Chereads / Undercover(otw terbit) / Chapter 8 - 1-8

Chapter 8 - 1-8

Sekitar pukul 6 pagi ini Hesa sudah menginjakan kakinya di sekolah, ia pergi menuju ruang osis

Sudah ada Mina yang bersantai sambil memaikan ponsel

"Bara belum dateng"ucap Hesa

"belum, biasanya juga agak ngaret"ucap Mina

"iya sih"ucap Hesa

"loe udah tau soal July"tanya Mina yang kebetulan memang belum tahu bila Hesa yang menemukan jasadnya July kemarin

Hesa mengangguk "i-iya gue tau"

"kasian banget ya dia"ucap Mina prihatin

Bara datang dengan cara mendang pintu "whats up bro"

"note, gue udah tulis ini biar Caca sama Sinta yang ngitung kerusakannya"Mina memperhatikan pintu mengira kerusakanya

Mendengar itu Bara langsung mengecek keadaan pintu "gak apa2 anjir"

"yin"Mina menatap Bara datar

"Bar, rekaman kemarin yang gue minta ada kan"ucap Hesa, ia ingin memastikan bila July yang bertemu denganya kemarin arwah atau manusia

"ada dong" Bara menujukan rekaman Cctv dari hp nya

Mereka bertiga menonton video tersebut

Terlihat Hesa berjalan di lorong lalu menoleh dan memanggil nama July kemudian Hesa pergi ke taman namun seperti mengikuti seseorang

"gue jadi ngeri sama loe He, loe anak indihome ya"curiga Bara

"yoi, buktinya tiap hari gue liat setan yang namanya batu Bara"ucap Hesa yang dibalas geplakan oleh si teman

"tapi He, dia July yang datanya sempet loe cari di ruang arsip"ucap Mina

Hesa mengangguk "gue simpulin kalo dia gentanyangan buat ngasih tau tentang kematianya, karna sekarang dia lagi tinggal sendiri"

"kenapa July nunjukin dirinya ke loe"ucap Bara

"m-mana gue tau, mungkin dia gak sengaja lewat terus keliatan sama gue"ucap Hesa

"mungkin juga kalo July pengen ngasih pesen buat loe kalo dia gak bisa nemuin loe lagi, sebelumnya buku kalian ketuker kan"ucap Mina

"bisa jadi sih"Hesa menggaruk kepalanya yang tak gatal

~

Jam istirahat, murid2 sibuk menggosipkan adik kelas mereka yang kabarnya meninggal bunuh diri namun sebagian percaya bila ia meninggal karna dibunuh

"menurut kalian apa yang terjadi sama adkel kita"ucap Setta memulai pembicaraan

"gue rasa sih dia dibunuh, soalnya dari gosip yang beredar dia kan gak punya masalah internal maupun eksternal"ucap Azka

"menurut gue juga dibunuh, tapi pembunuh nya emang pinter sembunyi karna ada sidik jari yang gak terdeksi siapa pemilik nya yang kebetulan ada di leher si anak"ucap Niki

"kalo diliat dari keadaan tkp kan udah jelas banget dia bunuh diri"ucap Joan

"ntahlah, mendingan mikir diri sendiri daripada orang lain"Jio mengingatkan

"mikirin konten, jadi kan ntar camp"ucap Satya

"kayanya sih"ucap Azka

"yaudah nanti kita rundingin lagi, gak ada waktu soalnya mau bel"ucap Niki

~

Di jam pelajaran keempat ini Azka pergi ke rooftop karna Hesa mengajak nya untuk bertemu disana

Azka melihat kembali hp sembelum menaiki tangga

"ada apa ya, apa kak Hesa tau ada sesuatu yang mau gue tanya ke dia" Ia memasukan ponselnya ke jas almameter kemudian menaiki tangga

Di rooftop

Azka melihat Hesa yang sedang berdiam di pinggir pagar rooftop sambil melihat ke lapangan yang berada di bawah

"kak"Azka menghampiri Hesa

"oh loe udah dateng, guru loe di jam keempat ini absen kan"ucap Hesa

"iya, dia cuma ngasih tugas doang"ucap Azka

Azka berdiri di sebelah Hesa, menaruh lipatan kedua tanganya diatas pagar pembatas

"gue tanya soal kemarin, kenapa loe bisa ada di rumah July"ucap Azka

"loe inget kan waktu kita semua kena teror disekolah ini"ucap Hesa

"iya, gue masih inget"ucap Azka

"July yang narik gue supaya gue gak lompat darisini, dia tau seseuatu tentang teror yang kita alamin"ucap Hesa

"jadi loe mau nemuin dia buat cari tau tapi loe malah liat kenyataan kalo anak itu udah meninggal"ucap Azka

Hesa menghembuskan nafasnya kasar"ini salah gue, sehari sebelum pergi ke Villa ada sosok misterius yang nemuin gue dia bilang kalo dia ngajak gue main dan permainan dimulai setelah Hitori Kakurenbo tapi sayangnya saat itu gue gak percaya omongan dia"

"secara gak langsung loe bilang kalo pelaku dari teror kita adalah orang yang nemuin loe"duga Azka

"ya, waktu gue kena ilusi gue ketemu lagi sama dia yang ternyata kembaran gue disitu gue minta dia buat gak libatin kalian tapi dia malah bilang permainan ini gak akan seru kalo gak ada kalian"ucap Hesa

Azka tentu terkejut mendengar penjelasan Hesa, ia tak tahu kenapa Hesa menyembunyikan hal sepenting ini atau apa mungkin sebenernya Hesa berbohong?

