cerita ini hanya fiktif belaka
Jam pelajaran pertama hari ini langsung disuguhi dengan pelajaran killer, matematika.
Sudah seminggu gue pindah ke Jogja untuk bersekolah disini. Tidak ada hal istimewa pada awal awal masa sekolah gue ini. Hanya pada masa ospek saja gue disuguhi dengan sisi gelap dari sekolah ini.
"Farrel..hoi farrell..!" suara guruku membuyarkan lamunan gue. Guru matematika gue emang terkenal galak di sekolah ini.
"Tolong jawab pertanyaan temanmu itu," lanjutnya sambil menunjuk seseorang di meja di depannya. Kulihat sekilas, sepertinya Sasa. Temanku yg satu itu cukup pintar di kelas menurut gue, dan ia mengenakan jilbab yg menurut gue terasa pas di kepalana yg menampakkan wajah polos anak SMA.
"Ehh..boleh ke kantin, pak?" tanya gue memastikan ucapan guru gue.
"Iya sana cepetan pergi..tapi awas saja kalau kamu malah nggodain cewek cewek yg sedang olahraga," jawab guru itu sambil menatap gue tajam. Lalu dia tertawa. Seisi kelas ikut tertawa. Tak biasanya guru gue itu tertawa.
"Siapp..laksanakeun.." jawab gue sambil ngeloyor pergi, sebelum guru itu berubah pikiran.
Gue menyusuri koridor sekolah gue, sambil melihat ke arah lapangan. Memang sepertinya ada pelajaran olahraga yg berlangsung pagi itu. Sepertinya kelas sebelah. Gue berhenti sebentar untuk mengamati kerumunan orang orang di lapangan. Gue mencari apakah ada orang yg gue kenal, dan ternyata tidak. Tentu saja tidak karena gue juga belum punya banyak teman disini haha..
Gue menuju kamar mandi di ujung koridor. Saat akan masuk kamar mandi, gue berhenti. Gue teringat akan kejadian di kamar mandi pada saat gue ospek. Perlahan gue membuka pintu kamar mandi, dan memasang telinga gue, mendengar apakah ada suara suara aneh yg membuat jantung gue berdebar.
Gue langsung mencuci muka gue dengan kasar, mencoba membangkitkan semangat gue yg sedang down. Entah kenapa hari ini gue males banget untuk sekolah. Sempat terpikir untuk bolos, tapi gue teringat pesan orang tua gue. Mungkin kalo tidak terlalu mendesak, tak perlu bolos.
Setelah merasa cukup, gue keluar dari kamar mandi, dan mendapati Sasa juga baru saja keluar dari toilet cewek di sebelah toilet cowok.
"S-sasa..?"
"Kok sendirian? Biasanya kan kalo cewek ke kamar mandi selalu berdua. Itu udah kayak hukum rimba kan."
"Hahaha..hukum rimba apaan sih.."
ujarnya sambil tertawa. Parasnya yg cantik semakin terlihat saat dia tertawa seperti ini.
"Tadi sih gue ngajak temen, tapi kata Pak Agus kalo ijin ke toilet harus satu satu."
"Oh..gue kirain. Gue mau ke kantin nih..mau ikutan?"
"Heh..? Kan elo emang diijinin buat ke kantin, gue kan enggak. Ntar yg ada malah gue kena semprot sama Pak Agus."
"Yaelah..segitu takutnya sama guru ya?" Gue emang sedikit tak acuh dengan peraturan sekolah sejak SD. Gue emang dicap sebagai anak yg bandel, tapi gue tetap bisa menjaga sikap gue tergantung situasi yg ada.
"Udah dehh..ikutan aja. Gue traktir mau?"
Dia tampak berpikir sejenak.
"Tapi nanti kalo kena marah gimana..?"
"Udah ntar gue yg hadapin.." jawab gue berlagak keren.
"Bu, nasi soto satu, sama kopi anget 1..elo mau pesen apa sa?
"Ngikut aja deh..tapi aku minum jus jeruk aja."
Sembari menanti pesanan, kita mengobrol dengan asiknya. Ternyata dia orangnya enak juga diajak ngobrol. Padahal sebelumnya gue kira, orang pinter itu susah diajak ngobrol.
"Eh, elo belum pernah punya pacar sa?" tanya gue kaget. Cewek secantik Sasa belum pernah punya pacar? Pepet dah.
