KYAAA!!!"

Kairos menuju ke kamar berniat untuk membangunkan Fika, seketika dia terkejut dengan adegan sensual yang berlangsung di dalam kamarnya, wajahnya tersipu malu, berbalik arah dan berkata, "Begitu syulit lupakan. Lupakan! aku tidak lihat!"

"Lily, bisa kau turun... kyaaa!"

.

.

.

Di dalam ruang makan, semua orang berkumpul. Dengan sarapan pagi, berupa roti isi yang ditumpuk di atas piring besar. Segelas susu untuk masing-masing kepala. Suasana hening menyelimuti pagi hari pada kala itu, tidak ada satupun dari mereka yang bersuara, hingga akhirnya Ibu berkata, "Lily, kenapa kau melakukan itu?"

Lily diam tidak bersuara.

"Tidak apa Ibu, Lily cuma ingin bermain, benar kan? Hahaha!" Ucap Fika berusaha mencairkan suasana. Suasana serius membuat senyuman Fika layu seketika.

"Sebenarnya, Lily ingin membuat dadih [1]"

"Dadih?" Semua orang penasaran karena baru mendengar hal itu.

"Ya. Yogurt tradisional yang dibuat melalui proses fermentasi," Pandangan Lily tertuju pada payudara Fika, dengan malu fika menutupinya. Lanjut lily, "Tapi yang membuat jantung Lily berdegup kencang adalah proses mitosis yang terjadi selama masa fermentasi, lily ingin mengamati..." Kini matanya tertuju ke atas, mengeluarkan cahaya terang, "Ah... Lactobacillus Casei [2] betapa luar biasanya bahwa organisme itu bisa dihasilkan dari air susu. Kalian paham betapa anehnya itu! itu berada di dalam usus manusia untuk membantu pencernaan."

Dengan senyum getir Kairos berkata, "Anu, Ibu, apa sebaiknya kita meminta bantuan seseorang, psikolog atau mungkin Kak Seto, karena ada yang SALAH dengan ANAK ini!!!"

Obsesi? Minat? Jenius? Tidak mungkin, dia cuma anak SD, umur 11 Tahun. Sudah pasti ada gangguan pada sarafnya.

Sementara fika masih bingung dengan apa yang dikatakan Lily, "Lato... la... to...."

.

.

.

Saat itu ayah pulang dari tugasnya yang melelahkan. Bisa dipastikan itu adalah awal dari obsesi Lily pada mikroorganisme. Pagi itu, ayah meninggalkan mikroskop di ruang tamu — entah apa yang ayah lihat — setelah beberapa lama, dia kembali membawa segelas kopi.

Anak itu, hanya melihat alat itu sembari menghisap jarinya.

Ayah bilang, "Kamu belum pernah liat itu?"

Lily hanya menggelengkan kepalanya. Karena ayah sangat sibuk dengan pekerjaannya, dia jarang bertemu keluarganya, wajar saja jika Lily tidak banyak bicara pada ayahnya.

Awalnya dia cuma diam saja, tetapi karena ayah adalah seorang pejabat yang pandai berorasi, dia memprovokasi pikiran anak itu.

"Apa hewan yang paling kecil?"

Dengan pelan Lily membalas, "Semut."

"Selain semut."

"Anak semut."

"Ya, itu memang kecil hahaha!" Ayah melanjutkan, "Ada hewan yang lebih kecil, yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa. Hanya dengan alat ini," menunjuk ke mikroskop, "hewan itu dapat dilihat. Mau lihat?"

Anak itu, untuk pertamakalinya, melihat melalu lensa kacamata yang berbeda. Sambil melihat sesuatu yang bergerak, dia melihat bentuk aslinya dan tidak percaya, setitik cairan yang dapat diamati oleh mata, ternyata terdapat makhluk kecil yang bergerak-gerak.

Saat dia mendapat pengalaman baru, rasa penasaran akan mengajaknya untuk ke suatu tempat. Sembari dia mengamati, ayah berkata, "Hewan-hewan yang kau lihat itu, dapat bergerak dengan cara yang berbeda. Binatang yang kau lihat di jalanan, seperti kucing, ayam, kambing atau angsa. Mereka memiliki organ, ayah yakin kau sudah mempelajarinya di sekolah. Organ-organ pokok yang membuat hewan hidup dan dapat bergerak. Sedangkan, hewan yang kau lihat itu, Lily, tidak memiliki organ pokok, tidak memiliki otak, jantung dll. Mereka hidup dan bergerak dengan cara yang misterius. Mereka disebut 'Mikroorganisme' bersel tunggal. Artinya: hanya memiliki satu sel saja."

Ayah melanjutkan, "Coba kau amati, di sekitarmu. Debu-debu di lantai, daun yang berjatuhan di taman, air laut, air liur, atau mungkin darah. Beritahu ayah jika kau menemukan sesuatu yang menarik."