"kenapa loe diem, kita harus kasih tau yang lain"ucap Azka dingin

"jangan, kalo salah langkah kita bakal langsung berakhir"ucap Hesa

Melihat Hesa bereaksi panik membuat Azka semakin curiga

"apa ini hubungannya sama Setta, dia keliatan mencurigakan setelah balik dari villa"ucap Azka

"Setta udah diculik sama mereka, gue sempet ngira dia ditahan di villa itu tapi ternyata villa itu udah ancur"ucap Hesa

"kita bakal cari Setta bareng2"ucap Azka

"cuma kita berdua"ucap Hesa

"gimana bisa loe tau semua ini, gak mungkin dari July kan karna dia meninggal sebelum loe nemuin dia"ucap Azka memancing, ia ingin tahu apalagi jawaban Hesa

"gue time traveler"ucap Hesa

"kenapa tiba2 loe ngakuin diri loe sendiri di depan gue"tanya Azka

"karna loe yang gue percaya sekarang, gue mau ngajak loe kerja sama"ucap Hesa

"loe bisa liat kalo gue bisa dipercaya"ucap Azka

"loe satu satunya yang sadar kalo orang yang bareng kita sekarang bukan Setta, artinya loe cukup peka terhadap sesuatu terlebih lagi ada setan yang bantu gue tau semua ini karna jam gue udah diambil kembaran gue"ucap Hesa

"hah setan, loe indihome juga kak"ucap Azka

"bukan"Hesa menunjukan sticky note dari Kyungmin

"dia ngasih gue petunjuk tentang teror ini dan dia juga pernah narik gue ke masa lalu di waktu copyan Setta nahan Setta di villa kosong yang kita datengin"ucap Hesa

Azka mengangguk paham

"loe kan time traveler pasti udah cari tau tentang akhirin teror ini"ucap Azka

Hesa diam sejenak seperti mimikirkan sesuatu, sebenarnya ia merasa sedih mengingat jam nya yang hilang "kan tadi gue bilang kalo jam gue ilang"

"o i-iya juga ya"Azka menggaruk tekuknya tak gatal

Hesa melirik kearah Azka yang terlihat masih bingung dengan penjelasanya tapi ia memahami karna memang sulit mempercayai hal ini namun Hesa tak menyadari bila sebenarnya Azka belum bisa mempercayainya

~

Hesa dan Bara sedang asik makan bakso dipinggir jalan, kebetulan jalan itu sangat sepi tak ada kendaraan atau pejalan kaki jadi mereka tak perlu menjaga image meskipun makan di tempat umum, buktinya Bara makan santai dengan kaki yang di angkat satu seperti di warteg

"tambah sambel lagi gak loe"ucap Bara dengan mulut yang penuh makanan

"gak perlu Bar, udah lumayan pedes"Hesa menolak halus

"biasanya juga suka pedes banget"ucap Bara

"perasaan loe doang kali"ucap Hesa

"galau loe, si ayang lagi ada acara keluarga di luar kota"sindir Bara

"brisik loe nutrijell eh netizen"ucap Hesa

Tak lama kemudian bakso yang mereka makan habis, Hesa menghampiri si penjual untuk membayar bakso miliknya dan juga Bara karna ia kalah suit

"ini den kembalian nya"

"iya mang, makasih"

Hesa menghampiri Bara yang terlihat serius memperhatikan sesuatu "liatin apa loe"

"salah satu temen genk loe kan, dia diikutin seseorang"Bara menunjuk arah yang dimaksud

Terlihat Setta berjalan menunduk sembari memperhatikan ponsel dan dibelakangnya ada seserorang berpakaian hitam yang mengikuti

"ini cuma akal2an Setta palsu doang, sadar He"

Hesa menyalakan ponsel nya berpura-pura akan menelfon polisi "gue nelfon polisi semoga mereka cepet dateng"

"itu emang tindakan yang tepat tapi lebih tepat lagi kalo kita langsung samperin temen loe sekarang"ucap Bara gemas

"g-gue"Hesa bingung harus menjawab apa, tak mungkin kan ia bilang pada Bara bila orang itu bukan Setta yang asli

Tapi sebuah suara mengalihkan mereka

"akh"Setta meringis singkat karna langsung tak sadarkan diri setelah tekuk lehenya di pukul dengan keras

Bayangan masa lalu tentang Setta yang tertahan di villa seketika berputar di kepala Hesa membuatnya dengan yakin berlari ke arah Setta

Tapi tak lama sebuah mobil berhenti lalu orang tadi dibantu rekanya untuk memasukan Setta ke mobil

Brmmm, mobil tersebut melaju dengan kencang

"SETTA"

Hesa berteriak sambil berlari mengejar mobil namun ia tentu kalah cepat dan malah harus jatuh tersungkur diatas aspal

Bara menghampiri Hesa dengan panik apalagi setelah melihat temanya itu ternyata mimisan "kita kerumah sakit ya sekarang"

"g-gue harus ngejar mobi-"

Hesa merasa sangat pusing sampai pandanganya menggelap