"Belum tuh..kenapa? aneh ya?" Sasa terlihat cemberut.
"Ya abisnya..cewek kayak elo masa' gak punya pacar..haha." Sasa menjitak dahi gue.
"Gak punya pacar bukan berarti gak laku yaa.." Kita pun tertawa bersama. Tak lama kemudian, pesanan kami pun datang.
-----------------------------------------------------------------------------
"Rell..?"
Gue pun menoleh. Saat itu bel sekolah telah berbunyi. Saatnya pulang sekolah. "Yaa?"
"Mmm..ntar malem sibuk nggak?"
"Kayaknya enggak deh. Palingan ngegame sama temen kosan. Kenapa?" jawab gue sambil mengingat jadwal gue sore ini.
"Jalan yuk..? Gue pengen main nihh.."
Waduh. Ngode nih kayaknya tuh cewek.
"Mau main kemanaa?" tanya gue lagi.
"Terserah dehh..yang penting ntar malem gue ga di rumah. Bosen tau malmingan di rumah mulu."
"Haha..makanya buruan cari pacar," ujar gue meledek. "Yaudah deh..ntar jam berapa?"
"Jam 7 an aja..jemput gue di rumah gue yaa.."
"Eh, emang rumah lo dimana?"
"Deket sini kok..daerah Sagan."
"Oh oke..ntar WA gue aja ya.." gue pun berbalik lalu ngeloyor pergi. Tak lama kemudian gue teringat sesuatu.
"Eh saa!! Gue lupa, gue nggak punya nomer lo," kata gue terkekeh.
"Huu..dasar cowok..bentar gue ambil hp dulu." Dia mengambil ponselnya di dalam tas. Saat dia menungging untuk mengambil ponselnya, pantatnya terlihat sangat menggoda. Memang tubuhnya sangat proporsional. Meskipun dia berhijab, namun gue bisa membayangkan apa yg ada di dadanya. Itu karena model hijabnya yg agak tipis dan hanya disampirkan ke pundaknya, membuat area dadanya dapat terekspos.
"Hehh..ngapain bengong? Lagi liatin apa sih?" Gue langsung memalingkan wajah, takut ketahuan kalo sedang mengamati tubuhnya.
"Eh sori sori..sini mana hpmu." Gue pun mengambil ponselnya dan mencatat nomer hpnya.
"Nih..ntar gue whatsapp yaa."
"Iya iya..dah ya gue mau balik dulu. Dahh."
Gue pun menuju parkiran, mencari mobil gue. Begitu sampai di dalam mobil, gue nyalain ac mobil gue dulu, lalu gue buka ponsel gue.
"OK Google..tempat kencan terbaik di Jogja."
Lalu munculah sederet tempat tempat kencan yg ada di Jogja. Sekilas tempat tempat itu tampak menarik, tapi kalo dilihat lihat lagi, terlihat banget kalo tempat itu untuk orang pacaran. Gue kan masih tahap pendekatan, yakali gue ajak ke tempat gituan. Gue mematikan ponsel gue dan menjalankan mobil gue menuju kosan.
Sesampainya di kosan gue langsung istirahat dan tanpa sadar gue mulai terlelap.
Gue terbangun dan melirik ke arah jam. Pukul 18.35. Lalu gue kembali tiduran di kasur. Entah kenapa gue merasa ada yg kelupaan. Gue mencoba mengingat ingat. Gue ambil ponsel gue, membuka catatan jadwal gue. Sepertinya nggak ada acara apapun. Lalu gue buka panel notifikasi gue, gue melihat ada puluhan chat Whatsapp yg belum gue buka. Seperti biasa ada chat dari temen temen SMP gue, lalu dari grup kelas SMA gue. Tapi diantara chat itu, gue melihat ada satu nama yg membuat gue teringat akan sesuatu.
"Anjinngg..gue lupaa..!"
Gue lupa kalo malem ini gue janji dengan Sasa untuk menemaninya jalan jalan. Gue langsung mengambil handuk dan bergegas mandi. 15 menit kemudian gue sudah siap dan langsung memacu kendaraan gue ke rumah Sasa. Betapa sialnya gue, kota Jogja saat malam minggu sungguh crowded. Gue lalu membuka Google Maps dan mencari jalan jalan kecil yg tidak macet. Padahal rumahnya dan kosan gue tidak terlalu jauh.
Bersambung.....