Hari ini matahari begitu terik membuat kulit putih bersih seorang wanita berseragam putih abu-abu tersebut memerah akibat terpapar oleh sinar matahari yang begitu terik.
Wanita tersebut melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan. Lalu dirinya pun mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Permisi" ucapnya setelah mengetuk pintu.
''Ya, ada apa?'' tanya guru tersebut yang langsung menghentikan kegiatan mengajarnya.
''Permisi Bu, saya ingin memanggil nama dari siswa yang bernama Adrans Jaquest. Dia panggil oleh Bu bk suruh menghadap beliau''
Setelah mendengar kabar tersebut suara gaduh pun muncul dari berbagai siswa.
''MAMPUS LO AD. HAHAHA MAMAM LO DI PANGGIL BK'' ucap seorang laki-laki dengan gelak tawanya
''MAKANYA AD KALO TELAT JANGAN LOMPAT PAGER'' tambah lak-laki yang lain.
''LO NGAPAIN HAH?! DIEM-DIEM MENGHANYUTKAN LO AD" ucap laki-laki yang berambut gondrong seraya menyenggol lengan temannya yang hanya terdiam membisu di tempatnya.
''Sudah! Jangan pada ribut. Adrans mending kamu ke ruang BK aja. Ibu pusing sama teman-teman kamu'' ucap guru tersebut dengan tegas.
Lalu tanpa suara laki-laki tersebut melangkahkan kakinya menuju pintu kelas tersebut. Lalu bergegas keluar setelah dirinya bersaliman dengan guru tersebut.
''Ada apa?" tanya rans dengan wajah datarnya setelah dirinya keluar dari kelasnya.
"Gue juga gak tau. Soalnya tadi gue di suruh manggil lo katanya ada yang mau di bicarain Bu Sisil sama kita" jawab killa seraya memperhatikan laki-laki yang ada di hadapannya ini dari atas kepala hingga ujung kakinya.
"Apa?" tanya Rans risih.
"Mending baju lo masukin dulu" saran Killa seraya menunjuk baju Rans yang berkeluaran dari tempatnya.
"Nanti" jawab Rans seraya melangkahkan kakinya menuju ruang BK.
"Bentar masukin dulu baju lo" ucap Killa seraya menahan lengan Rans.
"Nanti" ucap Rans sekali lagi.
"Jangan nanti-nanti. Harus sekarang" ucap Killa bersikeras dan menarik ujung baju Rans agar laki-laki tersebut mau memasukan bajunya.
"Lepas" ucap Rans ketus seraya menatap wanita yang tengah berada di hadapannya ini dengan tatapan datarnya.
"Ketus banget sih" batin Killa
"Gak mau. Masukin dulu pokoknya"
"Ribet" jawab Rans dengan wajah acuh tak acuhnya.
"Tapi nanti lebih ribet Adrans" ucap Killa dengan penuh kelembutan pada laki-laki tersebut.
"Ck" decak Rans tak suka seraya memasukan baju batiknya ke dalam celananya dengan asal-asalan.
"Udah kan?" ucap Rans dengan tampang malasnya.
"Oke. Yuk kita pergi" sahut Killa dengan senyuman manisnya yang di bales dengan tatapan datar Rans.
"Pemaksa" sahut Rans yang hanya di hiraukan oleh Killa.
"By the way, kok gue gak pernah liat lo ya di sekolah. Gue kira lo anak baru" ucap Killa seraya menoleh ke arah Rans.
"Itu gak penting" sahutnya acuh tak acuh.
"Tapi gue kan nanya"
"Gue gak suka ditanya" jawab Rans dengan ketus.
"Ketus banget sih" ucap Killa yang hanya di tanggapi Rans dengan deheman.
Lalu keduanya pun berjalan tanpa ada percakan lagi diantara keduanya.
....
''Kenapa lo di panggil BK?'' tanya lelaki berkulit putih yg tengah duduk di samping Rans ke pada Rans seraya menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.
''Gak kenapa-napa'' jawabnya sembari mengeluarkan ponselnya dalam saku celananya.
''Ck yang bener elah jawabnya kek kurang hasrat aja lo''
''Gue serius'' jawab Rans dengan wajah seriusnya.
