Chereads / WATURAJA / Chapter 4 - BAB 3 : Penjaga Hutan

Chapter 4 - BAB 3 : Penjaga Hutan

Setelah mereka diteleportasi, Noer dan Indra keluar dari gua tersebut dan melihat keadaan sekitar yang sudah berubah. Dimana yang mereka lihat hanyalah padang rumput yang luas.

"Indah sekali" Ujar Noer

"Kau benar" Jawab Indra singkat

Dalam bayangan mereka yang akan mereka lihat adalah sebuah tanah yang tandus karna bekas peperangan di masa lalu ternyata yang mereka lihat adalah padang rumput luas. Mungkin karena tanah yang di sini adalaha tanah yang subur sehingga rumput dan tanaman bisa tumbuh dengan leluasa sehingga tidak membuat tanah di sana menjadi tandus dan gersang.

"Ayo kita mulai perjalanan kita" Ucap Indra

"Baiklah"

Mereka berdua mulai berjalan menelusuri padang rumput yang luas sesuai dengan arahan yang udah diberikan Abah, mereka berjalan ke arah Utara menuju desa terdekat yang bisa mereka tempuh dalam waktu satu hari. Barang bawaan mereka tidaklah banyak hanya sedikit bekal dan senjata yang mereka pakai untuk keamanan mereka sendiri.

Ketika mereka sudah berada di ujung padang rumput, mereka masuk ke dalam hutan yang akan membawa mereka ke tujuan pertama mereka yaitu Desa Lobamuncang.

"Aku ingin segera sampai di desa karna di sana katanya mereka punya makanan khas yang enak" Kata Indra memecah keheningan

"Benar, aku ingin mencoba berbagai makanan dan salah satunya makanan khas mereka ayam goreng kemiri" Saut Noer

Desa Lobamuncang sangat terkenal dengan ayam goreng kemiri yang memiliki rasa dan aroma khas yang mengunggah selera makan. Tidaklah heran kalo ayam goreng kemiri menjadi makanan wajib yang dicoba ketika sampai di desa Lobamuncang. Untuk satu porsinya saja hanya dibandrol dengan harga 8 Wedi terbilang murah untuk makanan yang mempunyai cita rasa yang enak.

"Oh ya ngomong-ngomong soal makanan, alangkah baiknya kita sambil berburu supaya kita bisa mendapatkan uang tambahan untuk perjalanan panjang ini" Lanjut Noer

"Kau benar Noer, perjalanan kita akan membutuhkan banyak biaya terutama makanan, perlengkapan dan perbaikan senjata. Tapi apa yang mau kita buru di hutan ini?" Tanya Indra

"Kau tenang saja, sebelum melakukan perjalanan ini semalam aku sudah mencari tau soal rute dan persiapan yang harus kita ketahui, salah satunya adalah hewan buruan atau tumbuhan di tiap spot yang ada. Contohnya jika kita berjalan ke arah barat setelah diteleportasi tadi kita akan menemukan sebuah danau yang bisa kita tangkap ikan-ikan yang ada di sana atau sebelah selatan yang ada banyak sekali pohon buah ara"

"Lalu bagaimana dengan rute yang kita ambil saat ini?" Tanya Indra lagi

"Kalo rute yang kita ambil saat ini, kita akan menemukan sungai yang mengalir ke desa Lobamuncang. Tapi karna saat ini arus sungai lagi besar, kita ga akan bisa memancing di sungai. Jadi, kita akan berburu rusa liar di dalam hutan. Yah itupun kalau beruntung"

"Tidak kusangka kamu sudah menyiapkan sampai segitunya Noer"

"Itu sudah menjadi kebiasaanku yang selalu mempersiapkan segalanya karna aku tidak ingin awal perjalanan ini menjadi lebih sulit karna kurangnya persiapan kita"

"Lebih sulit? Maksudmu perjalanan ini akan sulit walau ada diriku dan dirimu ini?"

"Tentu saja, kau pikir kita ada dimana? Kita ini berada di perbatasan wilayah manusia dan iblis. Dari yang kudengar, di sekitar perbatasan wilayah selalu ada siluman yang muncul daerah ini. Tidaklah heran kalau warga desa Lobamuncang sering terjadi perburuan siluman"

"Wah kalau begitu bisa bahaya kalo seandainya nanti malam kita bertemu dengan siluman"

"Maka dari itu kita harus berjaga bergantian supaya kita tidak diserang oleh siluman"

"Ehmm baiklah nanti kita bahas lagi nanti, karna sepertinya aku mendengar sesuatu dari arah kanan kita"

"Kau serius? Bagaimana kau bisa melakukannya?"

