Chereads / Zona Nyaman Adrans / Chapter 2 - 2. Reflek

Chapter 2 - 2. Reflek

"Gue masih gak nyangka, ternyata BK adalah Om lu. Kenapa lo gak pernah ngomong sih? Kan kalo gue di hukum gue bisa mohon-mohon sama lo"

Bams memutarkan kedua bola matanya dengan malas.

"Idiot. Emang udah bener Rans lo gak usah kasih tau dia" ujar Bams yang membuat Milad mendengus sebal.

''Jadi lo beneran gak mau ikut seminar? Lumayan kan lo bisa lebih terkenal di sekolah. Dan lo bisa tunjukin kalo selain lo jago di otot, lo juga jago di pikiran'' ucap Milad setelah dirinya mendengar cerita Rans yang menceritakan pertemuan kawannya itu dengan guru BKnya.

''Gak. Gue sama sekali gak tertarik'' sahut Rans acuh tak acuh.

"Ck" decak Milad tak suka.

''Oh iya, Killa cantik ya? Lumayan lah lo bisa deketin cewek manis kayak Killa. Kalo gak salah kila masih jomblo nyoi'' cerita Milad seraya menyalakan stick ps yang ada di dalam genggamannya.

''Kalo dia cantik, kenapa gak lo aja yang sama dia'' ujar Rans dengan wajah datarnya yang membalikkan kata-kata sahabatnya itu.

''Serah dah'' ucap Milad menyerah.

''Si Elyon kemana sih. Kagak muncul-muncul! Perasaan dia bilang suruh ontime. Taunya tuh bocah dateng ngaret juga'' dengus Milad seraya memulai pertandingan di gamenya.

"Macet mungkin" sahut Rans.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara mereka, karena ketiganya memilih fokus pada permainan yang sama yang mereka mainkan.

''MISI PAKET'' ucap seseorang laki-laki yang tengah masuk ke dalam rumah Rans dengan beberapa kantong keresek yang berada di genggamannya.

"Gila!" batin Bams.

"Oi! Ini kok kagak ada yang jawab sihhh." dengus Elyon seraya mendudukan dirinya di samping Rans dan menaruh kantong keresek yang ada di genggamannya di samping tubuhnya.

"Iya taro aja" sahut Rans tanpa mengalihkan pandangannya dari gamenya.

"Telat tai!"

''Bacot banget. Mana pesenan gue?'' tanya Milad seraya menaruh stick psnya dan mempause permainannya.

"Noh di samping bangku, gue taro disana" tunjuk Elyon.

"Oke thanks. Nanti ya gue bayarnya kalo gue punya duit" ucap Milad seraya melemparkan cengiran khas kudanya.

"Perasaan lo tiap hari kagak ada duit deh" dengus Elyon.

"Ett nyoi, kok gue di tingggal sih!" sewot Elyon ketika dirinya melihat layar televisi rumah Rans yang sudah berisi game yang sedang di pause.

"Lama sih lo" ucap Milad seraya memulai permainannya yang tadi ia pause.

"Ck ini semua gara-gara lo Milad yang tamvan" decak Elyon seraya melemparkan kuaci yang baru saja ia buka.

''Berisik banget lo berdua. Cepet gila! Rans brutal nih mainnya'' ucap Bams seraya melemparkan stick ps yang lain ke arah Elyon.

"Najis! Dateng-dateng udah di kasih yang beginian!" protes Elyon yang mulai menjalankan aksinya.

"Kampret! Yon sini lo! Ini gue ke gencet" ucap Milad.

"Bentar cuy"

"Ck gembel mainnya" celetuk Rans, lalu mengkill semua musuhnya.

Begitulah hari weekend Rans dan kawan-kawannya. Selalu ada games di tengah-tengah mereka.

............

Suara pengumuman yang berasal dari lobi utama sekolah membuat teman-teman yang ada di kelas Anna seketika terdiam dan memilih untuk mendengarkan pengumuman tersebut.

''Kil. Oy. Kil bangun, lo di panggil sama kepala sekolah tadi'' ucap Anna seraya menyikut lengan killa yang berada di atas mejanya.

"Engh bentar lagi" sahut Killa yang masih belum mengangkat kepalanya.

"Yaampun Kil cepetan ih. Lo di panggil sama kepala sekolah! Katanya suruh ke lobi" gemas Anna saat melihat kelakuan kebo Killa yang jika sudah tertidur.

''Hah maksud lo apaan?'' Killa tersadar dari tidur siangnya.

''Ck makanya jangan tidur mulu. Lo dipanggil noh di suruh ke lobi'' untuk kesekian kalinya Anna masih mencoba untuk bersabar.

''Ngapain?'' beo Killa yang masih bingung dengan situasi.

''Mana gue tau" jawab Anna sembari menggedikan bahunya.

"Eh tapi Kill, gue punya kabar bagus buat Lo. Nanti Bang Rans juga ikutan di panggil. Pasti nanti lo bakal ketemu sama dia ciee" goda Anna.

''Maksud lo Rans juga ikutan? Cowok ketus itu?" tanya Killa.

"Yap! Seratus buat Killa" cetus Anna seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Mata Killa membulat

"Lo serius? Gak bercanda kan?" tanya Killa.