''Bodo nyet" umpat Milad dan meneruskan acara makannya.
''Oh iya lo di ajakin sama kelas 12 MIPA A. Katanya mereka pengen tanding basket sama lo. Katanya dia mau tau, sampe mana skill main basket lo"
Milad menatap Rans. "Songong banget gak sih tu orang, belum tau aja dia kalo lo udah ngamuk. Bisa-bisa sekolah di ancurin nih'' ucap Milad dan terkekeh geli.
"Haha, lucu banget ya" sahut Elyon yang tengah memakan baksonya.
"Bacod" ucap Milad dengan wajah kesalnya.
''Gue gak minat. Paling juga mau mancing gue'' ucapnya seraya meng login permainan game onlinenya.
''Yailah, gue serius Rans. Emang lo gak kesel napa. Kakak kelas pada banyak yang ngelunjak sama lo. Padahal lo gak ngapa-ngapain perasaan'' ucap Milad dengan nada sewotnya.
Pasalnya selama ini dirinya sudah eneg akan kelakuan kakak kelasnya yang kerap kali menjelek-jelekan temannya dan merendahkan sahabatnya itu.
Iya akui untuk seukuran adek kelas, Rans terlalu berani karena sahabatnya itu pernah meninju salah satu anggota dari sekelompok kakak kelasnya yang merupakan notebenya sebagai kapten basket di sekolahnya.
Tentu saja hal itu membuat warga satu sekolah menjadi heboh dengan aksi brutal tersebut.
Apalagi kakak kelasnya tersebut tumbang begitu saja di depan khalayak ramai. Membuat nama Rans terkenal begitu saja di sekolahnya. Dan semenjak itu, Rans selalu saja di tantang atau di ajak duel oleh kakak kelasnya. Bahkan pernah sekali dirinya melihat kala Rans di jegat oleh kedua kakak kelas yang notabenya merupakan kawan dari orang yang pernah Rans tinju.
Walau tentu saja hal itu sama sekali tidak berpengaruh bagi seorang Adrans Jaquest. Dan oleh karena itu, Milad pun jadi semakin yakin bahwa Rans sangat mampu melawan kakak kelasnya tersebut, tanpa teman yang ia bawa.
''MILAD. OY'' ucap seorang gadis dengan suara melengkingnya.
Milad tersentak kala mendengar suara menggelegarkan tersebut yang memekakkan telinganya.
''Gila! Pelan-pelan kek kalo ngomong. Lo kan cewek!'' ucap milad seraya mengelus-ngelus telinganya yang terasa pengang akibat lengkingan suara tersebut.
''Gila-gila gini, gue jua Adek lo MILAD PRAMODOYONO'' ucap wanita tersebut sembari menaik dan menurunkan kedua alisnya.
"Emang gila fiks" desis Milad dalam hati.
''Mau apa lo? Mending lo pergi sana sebelum gue usir'' ucap Milad dengan tampang garangnya.
''Apaan sih. Gue kesini tuh mau ketemu Rans. Halo Bang Rans'' salamnya dengan genit.
Milad membulatkan matanya. ''Malu-maluin lo! Mending sekarang lo balik gih Na. Sebelum gue lempar lo dari sini!''semprot Milad kepada sang adek.
''Emang kenapa sih Bang. Rans aja biasa aja tuh di deketin gue. Kok lo yang ngegas sih'' protes Anna tak terima.
''Itu karena gue males ngeladenin lo'' sahut Rans tanpa mengalihkan tatapannya dari ponselnya.
Mendengar hal tersebut bukannya sakit hati Anna justru malah tergelak oleh ucapan sahabat kakaknya itu, entah kenapa dirinya sangat senang sekali menggoda lelaki yang bertampang datar ini.
Anna terkekeh geli. Well Anna akui Rans memang memiliki wajah yang sangat tampan, hingga membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung terpana.
Namun eitss jangan kalian pikir bahwa dirinya juga jatuh hati pada sahabat kakaknya tersebut. Meski Rans memiliki wajah yang tampan apalagi dengan kempot yang ada di pipinya jika laki-laki tersebut tersenyum. Namun Rans sama sekali bukan tipe idealnya. Karena jujur saja dirinya pun sudah memiliki pasangan yang jauh lebih membuat hatinya menjadi kelepek-kelepek dengan pacarnya itu.