"Aku serius, nanti aku ceritakan. Sekarang kita harus bersiaga siapa tau itu adalah seekor rusa yang sedang sial hehe"

"Oke, beri aku aba-aba jika kau membutuhkanku"

"Siap" Jawab Indra

Ketika mereka berdua perlahan mendekati arah suara, ternyata yang mereka lihat hanyalah sekelompok kelinci yang sedang berkeliaran. Setelah melihat itu, Indra memberikan kode supaya Noer untuk bersiap. Noer pun paham kemudian dia menyiapkan sebuah batu untuk dilempar sedangkan Indra menyiapkan busur dan anak panahnya. Saat dirasa sudah pas, Indra melesatkan sebuah anak panah dengan cepat seketika mengenai seekor kelinci kemudian mengambil anak panah kedua dan melesatkannya dan mengenai kelinci kedua. Sedangkan Noer, tidak lama Indra melesatkan anak panah pertama Noer langsung melepaskan tembakan tiga kali secara cepat sehingga mengenai dan membunuh 3 ekor kelinci sekaligus.

Walau ada beberapa kelinci yang melarikan diri, tapi mereka sudah merasa puas karna telah mendapatkan 5 ekor kelinci hasil buruan mereka sendiri.

"Kau hebat Noer, dari mana kau belajar ketepatan dan kekuatan itu?" Tanya Indra penasaran

"Tidak ada pelajaran khusus, aku hanya memang sering kali mengambil buah di hutan belakang padepokan dengan cara melempar batu"

"Mustahil hanya dengan seperti itu kamu bisa mengenai target yang bergerak lincah seperti tadi"

"Aku bersungguh-sungguh mengatakan yang sebenarnya, jika itu bisa mengenai mereka. Kau bisa menganggapnya sebuah keberuntungan"

Dengan wajah yang kurang puas dengan jawaban Noer, Indra hanya mengiyakan saja

"Yah baiklah, kalo soal urusan kekuatan sampai membunuh aku tidak akan bertanya karna tubuhmu bukanlah sebuah pajangan melainkan mahakarya dari orang yang terus berlatih"

"Terimakasih Indra, tapi aku juga terkejut kamu bisa melesatkan dua anak panah secara cepat dan tepat. Kupikir kamu hanya berfokus berlatih dengan pedang, tapi nampaknya kamu mempelajari memanah dengan serius juga"

"Hahaha ini belum seberapa, suatu saat aku akan menunjukan kemampuanku yang sebenarnya"

"Benarkah? Aku tidak sabar saat itu tiba"

"Lihat saja nanti"

"Baiklah, saatnya kita mengumpulkan buruan dan melanjutkan perjalanan"

"Oke"

**************∆×∆**************∆×∆**************

Saat malam tiba mereka duduk sambil menyantap bekal yang mereka siapkan sebelum perjalanan dengan lauk dua ekor kelinci hasil buruan mereka.

"Enaaaaakkk!!" Kata Indra dengan suara agak sedikit berteriak

"Ini memang sangat enak walau makan seadanya. Lain kalo ajak saja adikmu untuk makan daging kelinci"

"Tolong jangan bercanda seperti itu Noer! Adikku tidak akan menyukainya, karna dia orang yang sangat menyukai hewan-hewan imut dan lucu seperti kelinci. Jika seandainya dia tau kalo aku memakan hal seperti ini, dia akan marah dan memukulku sambil berteriak DASAAAAR KEJAAAAM!"

"Hahahahaha benar sekali itu. Aku pernah melihat dia memukul salah satu murid hanya karna dia membawa buruan kelincinya tepat di depan mata adikmu. Kemudian dia mengambil kelinci itu secara paksa"

"Oh aku ingat itu, saat itu aku kaget karna dia membawa kelinci ke dalam rumah dan memeliharanya. Saat aku tanya dapat dari mana kelinci tersebut? Dia hanya menjawab KAKAK TIDAK PERLU TAHU!"

"Aku pikir dia sudah melepaskannya kembali ke hutan ternyata dia pelihara dalam rumah hahaha"

Mereka tertawa saat membicarakan kelakuan adik kandungnya Indra yang saat itu masih berumur 8 tahun.

