Ini adalah hari pertama sekolah,aku sudah berada didalam kelas sendirian,karna aku berangkat terlalu pagi jadi masih sepi.
Tiba-tiba
BRAAKKKK
"KAMU BERANI BANGET DUDUK DISINI."bentak Inka.
"Ini kan bangku punyaku,lo dibelakang."jawabku santai karena memang yang aku tempati punyaku.
"TERSERAH GUE MAU DUDUK DIMANA,SONO LO PINDAH KEBELAKANG,MULAI SEKARANG INI BANGKU PUNYA GUE,AWAS LO DUDUK DISINI LAGI"kata Inka
ADUHHHH
Pada saat aku berdiri dan ingin pindah ke belakang tiba-tiba aja Inka terjatuh dan berteriak sangat keras sehingga membuatku terdiam heran.
Gak lama ada guru dan Agam yang masuk ke dalam kelas.
"Ada apa ini?,kenapa teriak keras sekali?"tanya guru.
"Ini pak Daniza dorong saya sampek jatoh,hiks hiks.."kata Inka pada guru.
"Kamu ngapain dorong temen kamu disini,mau sok jadi jagoan."ucap kak agam aku dengan nada dingin.
"Aku gak dorong dia kak."jawabku pada kak agam dan juga guru.
"Udah jangan banyak alasan ini buktinya Inka jatoh"kata guru.
Guru membawa Inka keluar kelas,sementara Agam menatap Daniza.
"Kamu bikin malu keluarga terus,aku gak mau punya adek kayak kamu."agam memarahiku dan membentakku
"Padahal aku gak ngapa-ngapain kenapa nyalahin aku."ucap ku dalam hati yang tidak tau apa kesalahanku.
Agam keluar setelah memarahi Daniza,padahal kak Agam belom mendengarkan penjelasan dariku,aku adiknya tapi kak Agam lebih percaya orang lain.
Lebih percaya pada orang asing dari pada adiknya sendiri.
"Bikin malu keluarga terus'
Padahal aku diam saja tidak menolak atah memukul Inka,apa iya aku selalu bikin malu keluarga.
*****
Sejak kejadian disekolah kemaren aku memilih untuk diam dan tidak berbicara dengan siapapun termasuk kak Agam,dan aku keluar dari rumah untuk menenangkan pikiran bahkan aku sudah tidak perduli tentang mereka.
Pagi ini aku mutusin buat tidak tinggal di rumah bersama dengan mereka,hidup sendiri mungkin jauh lebih baik,aku pergi jauh dari mereka.
Aku berkemas dan semuanya sudah selesai dan langsung berangkat kebandara untuk ke korea.
"Bye Indonesia,aku berharap gak kembali lagi kesini."
Setelah perjalanan panjang aku langsung menuju kevilla Pribadiku selama dikorea aku akan ditinggal divilla itu,tidak ada siapapun yang tau kalo villa itu milikku.
Saya membereskan semua barang dan menyusunnya dengan rapi setelah selesai langsung mandi dan bersantai.
Aku keluar kamar untuk kedapur membuat secangkir teh dan membawanya ke taman belakang.jam sudah menunjukkan pukul 4 sore sangat cocok untuk bersantai ditaman sambil minum teh.
Sesampainya ditaman belakang aku duduk dibangku tepat di bawah pohon yang sangat rindang.
"Aaahhh,disini enak sekali udaranya."sambil menutup mata dan menarik napas segar diwaktu sakit.
"Ok,Daniza kamu harus bisa hidup sendiri,mereka tidak membutuhkanmu."ucap dengan sedikit tersenyum.
Ada banyak hal yang tidak diketahui keluargaku tetang diriku terutama tentang kesuksesan yang aku dapatkan,mereka sama sekali tidak mengetahuinya bahwa aku sudah memiliki perusahaan,sekolah,rumah,villa bahkan aparteman,aku belajar tentang bisnis saat seluruh keluarganya membenciku dan tidak menyangka akan sesukses ini, semuanya aku rahasiakan dari mereka.
Untuk mendapatkan semuanya itu tidak mudah,pada saat pulang sekolah saya bekerja disebuah toko dan hasilnya saya kumpulkan untuk bisa belajar dan sekarang saya sudah berhasil menjadi seorang CEO diusianya yang masih sangat mudah.
"Tidak sia-sia sekarang aku punya segalanya,hanya 1 yang tidak aku punya yaitu kasih sayang keluargaku."sembari mengabdikan kepala.