''Aduh makin sayang gue sama Bang Rans.jadi pengen peluk'' ucap Anna dengan nada manja yang di buat-buat.
''Berisik lo Na. Nanti Rans marah berabe lo'' ucap Milad.
''Bacot ih Abang'' sahut Anna seraya melemparkan kuaci yang bekas dari mulutnya ke arah Milad yang seketika nembuat Milad langsung memelototkan matanya.
''ANNA'' belum sempat Milad mengeluarkan semburan api kemarahannya tiba-tiba suara seorang wanita memanggil nama adiknya.
Wanita tersebut melambaikan tangannya.
''Sini'' ucap Anna sembari melambaikan tangannya untuk memberikan kode kepada temannya agar mendekat.
''Nih es lo. Kata Mbok Lilo nanti Mie lo dianterin ke meja ini'' ucapnya seraya duduk di sebelah Anna. Tanpa mempedulikan seseorang yang sedang menatapnya.
'''Lo gak pesen?''
''Pesen kok. Sama kayak lo'' sahutnya dan menyengir lima jari.
''Eh bukannya lo cewek yang tadi pagi manggil si Rans ya?'' tanya Milad.
"Oh iya" jawab killa dengan ramah.
''Eh ngomong-ngomong kok gue gak pernah ngeliat lo perasaan, apa lo murid pindahan ya?'' tanya Milad dengan heran.
Anna berdecak sebal saat mendengar kata-kata Milad barusan.
''Lo yang katro Bang. Masa lo gak kenal sih sama Killa. Killa kan sering banget maju di lapangan, terus dia juga yang selalu ngikutin olimpiade ngewakilin sekolah kita. Anak emas ini gila! Nolep sih lo anju'' ucap Anna dengan wajah malasnya.
"Emang apa? Hehe sorry?" ucap Milad seraya menunjukan jari piacenya. Karena jujur saja dirinya benar-benar tidak mengetahui fakta tersebut, karena memang dirinya selalu tak hadir jika ada pengumuman-pengumuman di lapangan.
Apalagi di tambah dirinya yang senantiasa bergabung dengan Rans di setiap harinya, membuatnya semakin tak terlihat di permukaan sekolahnya. Karena sudah jelas Rans adalah orang yang bertipe menyendiri daripada pergi ke tempat-tempai ramai.
"Kalo gitu kenalin gue Milad dan ini temen gue Rans. Salam kenal" ucap Milad seraya menepuk bahu Rans yang berada disampingnya.
"Salam kenal juga. Gue Killa" sahut Killa seramah mungkin.
"Nah kalo yang di ujung sana namanya Elyon. Lo pokoknya jangan deket-deket sama dia, soalnya dia buaya darat" ucap Milad seraya menunjuk Elyon yang sedang mengantri makanan di ujung kantin.
"Jangan di dengerin Kill. Musrik lo dengerin dia" sahut Anna dengan wajah khas mencibirnya yang seketika membuat Milad menatap sinis adiknya tersebut.
Killa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kalian lucu" ucap Killa dengan tawanya yang membuat Milad seketika terpana akan tawa Keylin yang begitu manis menurutnya.
"Hehe bisa aja lo" ucap Milad yang masih salting dengan tawa Killa.
"Iwww sok malu-malu. Biasanya juga malu-maluin" celetuk Anna.
"Bisa diem gak sih lo. Dengkian aja hati Lo" sahut Milad saat momen manisnya di hancurkan sekejap saat mulut ember Anna mengeluarkan kata-katanya.
"Bang mulut lo! Pengen gue injek asli" Milad menggedikkan bahunya.
Killa tersenyum geli. "Ke kelas yuk. Gue belum ngerjain tugas dari Pak Etno, nanti di keluarin lagi" ajak Killa dan Anna pun mengiyakan.
"Yaudah gue pergi dulu. Dadah Bang Rans, dadah Milad ciii you" ucap Anna yang membuat Milad mengeluarkan ekspresi jijiknya.
"Najis" sembur Milad.
...
TBC