Untuk cinta yang abstrak¹
Lumpuh sudah di ambang nestapa
Ibarat merpati tanpa sayap
Lekas pulang hai sang kekasih
Ada kala rindu datang tak membendung
Masihkah kau ingin bermukim dengan egomu
Rindu ini tak tertahankan lagi
Inginku kau datang kembali
Ukiran cinta yang begitu indah
Lukisan elok di kisah yang pernah "kita" cetak
Imingku bermaksud tak lagi berada di hidupmu
Lalaiku dalam mengambil keputusan
Arus sungai amor yang begitu deras
Mengalir di dalam dada
Rasa bersalah yang terpaut buatku datang lagi
Ironisnya kisah "kita" bagai buah simalakama
Teman bercerita gunda
Obrolan yang tak menentu masih melekat
Namun masa lalu ada bukan untuk di kenang
Akan tetapi untuk melatih kedewasaan"kita"
Naifnya kedewasaan itu tak ada di antara"kita"
Akhirnya kita tak lagi bersama.
Yah itulah sajak ku yang tak karuan pada akhir bulan desember. hingga, hari demi hari, minggu berganti bulan, aku bertemu sesosok perempuan biasa yang bertajub seperti bidadari. dia hadir dalam kehidupan seorang laki-laki yang layu dari mekarnya cinta. ia menabur benih-benih kehidupan. maka kembali lah segala apa yang telah mati. bersamanya.... aku telah sampai pada puncak cinta sejati.
Namanya HANA.
Setelah melewati desember yang penuh dengan cobaan. entah dari segi pendidikan, pertemanan, dan cinta. aku memutuskan untuk pergi tanpa tujuan. yang pada akhirnya, kekosongan itu membawa ku ke pantai yang membuat ku takjub dengan keindahannya. yang sontak saja segala rasa perih karna cinta dan segala rasa kesal terhadap pendidikan hilang. aku hanya menatap diam pantai itu, perlahan ku ijankkan kaki ku di butiran-butiran pasir putihnya yang banyak tapi satu. hingga aku duduk menatap kagum ciptaan sang Tuhan, yang di temani dengan segelas kopi dan rokok. hingga selang beberapa menit aku tersadar dari kegakaguman yang membuat ku tak menghiraukan sekeliling ku. sampai aku menoleh ke kiri dan kanan, ku dapati seorang wanita berparas ayu yang di temani dengan se genggam buku yang di bacanya.
" Ahhh sudah di buat takjub oleh ciptaan-Nya, di buat takjub pula oleh hamba-Nya." tutur ku dalam hati.
Tak lama aku kembali menatap matahari yang hampir terbenam, yang menandakan sang malam sudah siap untuk menebarkan sinaran-sinaran bintang yang tak kalah indah dengan senja.
aku terus saja menatap kosong matahari itu, hingga wanita yang berparas ayu pun mulai beranjak dari tempat duduknya yang sesekali menghalangi pandangan ku.
" Senja datang hanya untuk meninggalkan rupanya yah." lirih ku dalam hati yang masih kesal di tinggal pergi.
akhirnya aku pun ingin bergegas untuk pulang, tiba-tiba dari arah sebelah kiri. ada seseorang yang tak asing lari tergesa-gesa, kian orang itu makin mendekati makin jelas ternyata dia wanita yang berparas ayu tadi. aku kembali mengemas tas ku, memasukkan rokok ke dalam saku ku. tiba-tiba.....
Plakkk.
buku yang di genggam erat si wanita itu jatuh tepat di atas segelas kopi yang baru beberapa teguk ku nikmati.
" Aduhhh maaf kak aku buru-buru kunci rumahku ketinggalan di sana." sambil menunjuk ke arah tempat yang ia duduki tadi.
mataku terfokus pada buku yang jatuh itu, buku itu basah karna keteledoran dari si wanita itu. dengan penuh rasa kesal aku mengambil buku itu. ku lihat sampulnya dengan teliti, rupanya buku itu buku jadul yang limited edition, yang sudah ku baca beberapa tahun lalu.
" Eh, ini bukannya buku jadul yang limited edition yah?" tanyaku ke wanita itu sambil mengelus-elus buku itu yang penuh dengan pasir.
" Iya kak, itu buku ayah ku." jawabnya sambil menatap jelas ke arahku.
pandangannya yang begitu tajam ke arah ku membuat aku terpesona dengan mata indahnya, pandangan itu.... benar-benar membuat ku takjub, mata indahnya persis seperti mata orang yang pernah bersama ku di bulan-bulan sebelumnya.
pikiran ku langsung lepas landas, mata itu satu persatu menguak rindu, membangkitkan memori-memori, aku terseret dalam pusaran angin masa lalu.
" Kak? kakak gak papa kan?" sambungnya sembari mengayunkan tangannya di hadapan ku.
" Gak papa kok gak papa." gugup ku sambil mengembalikan buku nya.
" Kok tau sih kak ini buku limited edition?" tanya nya dengan nada heran.
" Oh ya, buku itu sudah ku baca beberapa tahun la..
" Eh kenalin kak namaku hana. " potongnya sambil mengulurkan tangannya
" Safar, panggil aja safar gak usah pake kak." jawab ku sambil menjabat tangan yang di ulurkannya.
" Jadi buku itu sudah ku baca beberapa tahun lalu."
tuntas ku.
" Wah seru tuh, bisa sharing-sharing dengan kamu soal buku ini." timpalnya dengan nada yang bersemangat. tiba-tiba.....
Kringg.
Suara telfon berbunyi dari saku nya.
" Aduh mama ku nelfon. mesti pulang cepat nih, soalnya kunci rumah ada di aku." sambungnya sambil menghela nafas panjang.
Aku pun berjalan menuju kunci rumah yang dia lupa dan mengambilnya.
" Nih kuncinya." ku berikan kunci yang dia tinggalkan.
" Makasih, ehhh.. maaf yah kopinya jadi tumpah karena keteledoran ku." ucapnya dengan rasa bersalah.
" Udah gak papa, aku juga udah mau pulang kok." jawab ku sembari mengambil tas ku.
" Yah sudah aku pulang duluan yah." sambil melambai kecil ke arah ku.
Itulah awal pertemuan ku dengan Hana yang ceroboh.