"Jadi, bagaimana kabar adik dan ibumu Indra?" Tanya Noer

"Mereka baik-baik saja, aku sudah menulis surat untuk mereka sebelum kita berangkat. Mungkin adikku akan sedikit sedih dan kecewa tapi yah biarlah nanti dia juga akan mengerti setelah aku menjadi kuat dan membuat dia takjub" Dengan bangga Indra menjawab seperti itu

"Lalu apa tujuan yang sebenarnya kamu ikut Indra? Karna kupikir alasan untuk berpetualang dan menemani perjalananku hanyalah sebuah alasan yang dibuat-buat"

"Jadi kau sudah menyadarinya? Baiklah akan kujawab"

"Tentu saja, aku sudah sadar dan sepertinya Abahpun sedikit curiga dengan alasan tersebut"

"Tapi kau harus janji satu hal padaku"

"Janji? Janji apa? Selama itu aku mampu aku akan melakukannya"

"Mudah kok, kau hanya perlu berjanji untuk tidak tertawa setelah kau mendengar jawabannya"

"Ok ok aku berjanji tidak akan tertawa" Kata Noer

Setelah melihat wajah Noer yang tidak main-main Indra menghela nafas kemudian menjawab

"Sebenarnya aku ingin mencari artefak tingkat mitos"

Noer seakan tidak percaya dengan jawaban tersebut, karna mencari artefak tingkat yang rendah yaitu tingkat unik saja sudah sulit apa lagi ini tingkat mitos yang konon itu hanyalah item sihir yang dibesar-besarkan rumor soal kekuatan dan keberadaannya. Dari sekian banyak item sihir, artefak adalah item sihir yang sangat kuat karna item ini mampu memberikan kekuatan yang besar di luar batasan penggunanya. Berbeda dengan item sihir biasa yang hanya bisa mengeluarkan kekuatan tergantung tingkat item sihir tersebut.

"Kau seriuss??!! " Tanya Noer tidak percaya

"Aku serius"

"Tapi itu hal yang mustahil bukan? Bahkan rumornya mengatakan bahwa artefak jenis ini terlihat saat peperangan dahulu yaitu 1000 tahun yang lalu. Dan sampai sekarang tidak pernah ada yg tahu keberadaan artefak-artefak tersebut"

"Aku tahu itu, tapi apa salahnya kita bermimpi? Siapa tau dewi keberuntungan mendengarkan mimpiku"

"Ya Tuhan kau benar-benar punya mimpi dan alasan yang tidak masuk akal Indra"

"Eitsss jangan pernah memanggilku Indra kalo aku tidak punya mimpi yang besar haha"

"Dahulu juga kau pernah mengatakan bermimpi mempunyai 10 orang istri dan berakhir dimarahi adikmu karna kau dianggap orang yang mesum hahaha"

"Oh ayolah jangan bahas itu, itu masa lalu yang suram aku bahkan tidak ingin mengingatnya lagi saat aku dipermalukan oleh adikku sendiri" Indra mengatakan ini sambil menutup wajahnya.

"Itu salahmu sendiri mmengatakan mimpi tersebut dengan percaya diri tanpa melihat orang disekitar hahaha"

"Itu kan dulu, sekarang aku hanya ingin mempunyai seorang saja"

"Hoohh? Benarkah itu wahai kisanak?" Tanya Noer dengan jahil

"Benar, aku tidak bercanda sama seperti menemukan artefak tersebut aku sedang tidaka bercanda" Jawab Indra serius

"Ok, aku akan membantumu mencari artefak tersebut, dan kau membantuku menemukan jati diriku. Bagaimana?"

"Baiklah aku setuju" Indra mengatakan itu sambil memberikan kepalan tangannya kepada Noer

Noer pun memberikan kepalan tangannya dan membenturkan tangannya ke tangan Indra

Setelah makan dan membereskan semuanya mereka bergegas istirahat

"Baiklah waktunya aku berjaga, kau tidurlah duluan" Kata Noer

"Oke aku tidur duluan, pastikan kau tidak nekat melawan sendirian kalau ada bahaya ok?"

"Iya iya aku paham, aku akan membangunkanmu kalau ada bahaya"

"Selamat malam Noer"

"Selamat malam juga Indra"

Indra kemudian berbaring dan memejamkan matanya

Ditengah gelap dan keheningan malam ketika Noer terhanyut dalam lamunan seketika ia mendengar suara seseorang berbicara

"𝘛𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘯𝘪. 𝘚𝘦𝘢𝘯𝘥𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘢𝘣𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘩𝘶𝘩𝘶 𝘣𝘦𝘵𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢-𝘮𝘢𝘯𝘢"

Mendengar suara tersebut Noer merasa waspada menyiapkan kapak dan tamengnya lalu berkata

"Siapa di sana?! Apa kau sedang memata-matai kami?! "

Mendapat respon dari seseorang suara itupun menjawab hal itu

"𝘏𝘰𝘰𝘰𝘩𝘩?? 𝘒𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢𝘬𝘶"

"Tentu saja! Suaramu terdengar jelas"

"𝘒𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘴𝘦𝘸𝘢𝘴𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘵𝘢-𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢"

"Kau pikir aku bisa langsung percaya?"

