Lee Kwon berjalan perlahan ke arah meja yang ditempati Liu Chang. Ia membawa nampan dan kopi pesanan pria itu dengan hati-hati. Bukannya Lee Kwon tidak berpengalaman dalam melayani pelanggan. Hanya saja..., entah mengapa setiap gerak geriknya selalu diikuti oleh tatapan Liu Chang. Hal itu membuat Lee Kwon tak nyaman.
"Ini pesanan americano anda, Tuan. Selamat menikmati."
"Tunggu..., "
Liu Chang menghentikan Lee Kwon yang hendak pergi kembali ke bar pemesanan.
"Ada yang anda inginkan lagi, Tuan?" tanya Lee Kwon.
Liu Chang tersenyum. "Tidak. Hanya saja-"
"Oh, kalau ini masalah tadi. Tentu, aku berterima kasih atas bantuan anda, Tuan. Maaf jika situasi tadi membuat anda kurang nyaman. Dan biarkan kopi ini sebagai balasan rasa terima kasihku."
Liu Chang memandang kopi americano dingin yang ada di depannya, lalu tersenyum. "Oh, kalau. begitu aku akan menikmatinya. Tapi, bukan itu yang ingin aku katakan."
Jemari Liu Chang mengetuk meja kayu. Ia menatap Lee Kwon dengan pandangan menuntut. "Boleh aku minta waktu untuk mengobrol denganmu sebentar? Aku berjanji tidak akan lama."
Mendengar permintaan tersebut Lee Kwon terdiam sesaat. Selama ini tidak pernah ada pelanggan yang ingin mengajaknya mengobrol. Lagipula dia juga tidak mengenal pria itu.
"Uhm, maaf Tuan. Tapi, saya sedang bekerja."
"Hanya sebentar Lee Kwon. Kau Lee Kwon, bukan?"
Sekarang Lee Kwon makin bingung. Tidak hanya ingin mengajak mengobrol, kini pria itu juga tahu namanya. Lee Kwon merasa Jinwoo mengatakan sesuatu yang benar. Ada yang tidak beres dengan pria itu.
Suasana kafe siang itu tidaklah sibuk. Hanya terdapat beberapa pelanggan yang sedang menikmati waktu mereka sendiri. Sementara Jinwoo sudah hilang dibalik meja pemesanan.
Melihat itu Lee Kwon memutuskan untuk mengiyakan permintaan pria misterius di depannya.
"Aku adalah Liu Chang," ungkap Liu Chang memperkenalkan diri sembari memberikan kartu namanya.
Lee Kwon melirik kartu nama tersebut. Ada kata "Cobra" tercetak jelas di sana.
"Aku direktur Cobra Entertainment. Salah satu label yang cukup besar di China. Perusahaan kami sering mendebutkan talent dari berbagai negara khususnya Korea."
Lee Kwon masih belum bisa mengerti maksud Liu Chang.
"Kita pernah bertemu sebelumnya. Empat tahun yang lalu. Kau tidak ingat."
"Empat tahun yang lalu?"
Waktu itu ketika Lee Kwon masih di Seoul dan berkuliah di salah satu Universitas. Meski, tidak melanjutkan pendidikannya Lee Kwon ingat ia pernah belajar di sana selama enam bulan. Tapi, Lee Kwon tidak mengingat wajah Liu Chang sama sekali.
"Aku melihat penampilanmu di salah satu acara Universitas."
Seperti kaset film yang baru terurai, Lee Kwon melihat gambaran empat tahun yang lalu dengan jelas. Ia ingat acara pementasan apa yang dimaksud Liu Chang. Sayangnya ia tidak terlalu senang mengingat itu.
"Maaf, Tuan itu sudah cukup lama dan saya tidak begitu memiliki ingatan yang baik."
Liu Chang tahu kalau itu bohong, tapi ia tidak akan berkomentar.
"Ah, begitu. Apapun alasannya saat itu aku sangat kagum melihat penampilanmu. Aku ingin menawari kontrak secara langsung. Tapi, sepertinya kesempatan tidak berpihak padaku. Jadi, jika kau masih tertarik aku ingin kau meneruskan bakat itu melalui agensiku."
Lee Kwon sekali lagi menatap kartu nama Liu Chang yang masih ada di atas meja. Tawaran untuk kembali menari tentu saja membuat dirinya tergugah. Bagi Lee Kwon menari bukan sekadar hobi. Itu adalah kehidupannya. Tapi, itu dulu.
Sekarang dia tidak pantas mendapatkan itu semua, setelah kesalahan yang ia perbuat. Utamanya, kesalahannya pada Lee Hong.
"Maaf, Tuan Liu Chang aku merasa tidak tertarik lagi untuk menari. Anda bisa tawarkan ini ke orang yang lebih berbakat lainnya. Dan aku harus kembali bekerja. Jadi ijinkan aku undur diri."
Liu Chang manahan tangan Lee Kwon. Keringat dingin yang membasahi kulit Lee Kwon memberikan tanda bagi Liu Chang bahwa tujuannya tepat sasaran.
"Tentu, aku tidak akan mengganggu waktu bekerjamu, Lee Kwon. Tapi, kumohon ambil kartu namaku dan pikirkan kembali tawaranku."
Genggaman tangan Liu Chang membuat Lee Kwon bergetar. Ia tidak tahu mengapa dirinya menjadi gugup karena kontak fisik tersebut.
"Ba-baiklah aku akan menyimpannya."
Mendengar sinyal pasrah dari Lee Kwon membuat Liu Chang tersenyum puas. "Aku akan menunggu kabar baik darimu, Lee Kwon."
***