"Mikroorganisme..." Sejak saat itu, Lily mulai berhenti menghisap jarinya.

.

.

.

"Ibu, aku pergi dulu. Tolong awasi Fika, selama aku kuliah."

"Ya, kamu hati-hati ya." Balas ibu.

kairos pergi meninggalkan rumah setelah berpamitan dengan ibunya. Sementara Fika masih duduk di meja makan, mengenakan pakaian longgar yang dipinjam dari Ibu.

Ibu menggandeng tangan Lily, berjalan menuju keluar. Terlihat langsing tubuh Ibu di usianya yang sekitar 40-an itu, rambutnya pendek mengenakan rok dan baju berlengan panjang.

"Fika, kamu ibu tinggal sebentar ya, Ibu mau mengantar Lily ke sekolah."

Sementara Lily masih melihat ke arah dada Fika dengan tatapan yang penuh gairah. Menyadari hal itu Fika merinding merasa takut, "Hiii!"

Ibu memberitahu jika Fika merasa bosan, dia bisa menonton Tv di ruang keluarga. Ibu menyalakan Tv dan menyuruh Fika untuk menunggu sementara waktu.

Tibalah saat Fika sendirian di dalam rumah. Kenyataannya dia adalah orang asing yang kebetulan memasuki rumah keluarga ini, yang terlampau asing lebih tepatnya, dia tidak pernah tahu benda-benda yang ada di sekitar rumah.

"Baiklah, apa yang harus aku lakukan."

Sesaat sebelum Ibu pergi, dia diminta untuk menunggu kairos pulang dari kampusnya. Enggan dengan permintaan ibu, kairos dengan keras menolaknya. Namun kerena dia tidak berani melawan ibunya, akhirnya dia menyetujui untuk membawa Fika ke suatu tempat.

Dia tidak pernah mendengar tentang tem[at yang dimaksud oleh ibu, namun satu hal yang dia tahu, bahwa dia akan mendapatkan pakaian baru, karena pakaian yang di berikan ibu terlalu longgar bagi tubuhnya.

Dia tidak pernah tahu, jika selera berpakaian manusia itu sangat beragam. Dia baru tahu dari Ibu tentang pakaian terbuka yang dilihat saat dia mengawasi para manusia yang berada di pantai.

Itu disebut 'Bikini' serta krim matahari yang membuat tubuh para wanita mengkilap.

Dia menuju ke dalam ruang keluarga, duduk di sofa, menatap layar televisi. Masih memikirkan apa yang dilakukan Lily terhadapnya. Bagaimana bisa anak kecil sepertinya membuatnya seperti itu. Dari mana dia belajar!

Tidak seperti Kairos ternyata adiknya lebih pintar, bukannya itu tidak wajar?

Yah, bukan berarti Kairos juga manusia normal, terkadang, ada energi sihir yang dapat Fika rasakan di dalam kairos, hanya saja, itu terlalu kecil. Mungkin itu hanya perasaannya saja, mungkin lain kali dia akan menanyakan kepadanya.

Ngomong-ngomong tentang keluarga itu, jika dua anaknya terpisah dari manusia normal... bagaimana dengan Ibunya, apakah ibunya normal? Lalu ayahnya bagaimana, bukannya dia seorang pejabat.

Benar-benar sangat menarik tinggal bersama orang baru. Orang yang belum pernah Fika temui.

"Sihir-sihir yang dibuat manusia sangat mengesankan." Dia melihat layar menyala yang penuh warna.

Kebetulan, serial Power Rangers saat itu sedang tayang. Dengan asyik dia menontonnya dan mulai meniru gaya yang diperagakan Rangers Air. Rangers tersebut dapat mengeluarkan air dari telapak tangannya, sungguh, kekuatan yang serupa dengannya.

Water Cannon dan Water Gun. Dengan serius dia mulai mempelajari jurus-jurus yang tersebar gratis dari dalam layar di hadapannya itu, satu lagi, jurus pemanggil hujan! dan jurus untuk mengusir hujan.

Inspirasi mengalir deras di dalam kepalanya.

Dia akan menciptakan revolusi dari ilmu sihir yang belum pernah ada.

Kekuatan destruktif dari air yang terbiasa sangat dekat dengan kehidupan makhluk hidup, siapa sangka bisa dipusatkan dan dilontarkan dalam kekuatan penuh.

[1] Dadih atau biasa disebut dadiah, adalah yogurt tradisional dari daerah sumatra. Dadih itu sebetulnya berbahan dasar susu kerbau, berbeda dengan imajinasi saya. Untuk lebih jelasnya silahkan googling saja.

[2] Lactobacillus casei atau L. casei adalah bakteri yang tinggal dalam sistem pencernaan. Bakteri ini dikenal menawarkan perlindungan terhadap penyakit dan mampu menghambat bakteri penyebab infeksi. Jenis bakteri baik ini terdapat pada minuman hasil fermentasi, Yogurt, bakteri ini memiliki banyak manfaat.