Aku terus memandangi bunga yang berada ditaman,memikirkan apa kesalahanku terhadap keluargaku sampai mereka membenciku.mereka malu mempunyai anak dan adik seperti aku, padahal tidak pernah meminta untuk dilahirkan ditengah-tengah mereka.
Hari sudah gelap jam sudah menunjukkan pukul 6 pertanda malam akan tiba,aku masuk kedalam villa menyiapkan beberapa baju dan peralatan lainnya yang akan aku bawah malam ini.
Setelah selesai aku bersiap untuk kerumah sepupuhku yaitu Choi jihyun
Dan aku langsung menekan bel rumahnya, sipemilik rumah membukakan pintu.
"Annyeonghaseo eomma."sapa Daniza pada eomma Choi yang merupakan orang tua angkatnya.
"Oh,annyeong Daniza sejak kapan dikorea kok gak bilang sama eomma mau kesini."tanya Eomma Choi kaget melihatku berada didepannya.
"Mereka malu punya anak dan adik sepertiku,aku tidak bisa tinggal bersama mereka lagi"jelasku dengan raut wajah sedih sembari melangkahkan kakinya ke dalam rumah.
"Mereka masih membencimu?dan mereka belom berubah,ya sudah kamu tinggal disini saja ya ini juga keluargamu."kata Eomma choi pada ku sambil mengusap tangan kanan.
"Bahkan mereka lebih percaya orang dari pada aku eomma."ucap kepada Eomma.
"Udah biarin aja,gak usah pulang disini aja,nanti mereka pasti menyesal udah buang berlian."saut eomma Choi
"Sini peluk,eomma kangen banget sama anak perempuan eomma ini."lanjutnya saya.
"Daniza juga kangen banget sama eoma."aku memeluk memeluk eomma choi.
Setelah melepas rindu,eomma choi menarik tangannya untuk menuju ruangan lantai 2 tempat seluruh keluarga Choi berkumpul.
"안녕하세요 여러분, 아름다운 다니자가 왔습니다 (hallo semua,Daniza yang cantik ada disini)"teriakku menggelegar di dalam rumah.
"Astaga telinga gue budek,jangan teriak anak curut"saut jihyun dengan kesal.
"Hehehe,maaf abangku replek"jawabku dengan tersenyum.
"Aduuuhh gak usah sok inggris" ucap jihyun mengejek ku yang berdiri di sampingnya.
Mereka berpelukan melepas rindu,karna sudah lama tidak bertemu,tidak ada yang berubah dari keluarga Choi semuanya masih sama,itu membuatku merasa sangat bahagia setidaknya masih ada keluarga yang mengembalikannya,walaupun bukan keluarganya sendiri.
"Kok ada disini sayang,kapan sampeknya kok gak bilang Appa."tanya appa Choi.
Mendengar pertanyaan Appa Angkatnya aku menundukkan kepala dan mendesah kasar,semua yang berada diruangan itu paham dengan keadaan diriku,eomma Choi,Appa Choi dan abangnya Jihyun merasa sangat kasihan dengan gadis yang berada dihadapannya sekarang.
"Kemaren waktu diindonesia saat aku sekolah,kak agam bilang malu punya adik kaya aku dan aku suka bikin malu keluarga."jawabku dengan suara gemetar.
"Astaga mereka masih belom berubah,bahkan menyalahkan anak yang tidak berdosa."jawab Appa Choi dengan kesal.
"Mereka lebih percaya orang asing dibandingkan keluarganya sendiri."lanjutku dengan wajah sendu.
Mendengar ucapan dariku,mereka benar-benar tidak habis pikir dengan orang tua dan kepada dua kakakku,jihyun yang memang sangat merayu ku mendekat dan memeluk adik angkatnya itu.
"Udah jangan sedih ya dek,Eomma,Appa Sama Abang selalu ada buat adek,mulai sekarang jangan pikirin mereka,suatu hari nanti pasti mereka akan menyesal karna sudah membuang berlian dan menggantinya dengan sampah."jihyun menyemangati.
"Terima kasih abang,eomma,appa,aku sayang kalian,buat abang makasih udah sayang banget sama adek."ucap ku kepada keluarga angkatnya.
Mereka semua berpelukan takut kehilangan aku,anak yang selama ini tidak mendapatkan kasih sayang kini tersenyum,mereka memberikan cinta dan kasih sayang buat ku.
Setelah itu aku pamit untuk istirahat dikamarnya,karna besok harus bangun pagi dan sekolah