Mendapatkan respon yang masih kurang baik, suara tersebut mencoba meyakinkan kembali kalau dia tidak ada maksud apapun

"𝘉𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘫𝘶𝘨𝘢, 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢"

"Kalau kau sudah paham, lantas kenapa kau tidak langsung menampakkan diri?"

"𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘶𝘳𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪. 𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶𝘬𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶𝘮𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘴𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘴𝘰𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘢𝘳𝘵𝘦𝘧𝘢𝘬 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘮𝘪𝘵𝘰𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢?"

Mendengar hal tersebut Noer agak terkejut ternyata selama ini dia mendengarkan obrolan dia dengan Indra.

"Jadi kau menguping obrolan kami selama ini?"

"𝘓𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳, 𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘶𝘳𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘱𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢"

Dengan membawa senjatanya Noer meninggalkan Indra dan pergi menuju pohon yang dimaksud suara tersebut. Alangkah terkejutnya Noer karna ketika dia coba mendekati pohon tersebut di seolah menembus sebuah penghalang tak kasat mata yang dipasang oleh seseorang dengan sengaja. Setelah Noer menembus penghalang itu dia melihat sebuah patung perempuan yang menyatu pada sebuah pohon dan di depan pohon tersebut terdapat sebuah lingkaran sihir besar yang Noer pikir ini adalah segel yang menyegel perempuan ini.

"Apakah kau penjaga hutan ini? Tapi aku tidak pernah tahu kalau hutan ini ada penjaganya"

"𝘉𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘺𝘢, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘶𝘳𝘶𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘧𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘩𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘶𝘣𝘶𝘳 𝘬𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳. 𝘒𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘶𝘣𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘦𝘯𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘩𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘳𝘢𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯"

Mendengar ucapannya yang tak terdengar seperti sebuah kebohongan Noer pun berniat mengiyakan kesepakatan tadi

"Baiklah aku sepakat akan membantumu keluar dari sini, tapi sebelum itu aku mau bertanya

" 𝘚𝘪𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯" Ucap perempuan tersebut

"Siapakah dirimu dan mengapa kamu bisa terkurung di sini?"

"𝘕𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘪𝘭𝘺, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘱𝘪𝘳𝘪𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯. 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘩𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘨𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘯𝘶𝘩𝘪 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯"

"Memenuhi takdir dunia? Apa maksudmu?"

"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘶𝘮𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘪𝘣𝘭𝘪𝘴 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯"

"Perang katamu? Itu berarti sebentar lagi akan ada perang besar kembali antara manusia dengan iblis?"

"𝘉𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪"

Walau rasanya tidak percaya, akan tetapi kali ini Noer mengesampingkan soal perang dahulu

"Lalu bagaimana kau bisa terkurung di sini?"

"𝘙𝘢𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘭𝘢𝘭𝘶, 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘨𝘦𝘭 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪. 𝘋𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯, 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘶𝘮𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨. 𝘚𝘦𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘩𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪"

Mendengar hal tersebut, Noer pun mempercayai apa yang dikatakan perempuan tersebut.

"Baiklah aku akan membantumu, katakan bagaimana caranya untuk mengeluarkanmu dari sana?"

"𝘐𝘵𝘶 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘮𝘶𝘥𝘢𝘩, 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘭𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘢𝘱 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘫𝘶𝘮𝘭𝘢𝘩 𝘦𝘯𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘭𝘯𝘺𝘢"

"Memberikan energi sihir? Bagaimana caranya aku memberikan energi sihir sedangkan aku tidak bisa menggunakan sihir? "

"𝘏𝘢𝘩𝘢𝘩𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘦𝘯𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘢𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘭𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶?"

"Oh jadi energi sihir yang ada di gelang ini bisa diberikan dan cukup untuk bisa melepas segel sihir ini?"

"𝘛𝘦𝘯𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱, 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘦𝘯𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘵𝘢𝘮𝘣𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶"

"Sudah kubilang aku tidak bisa menggunakan sihir"

"𝘓𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮"

Tidak ada pilihan lain, Noer mengikuti intruksi apa yg dikatakan perempuan tersebut. Setelah melukai tangan kanannya dan menempelkan telapak tangannya ke tanah kemudian energi sihir keluar secara perlahan dari gelang yang Noer gunakan dan Noer terkejut karna setelah energi sihir yang ada di gelang itu habis, dia merasa energinya diserap dan secara perlahan dia merasa di dalam dadanya ada suara retakan dan membuat dia berteriak kesakitan.

"AAAAAAKKKHHHHH.....!!!"

"𝘉𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘸𝘢𝘩𝘢𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘥𝘢"

Lingkaran sihir yang ada di tanah mengeluarkan cahaya yang perlahan menjalar ke arah patung perempuan tersebut dan terdengar bunyi

𝙆𝙍𝘼𝘼𝘼𝘼𝘼𝘼𝙆𝙆....

Segel pun hancur tapi kesadaran Noer pun terkikis dan akhirnya dia tidak sadarkan diri