"Iya lah. Kan tadi Rans juga di suruh kesana"

"Be-beneran?" gumam Killa tanpa sadar.

"Eh bentar. Tadi lo bilang apa?" Anna menatap tak percaya sahabatnya itu

"Sejak kapan lo suka ketemu sama Rans? Bukannya kemaren lo baru ketemu sama ya dia ya? Kok lo semangat banget mau ketemu sama dia lagi?'' mata Anna menyipit, karena dirinya merasa, bahwa ia sudah ketinggalan informasi

"It-itu... cuman perasaan lo doang kali!" kilah Killa.

Anna menatap sebal Killa.

''Jangan nyari penyakit deh lo! Mending urus aja Devin yang lagi ngejar-ngejar lo. Gue pusing di teror mulu sama dia!'' desis Anna sembari melempar jaketnya ke wajah Killa yang sedang tersenyum-senyum.

"Iya-iya. Bawel banget sih" jawab Killa.

''Hati-hati, jangan sampe jatuh cinta sama Rans!" Killa hanya tersenyum dengan senyuman anehnya.

''Dasar! Yaudah sana gih ketemu sama Bang Rans. Jangan lama-lama nanti Rans jadi lama nungguinnya. Nunggu itu gak enak Kill. Kayak ngarepin yang gak bakal dateng-dateng'' ucap Anna dengan Bahasa bucinnya.

''Najis! Alay lo. Makin hari, makin ngebul otak lo!"

"Eiko.. Pacar lo nih lagi kesepian, temenin gih'' teriak Killa kepada seorang laki-laki yang tengah bercanda di depan papan tulis.

Laki laki berkulit sawo matang tersebut menghentikan candaannya kala mendengar teriakan dari sahabat pacarnya. Eiko melangkahkan kakinya menuju meja Anna, lalu tanpa basa basi dirinya langsung mendudukan dirinya di samping bangku Anna.

Killa yang melihat hal tersebut hanya menatap malas ke pada ke dua pasangan tersebut

''Dasar bucin!'' dengus Killa.

"Iya, kayak lo ke Rans kan?" timpal Anna yang dibalas cengiran lebar oleh Killa lalu sahabatnya itu langsung pergi ke luar kelas.

''Sejak kapan Killa deket sama Rans?'' tanya Eiko.

''Entah, mungkin udah lama" jawab Anna sekedarnya.

..........

Killa membasuh wajahnya di wastafel kamar mandi yang ada di sekolahnya. Dirinya berusaha menahan rasa kantuk yang merajalela pada tubuhnya.

Akibat jam kosong yang hadir di dalam kelasnya, membuat dirinya memutuskan untuk memanfaatkan waktu tersebut untuk tertidur di kelas.

Killa memperhatikan wajahnya di cermin, memastikan bahwa tidak ada sedikit pun kotoran yang menghinggapi di wajahnya.

Setelah dirinya memastikan bahwa tidak ada kotoran di wajahnya, akhirnya dirinya pun memutuskan untuk bergegas pergi keluar kamar mandi menuju lobi sekolah.

"Hufs" Killa menghembuskan nafas malasnya kala dirinya melihat tali sepatunya belum terikat sempurna sehingga membuat tali-tali sepatunya terlempar lempar akibat belum terikat sempurna.

Killa berjalan tergesah-gesah kala dirinya tak sengaja melihat Devin yang tengah berjalan di belakangnya.

"Kenapa harus sekarang sih?" decak Killa seraya mélangkahkan kakinya dengan cepat.

Namun tanpa disadari, dirinya sudah melangkahkan kakinya terlalu cepat sehingga dirinya melupakan, bahwa tali sepatunya belum terikat dengan sempurna.

Membuatnya seketika hilang keseimbangan kala dirinya tanpa sengaja menginjak tali sepatunya sendiri.

Killa menggigit bibirnya sendiri kala dirinya merasakan bahwa sebentar lagi dirinya akan menghantam sebuah marmer dingin yang ingin mengenai wajahnya.

Dirinya memejamkan matanya erat-erat untuk mempersiapkan dirinya untuk merasakan rasa sakit yang sedang menanti dirinya.

Namun, satu tarikan kencang yang berasal dari kerah belakang bajunya, membuat Killa membuka matanya lebar-lebar dan menjadi oleng seketika akibat tarikan yang terlalu kencang dari belakang tubuhnya.

"lo gak apa-apa?" tanya Rans yang seketika membuat killa menolehkan wajahnya kebelakang.

"Hah?" beo Killa.

"Ini.." Killa masih belum memperoses kejadian barusan.

"Loh barusan dia.." Killa menolehkan wajahnya ke arah Rans.

"Lo narik kerah baju gue?" tanya Killa yang masih setia pada posisi dimana dirinya seolah-olah tengah di peluk Rans dari belakang tubuhya.

"Reflek" sahut Rans dengan tangan kanannya masih bertenger di kerah baju Killa.

"Bagus! Reflek yang sangat bagus!" ucap seorang laki-laki paruhbaya yang sedang berdiri di hadapan Killa dan Rans.

Spontan, Killa dan Rans pun langsung memisahkan tubuh mereka.

"Dasar anak muda!" dengus pria paruhbaya tersebut seraya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Killa dan Rans yang sedang terdiam kaku di tempat.

...

TBC