Chereads / Sholahuddin Al Ayyubi / Chapter 2 - pendidikan Sholahuddin Al Ayyubi

Chapter 2 - pendidikan Sholahuddin Al Ayyubi

"Shalahuddin menjalani kehidupan masa kecilnya di Balbek 534 H / 1140 M.

Sebagaimana kebiasaan anak-anak di kota itu, ia selalu mendatangi tempat-tempat kajian untuk belajar membaca, menulis, serta menghafal Quran."

"Pada usia 14 tahun, ia melanjutkan pendidikannya ke Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni.

Di Damaskus, ia berada di lingkungan istana Sultan Nurrudin selama sepuluh tahun lamanya,,Dimana ia mempelajari tata Bahasa Arab,retorika,dan teologi Islam.

Pendidikannya di awali dengan mempelajari Al-quran, hadis, fiqih,nahwu, tarikh, luga, dan adab (sastra)."

Shalahuddin sendiri adalah ahli fiqih. Ia belajar fiqih madzhab Syafi'i dan hadist dari Abu Thahir as Silafi dan ulama lainnya.

"Sementara orang-orang yang berguru kepadanya juga cukup banyak seperti Yunus bin Muhammad al Fariqi, 'Imad al katib dan lain-lain. Ada yang menyatakan bahwa Shalahuddin hafal Al-quran, kitab at Tanbih dalam bidang

fiqih dan al Hamasah dalam bidang puisi. Selain bidang agama,,Shalahuddin juga mempelajari olah raga bola kaki, berburu dan menunggang kuda.Latihan dalam menunggang kuda dan melempar panah, kegemarannya berburu, dan latihannya dalam operasi perang, kelak semua ini akan membantunya pada saat pertempuran dalam memimpin pasukan dan menyikapi jalan masalah dengan bijak dan aman.Ayah dan pamannya juga mengajarkannya ilmu kesatriaan,berenang, bela diri, dan seni perang."

"Dapat dikatakan,Shalahuddin tumbuh besar dan mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga dengan belajar keahlian di bidang politik dari ayahnya.

Selama hidup bersama ayahnya, ia belajar seni-seni memerintah dan mempunyai sifat yang mulia. Ayahnya pun merasa gembira karena melihat Shalahuddin selalu menjadi anak yang unggul dari pada teman-temannya di samping itu, pada diri Shalahuddin juga tampak tanda-tanda kepemimpinan dan jiwa yang besar dan mulia."

"Semasa mudanya, Shalahuddin telah dipengaruhi oleh Sultan Nuruddin Mahmud yang telah memperlihatkan contoh yang indah dalam keikhlasan tanpa pamrih dan perasaan yang tajam terhadap persoalan-persoalan agama."

"Darinya, ia mempelajari keikhlasan dan pengorbanan, serta bagaimana bermunajat kepada Allah dalam shalat, khususnya di waktu-waktu perang untuk mempersiapkan bekal yang kuat dalam menghadapi jihad.

Darinya, ia mewarisi kepemimpinan dalam perencanaan yang islami, mempelajari bagaimana menghadapi penyebarluasan paham Syiah Rafidhah dan ekspansi pasukan salib"

"Sedari kecil ia sudah sudah menunjukkan kecerdasan dan keluhuran budi pekerti. Meskipun Shalahuddin kecil lebih suka belajar ilmu agama daripada kemiliteran, keadaan memaksanya ikut latihan kemiliteran sejak kecil. Shalahuddin memulai kariernya di dunia militer pada usia 16 tahun (1164 M). Sholahuddin dikirim oleh Gubernur Nurrudin ke Mesir untuk membantu Dinasti Fatimiyah melawan serangan tentara salib bermarkas di Palestina. Hingga tahun 1169 M, Shalahuddin menjalankan tiga misi serupa."

"Di usia yang masih muda (21 tahun), Shalahuddin sudah mengukir sejumlah prestasi. Pada tahun 1169 M dirinya diangkat menjadi panglima Syria

sekaligus sebagai pejabat tinggi (wazir) Dinasti Fatimiyah, Mesir.Dengan kepemimpinannya, Shalahuddin mereformasi ekonomi dan militer sehingga perekonomian di wilayah Fatimiyah menjadi makmur dan tentaranya pun kuat.

Tak anehnya pasukannya mampu mengusir pasukan salib dari Mesir"

"Karir Shalahuddin terus menanjak di jalan kemuliaan, ia tumbuh dengan kepandaian menunggang kuda, berlatih perang dari jihad, menekuni politik dan

administrasi. Selama masa yang dihabiskan Shalahuddin di Damaskus, setelah Nuruddin Zanki berkuasa, kepribadiannya yang menonjol telah mulai terlihat. Sholahuddin dihormati dan mendapat penghargaan, bahkan Sholahuddin memiliki kedudukan tersendiri

yang tidak dimiliki putra-putra bangsawan Damaskus sendiri."